Chapter 3 : The Truth

6.5K 503 69
                                    

Aku mendengar suara burung saling bersahutan di kejauhan. Aku membuka mataku perlahan-lahan. Rupanya sudah pagi. Aku segera sadar bahwa aku harus pergi sekolah hari ini

"Apakah kamu sudah bangun?" tanya Jimin yang sedang melihatku dari kursi sofa

"Kurasa aku terlambat untuk pergi kesekolah"

"Tidak usah kau pikirkan itu, aku sudah mengurus segalanya"

"Apa maksudmu??" tanyaku bingung

"Kita off school hari ini"

"Tidak mau... aku harus masuk sekolah hari ini" jawabku memaksa

"Terlambat....!! Sekolah sudah mulai daritadi dan ijin kita sudah ada ditangan Yoo Seonsaengnim"

"Aku ingin pulang"

"Bukankah hari ini aku berjanji akan menceritakan semuanya kepadamu" kata Jimin dengan wajah dingin

Aku terdiam...

"Mandilah dulu. Aku akan menunggumu diruang makan"

Ini adalah pertama kalinya aku melihat desain kamar mandi yang sangat indah

"Kamar mandi ini luas sekali" kataku didalam hati

"Master Jimin sudah menunggu anda dirunga makan Nona" jawab seorang Butler yang tiba-tiba mengagetkanku begitu aku keluar dari kamar mandi

"Oh.. Tuan anda mengagetkanku" jawabku

"Maafkan saya... Anda bisa memanggil saya Jun saja"

"Saya akan menunggu Nona diluar ruang ini" kata tuan Jun sambil keluar dari kamar Jimin

Aku memakai piyamaku kembali. Tentu saja tidak ada baju yang bisa dipakai dirumah ini. Dan alasan kenapa aku memakai piyama adalah karena Jimin menculikku ketika aku terbangun dari mimpi burukku. Berjalan keluar dari kamar Jimin. Tuan Jun benar-benar menungguku

"Mari Nona... silahkan ikuti saja"

Aku mengikuti langkah tuan Jun. Lorong dirumah ini lebar sekali. Dindingnya tetap dipenuhi oleh ukiran bergaya abad pertengahan. Pilar-pilar yang menyangga rumah ini juga sangat besar. Ketika aku memasuki ruang makan, Jimin sudah duduk menungguku. Baju yang dia pakai sangat indah. Kemeja hitam dengan krah tinggi dan memakai blazer berwarna hitam senada dengan motif ukiran berwarna silver. Rambut silver Jimin tertata rapi belah samping. Aku merasa sedang berada pada jamuan makan formal melihat penampilan Jimin pagi ini

"Silahkan dinikmati" kata tuan Jun

Jimin masih belum mau berbicara. Aku dan Jimin menikmati sarapan pagi ini dalam kesunyiann

"Kenapa kamu memberiku mimpi???" kataku memecah keheningan

Jimin masih dingin dan tidak menjawabku

"Kenapa kamu mmberiku mimpi????!!!!" aku menaikkan suaraku

Jimin spontan melihat kearahku dengan mata abu-abunya yang indah. Aku menantang tatapan matanya. Ada begitu banyak pertanyaan yang harus aku ketahui jawabannya.....

"Kenapa kamu terobsesi sekali padaku??" tanya Jimin padaku

"Kamu selalu mengikutiku disekolah diam-diam" tambahnya

Aku kaget... aku merasa pipiku panas karena ketahuan mengikutinya

"Kamu yang membuatku menjadi terobsesi padamu. Kenapa kamu selalu memberikan mimpi-mimpi itu?" tanyaku lagi pada Jimin

"Nona Chaemi ikutlah denganku" kata tuan Jun tiba-tiba

"Kita akan kemana tuan Jun?" tanya ku penasaran

Blood Sweat and Tears [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang