Sebelumnya
Tiba-tiba suasana menjadi tegang, lampu gantung yang tadi hanya diam tiba-tiba bergerak kesana kemari kemudian lampu tersebut mati.Shit, Gabriel mengumpat melihat kejadian yang barusaja menimpanya juga teman-temannya. Gabriel mencari-cari senternya, sial senternya tak ada padanya mungkin ia meninggalkan di salah satu tempat yang ada di sini.
"Gab, aku takut" lirih Shilla
"tenang Shill" ucap Agni sambil memeluk Shilla, ia tahu bahwa Shilla takut dengan gelap.
Hihihihihihi
***
Cakka, Gabriel, Agni, dan Shilla mengedarkan pandangan mereka saat mereka mendengar suara kikikan wanita yang tinggi. Tiba-tiba saja Shilla melangkah mendekati jendela yang gordenya sedari tadi terbang karena tertiup angin kencang. Tapi tidak ada yang tahu kalau Shilla sudah tidak ada disekitar mereka.
Suasana semakin mencengkam saat tiupan angin meniup tengkuk mereka masing-masing. Bulu kuduk berdiri seketika. Agni yang terkenal dengan julukan gadis tomboi dan tidak takut dengan apapun seakan lenyap begitu saja. Agni memeluk tangan yang ada disampingnya, ia pikir itu adalah tangan Shilla.
"Shill, aku takut" ucap Agni, ia tak berani menutup matanya walau hanya untuk berkedip saja dia enggan. Meski tak ada perbedaan saat ia membuka matanya dan menutup matanya. Sama-sama gelap.
"Ag, ini aku Cakka bukan Shilla" ucap Cakka, Agni melepas rangkulannya saat ia tahu bahwa orang yang sedari tadi digandengnya bukan Shilla tapi Cakka.
"Shilla mana? Shill Shillaa" teriak Agni, tetapi tak ada sautan dari Shilla.
"kenapa Ag? Bukannya Shilla ada disamping mu? " tanya Gabriel.
"nggak ada Yel, yang ada cuman Cakka. Nggak tahu Shilla kemana" ucap Agni.
"ah jangan ngaco deh, jelas-jelas tadi Shilla berdiri disamping kamu" ucap Gabriel tak percaya dengan perkataan Agni.
"aku serius Gabriel, kalau Shilla ada di samping aku kenapa aku teriak manggil namanya coba" ucap Agni.
Gabriel langsung terdiam mencari akal bagaimana caranya ia bisa menemukan Shilla di tempat gelap seperti ini. Ia yakin bahwa Shilla masih ada disini, Shilla tak mungkin keluar saat keadaan gelap. Karena Shilla takut gelap.
"ah iya senter hp" gumam Gabriel, ia langsung mengambil hpnya dari saku celana depan dan menyalakan senter.
"guys ambil hp kalian dan nyalain senternya. Kita cari Shilla, aku yakin Shilla masih ada di dalam sini"
Cakka dan Agni langsung mengambil hp mereka dan menghidupkan senternya. Kemudian mereka mencari keberadaan Shilla.
"Shill Shillaaa, kamu dimana?"
*****
Rio, Ify, Via, dan Alvin mengurungkan niat mereka untuk kembali ke perpustakaan. Itu semua karena Via yang ingin ke kamar mandi, tak ingin terjadi apa-apa pada Via seperti Ify sebelumnya. Rio dan Alvin memutuskan untuk menemani Sivia, dan Ify ke kamar mandi.
"udah nggak usah, kalian langsung ke perpustakaan aja. Nanti kita nyusul" ucap Via, meminta agar mereka berdua tidak menemaninya kekamar mandi. Bukan karena apa, ya Via hanya merasa risih saja."udah nggak usah bantah. Kita anterin kamu ke kamar mandi, kalau kamu kenapa-napa kaya Ify tadi gimana hah?" ucap Alvin sedikit marah karena gadis di hadapannya ini sama sekali tak mau mendengar nasihatnya.
"iya iya terserah" ucap Via kemudian, capek juga terus terusan debat.
Via langsung memasuki kamar mandi saat mereka sudah berada di sana. Ify, Alvin, juga Rio berjaga-jaga didepan.
"Fy, kamu nggak papakan?" tanya Rio memastikan.
"nggak papa kok Yo, ini pertanyaan mu yang ke 20 kali. Dan aku tetap menjawab dengan jawaban yang sama" ucap Ify sambil terkekeh.
Rio juga ikut tertawa melihat tawa Ify yang begitu manis dan polos. Entah kenapa Rio seperti ingin melindungi gadis itu, semenjak kejadian sejam lalu. Alvin yang melihat ada kedekatan diantara Rio dan Ify hanya tersenyum simpul. Baru kali ini ia melihat Rio tertawa lepas tanpa beban seperti itu, sebelumnya Rio hanya tersenyum miring dan pasti senyum itu menyimpan beribu misteri.
Tiba-tiba seluruh ruangan berkabut putih, entah dari mana asal kabut itu. Intinya kabut itu sudah menghalau pandangan mereka. Terlebih kabut itu seperti gas air mata yang membuat mata mereka perih dan tak bisa melihat sama sekali.
"woii, ini kok ada kabut sih. Perih lagi nih mata" ucap Via ketika ia baru saja keluar dari kamar mandi.
Kabut putih tadi lama kelamaan berubah menjadi lingkaran hitam. Seperti spiral, lingkaran hitam itu terus berputar. Saat mereka berempat ingin pergi dari sana, tiba-tiba saja lingkaran hitam tadi menyedot mereka semua kedalam.
"aaaaahhhhh"
****
Ayah Ify merasa resah saat anaknya itu tak kunjung pulang, padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 02.43 dini hari. Tapi anaknya tak juga tiba di rumah. Tidak hanya ayah Ify saja yang resah tetapi juga seluruh orang tua CRAG dan SVA. Mereka semua kini ada di rumah Ify, karena mereka berpikir anak-anaknya ada di rumah Ify. Seperti biasanya.
"sekarang bagaimana ini pak Umari" tanya pak Aziz, papa Sivia.
"iya pak, bagaimana cucu saya. Sudah dari tadi ia tak pulang" ucap pak Jo, kakek Alvin.
"tenang bapak-bapak semua. Saya tahu anda semua khawatir dengan anak anda begitupun dengan saya. Sekarang begini saja bagaimana kalau kita menyusul anak kita ke sekolah. Bukannya tadi ayah Cakka bilang kalau Cakka pamit ke sekolah. Itu berarti, Ify, Via, Alvin, Rio, juga Gabriel pasti ada disana" usul ayah Ify. Semua ayah CRAG dan SVA mengangguk mengiyakan.
"tapi sebaiknya kakek Jo, disini saja istirahat. Nanti kakek kenapa-napa" ucap pak Haling, Ayah Rio.
"tidak, saya mau mencari cucu saya" tolak kakek Jo.
"baiklah"
Ayah CRAG dan SISA kini berangkat menuju sekolah mencari anak mereka disana.
###
sorry ngaret, maklumin lah lagi sibuk soalnya.
Gimana nih part ini tegang nggak? Kalau enggak ya maaf, maklumin aja lah aku emang gk bisa buat cerita misteri kayak ginian. Hehe
Jangan lupa voment ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Ruang Musik
Misterio / SuspensoUniversitas Erlondara adalah universitas yang amat terkenal dikotanya. Tapi siapa sangka jika kampus terkenal ini menyimpan suatu hal yang misterius. Rio, Cakka, Alvin, Gabriel, Shilla, Via, Agni, dan Ify mahasiswa baru yang memiliki kelebihan diban...