Pak Umari menatap anak gadis satu-satunya itu dengan tajam. Harus dengan cara apa lagi agar anaknya itu bisa mematuhi dirinya. Sudah berulang kali ia katakan bahwa Ify harus berhenti mengurus-urusan konyol seperti itu. Yang seharusnya Ify lakukan saat ini adalah fokus dengan kuliahnya yang sebentar lagi akan naik ke semester 2 bukan malah mengurus hantu yang tidak penting itu.
"papa ingetin sekali lagi sama kamu, jangan sekali-kali kamu berurusan sama hal-hal kayak gitu. Itu nggak penting tau Fy" ucap pak Umari, ia berusaha mengontrol emosi agar tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas untuk Ify.
Ify hanya terdiam, kepalanya ia tundukkan sebagian rambut panjangnya menutupi wajah tirusnya. Ia tak berani menatap pria baya itu saat ini, karena ia tahu bahwa papanya sedang menatapnya penuh amarah.
"kamu bisa sayang? Fokus sama kuliah kamu jangan mengurus hal yang tak penting itu. Paham" ucap pak Umari lembut sambil mengusap halus rambut Ify. Ia tak mau anaknya akan benci padanya hanya karena hal sepele ini. Sejujurnya ia juga tak menginginkan anaknya memiliki kelebihan dibanding manusia normal lainya, karena itu bisa membahayakan putrinya suatu hari nanti.
Untuk itu ia menentang keras Ify melakukan hal yang tak bermutu itu. Ia hanya ingin Ify baik-baik saja.
Ify mengangguk lemah, ia bingung harus melakukan apa. Membantah? Jangan harap ia masih dianggap keluarga Umari, jika ia membatah papanya.
Dengan langkah gontai Ify berjalan menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya.
🐞🐞🐞
Via sedang berada dirumah Agni saat ini, entah kenapa ia sedang malas untuk melakukan pekerjaan. Terlebih saat ia mengetahui kondisi Shilla saat ini. Gadis itu bukannya membaik malah semakin menjadi-jadi. Segitu kuat kah roh halus yang bersemayam ditubuh Shilla?
Pyaarrrr
Hanya dengan menatap gelas yang ada di atas meja kemudian memfokuskan pikirannya dan membuat gelas itu seolah-olah patuh dengan perintahnya. Sekali tatap saja gelas itu sudah menjadi beberapa bagian. Ini adalah kelebihan Via yang lain.
"Vi... Aku tahu kamu marah, tapi jangan semua barang ku kamu pecahin. Lihat nih kamar ku seperi kapal pecah" kesal Agni, keadaan kamarnya sangat memprihatinkan.
"aku capek Ag menghadapi semua ini. Aku berhenti"
🐞🐞🐞
Satu minggu telah berlalu, itu artinya sekarang adalah waktu mereka mengupas satu-persatu misteri dikampus mereka selama ini, tepatnya ruang musik.
Disana sudah ada Alvin, Rio, juga Agni yang menunggu di tempat yang sudah mereka tentukan sejak awal.
Alvin memejamkan matanya erat, ia merasa bahwa ada seseorang yang akan datang nanti, entah kapan dan siapa orang itu.
Tak lama Gabriel dan Cakka sudah hadir disana, tempat pertama yang sudah mereka tentukan. Gudang.
"Ify sama Via mana Ag?" tanya Gabriel, yang lain mengedarkan pandangan disekelilingnya. Mereka baru sadar bahwa dua gadis itu belum tiba.
"Via bilang dia capek, dia mau ngundurin diri. Dia nggak mau berurusan sama hantu lagi" jawab Agni, ia ingat semalam Via mengatakan hal itu padanya.
"Ify?"
"dia dilarang keras oleh papanya, kata papanya itu hanya membuang-buang waktu saja" jelas Agni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Ruang Musik
Mystery / ThrillerUniversitas Erlondara adalah universitas yang amat terkenal dikotanya. Tapi siapa sangka jika kampus terkenal ini menyimpan suatu hal yang misterius. Rio, Cakka, Alvin, Gabriel, Shilla, Via, Agni, dan Ify mahasiswa baru yang memiliki kelebihan diban...