14

1.3K 74 5
                                    

WARNING!

Yang lagi baca ini dianjurkan untuk tidak sedang makan atau hanya sekedar ngemil. Habisin makanan kalian dulu/taruh cemilan kalian. Aku nggak tanggung jawab kalau kalian mau muntah di partnya Shilla. Dan buat yang lainnya, tahan diri kalian ya saat membaca partnya Shilla. Aku kasih bocoran dikit, intinya dipart Shilla nanti ada organ-organ manusia yang dimakan sama hantu yang ngurung Shilla. Buat yang nggak kuat nggak usah maksain buat lanjut baca, tapi yang tahan/nekad oke silahkan.

Via sedang mengikuti kelas tambahan ini semua karena nilai kuis Via 2 minggu yang lalu mendapat nilai dibawah rata-rata. Karena itu dosennya meminta untuk mengikuti kelas tambahan bersama beberapa temannya yang lain yang berbeda fakultas dengannya.

Awalnya Via mengerjakan soal yang diberi Bu Erna dosen geografi itu dengan mudah tanpa hambatan apapun. Lantas apa yang membuat gadis itu mendapat nilai jelek saat kuis? Jawabannya sederhana saja itu karena ia tak belajar sedikit pun tetapi fokus ke hantu itu.

"ssttt diem berisik tahu nggak" marah Via tertahan.

Siapa lagi kalau bukan para hantu yang bersemayam di kelas Via. Tapi ada yang aneh dari bisikan-bisikan yang didengarnya. Jika biasanya ia mendengar bisikan minta tolong, menjerit, menangis, tertawa, dan sebagainya. Tapi ini....

'dasar pengecut, kau dan teman-teman mu itu pengecut. Baru satu langkah saja sudah mundur. Hahahaha pengecut'

"aarrggghhsss diem!!!" teriak Via tak terkendali.

"Sivia, kenapa kamu teriak-teriak? Ada yang salah?" tanya bu Erna.

Via menggeleng "nggak papa bu"

"baik lanjutkan mengerjakan soal mu, semuanya juga"

*****

Cakka sedari tadi hanya memainkan rubiknya saja, kelas kosong hari ini karena pak Bambang dosen yang mengajar sakit. Cakka melirik Alvin yang duduk tak jauh disampingnya, ia berpikir bahwa lelaki itu sedang melamun.

"ehemm, Vin? Alvin?" panggil Cakka, tetapi yang dipanggil tidak menyaut ataupun menoleh.

Rio dan Gabriel yang mendengar suara Cakka memanggil Alvin lantas menoleh kebelakang.

Rio menatap Alvin kemudian menoleh ke Gabriel seolah bertanya 'kenapa dia?' dan Gabriel menanggapinya dengan mengendikkan bahunya.

"sstt Vin, Alvin.. Dalvin Edgard! Kuping kau tuli hah?" teriak Gabriel yang duduk tepat di depan Alvin.

"apa sih kamu Yel, ya kuping ku masih normal lah tak perlu kau teriak segala. Sakit kuping ku ini" marah Alvin sambil mengusap kupingnya.

Cakka, Rio, dan Gabriel melengos mendengar perkataan Alvin barusan 'kalau tidak tuli terus apa namanya budeg?' pikir mereka.

Drtt... Drtt...

Gabriel mengambil ponselnya dari dalam tas, ia mengetik 4 digit kata sandi. Saat dibuka ternyata ada pesan dari Shilla.

Shilla

Kaka minta kamu dan teman-teman mu juga teman-teman Shilla ke rumah sepulang dari kampus. Ada hal penting yang harus kakak bicarakan.

Christ kakak Shilla

"siapa Yel?" tanya Alvin.

"Christ, kakaknya Shilla" jawab Gabriel.

"hah? Emang dia tau no kamu?" tanya Rio.

"enggak dia sms lewat hpnya Shilla. Nggak tau gimana dia tahu kalau gue temennya Shilla mungkin papa Shilla yang beri tahu" ucap Gabriel.

Misteri Ruang MusikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang