Kini CRAG dan SIVA sedang berada di taman belakang sekolah. Rio membaca kertas dari Ify, kertas yang semalam menjadi perbincangan SIVA. CAG saling memandang satu sama lain, mencoba mencerna maksud tulisan tersebut.
"aku tak mengerti maksud dari semua ini" ucap Shilla saat sebelumnya mereka berdiam lama memikirkan maksud tulisan tersebut.
"ku rasa hantu ini punya hubungan sama Ify atau mungkin salah satu keluarga Ify" ucap Alvin
"hubungan? Tapi apa? Aku rasa aku tak pernah memiliki hubungan dengan hantu wanita itu" ucap Ify, Alvin mengangkat bahunya pertanda dia juga tidak tahu hubungan apa yang dimaksud itu?.
"DG? Apa mungkin ini nama inisial dari pembunuhnya ya?" pikir Gabriel, semua menoleh ke arah Gabriel.
"ehm, kalian kenapa pada lihatin aku kayak gitu? Ya aku tahu si wajah ku tampan tak tertandingi, imut tak tersaingi, dan manis tiada tara. Tapi nggak usah ngagumin aku sampai segitunya dong. Apalagi yang cowok" ucap Gabriel ngelantur entah kemana.
Pletak, pletak, pletak
Tiga hadiah berhasil ia dapat di kepalanya, CRA tak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini, sudah otaknya miring, jika berbicara ngelantur entah kemana, tapi mereka tak bisa mengelak jika Gabriel adalah anak yang pintar (minus bhs Jepang) terutama dalam memecahkan misteri.
Gabriel mengelus kepalanya yang mendapatkan jitakan cantik dari para sahabatnya itu. SIVA hanya terkekeh melihat ekspresi Gabriel yang seperti anak kecil yang baru di marahi ibunya.
"eh yang dibilang sama Gabriel kayaknya ada benernya juga, gimana kalau kita selidiki?" ajak Agni
"boleh, tapi gimana cara nyelidikinnya?" tanya Cakka
"kita cari daftar alumni sini di perpustakaan" saran Ify
"oke, aku setuju dengan ide mu itu"
***
SIVA sedang menyimak dongeng didepan. Bagaimana tidak bu Ira, dosen Sosiologi sedari tadi mendongeng soal perilaku sosial, penyimpangan sosial beserta saudar-saudaranya.
Shilla yang bisa dibilang paling gampang bosan di antara yang lain, mengketuk ketuk bulpoinya ke meja. Matanya tetap melihat ke arah bu Ira, tetapi pikirannya sudah tidak pada pelajaran.
Entah karena Shilla melamun atau apa bulpoinnya terjatuh, mau tak mau dia mengambilnya. Saat ia berjongkok untuk mengambil bulpoin tanpa sengaja ia melihat sosok gadis yang beberapa hari ini menghantuinya dan para sahabatnya. Hantu itu terlihat tengkurap di bawah bangku Irva sambil menatapnya, lidahnya menjulur panjang dengan belatung diatasnya. Shilla mengedipkan matanya beberapa kali biasanya dengan cara seperti itu hantu akan menghilang dari hadapannya.
Tapi sayang itu semua tidak berjalan sesuai harapannya.
"jangaaannnn" Shilla berteriak sangat kencang sambil menutup kedua matanya menggunakan kedua tangannya.
"Shilla? Kenapa kamu" tanya bu Ira.
"ehm eng enggak papa kok bu" ucap Shilla, kini wajahnya pucat pasi karena ketakutan.
"kamu sakit Shilla? Lebih baik kamu ke UKS saja. Agni tolong antar Shilla"
Agni mengangguk, kemudian dia membawa Shilla ke UKS.
Via dan Ify hanya saling tatap sepertinya mereka berpikiran sama terhadap apa yang dialami Shilla barusan.
***
Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. CRAG sudah ada di lorong dekat bekas ruang musik sambil menunggu kedatangan SIVA. Mereka sengaja memilih lorong tersebut karena jarang atau bahkan tidak mungkin ada orang yang melewati lorong tersebut."lama banget mereka" kesal Cakka, ia memang paling benci yang namanya menunggu.
"sabar, tuh mereka" ucap Rio.
"hai, maaf lama" ucap Via.
"nggak papa kok santai aja" kata Alvin.
"santai santai, dari tadi aku digigitin nyamuk tau nggak" ucap Cakka.
"udah udah, gimana kita jadi nih cari daftar alumni sini?" tanya Ify.
"jadi Fy, eh Shill kok muka mu pucat seperti baru terjadi sesuatu yang mengerikan saja" ucap Gabriel yang melihat wajah pucat Shilla.
"nggak tau tuh, tadi Shilla teriak di dalam kelas. Terus bu Ira kira Shilla sakit karena dia tadi pucat banget. Akhirnya aku di suruh membawa Shilla ke UKS tapi saat di sana dan aku bertanya kepadanya kenapa dia menjerit dia hanya menggeleng" jelas Agni
"memangnya ada apa sih Shil?" tanya Rio
Seperti yang dikatakan Agni sebelumnya Shilla hanya menggelengkan kepalanya.
"yaudah kalau kamu belum siap cerita nggak papa kok" ucap Iyel sambil menepuk pundak Shilla beberapa kali.
'aku belum siap cerita semuanya, aku nggak akan sanggup' batin Shilla.
***
Yeee ceritanya udah di lanjut nih. Maaf ya kalau ngaret, maklum lah aku buntu ide soalnya.
Next or no nih 😂
Jangan lupa vomennya 😇
![](https://img.wattpad.com/cover/89792624-288-k265154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Ruang Musik
Mystery / ThrillerUniversitas Erlondara adalah universitas yang amat terkenal dikotanya. Tapi siapa sangka jika kampus terkenal ini menyimpan suatu hal yang misterius. Rio, Cakka, Alvin, Gabriel, Shilla, Via, Agni, dan Ify mahasiswa baru yang memiliki kelebihan diban...