"Tha!"
"Artha!"
"Artha Chirsthalia Luois!"
"APA?!"
"Masakin gue dong." Deri menggoyang-goyangkan badan Artha. Lagi.
"Masak sendiri." Artha menenggelamkan kepalanya di bantal.
"Lapar. Adek macam apaan nih? Abangnya lapar bukan nya di masakin malah di suruh masak sendiri." Artha mendengus, dia menatap dengan tatapan membunuh ke Deri.
"Dek." Artha gusar. Akhirnya dia bangun dari tidurnya.
Jam 2 pagi Deri membangunkan nya, karena lapar. Oh, jangan lupa dia juga baru saja pulang dari club, dan bau alkohol yang menyeruak dari badannya. Jangan heran Deri adalah Abangnya yang paling blansak, jadi ya gitu. Pergi pagi pulang subuh, dan kalau dia lapar pasti Dia akan membangunkan Artha. Tidak mungkin dia membangunkan Sarah, kalau dia membangunkan Sarah pasti Dia akan di kunci di kamar selama seminggu penuh dan tidak boleh kemana-mana. Paling parah uang jajan di potong 75%.
"Nih." Artha meletakan piring berisikan telur dadar yang masih panas ke atas meja.
"Makasih adek ku tersayang." Artha tidak menghiraukannya, dia langsung berjalan melewati Deri.
"Mau ke mana?" Tanya Deri sambil menahan tangan Artha.
"Ngantuk." Artha menghempaskan tangan Deri.
"Eh, temenin gue." Artha mendengus lalu memutar matanya malas.
"Sendiri napa."
"Tatut." Artha menatap malas Abang ke dua nya itu. Memang badan laki, sok-sok an pulang malam, subuh maksudnya. Tapi aslinya paling penakut.
"Dek." Artha akhir nya duduk di samping Deri. Artha menopang wajahnya dengan sebelah tangannya, sayup-sayup matanya hampir tertutup. Sampai akhir nya gadis itu tertidur, suara dengkuran halus terdengar.
"Ck, tidur." Deri geleng-geleng, dia menyelesaikan makan nya kemudian mencuci piring yang tadi di gunakan nya.
"Heh!" Artha mengerjap.
"Udah?" Deri hanya berguman.
"Naik." Karena nyawanya belum terkumpul semua, Artha hanya mengikut dia naik ke atas punggung Deri dan tertidur kembali di punggung Kakak nya itu.
"Mal-subuh adiku." Deri mengelus rambut panjang Artha, dia lalu berjalan ke arah connecting door yang ada di kamar Artha yang menuju langung ke kamarnya.
***
Pagi menjelang, erangan kecil terdengar dari Artha. Mata gadis itu mengerjab, sinar matahari yang terang membuat mata nya melotot seperti mau keluar. Dengan satu kata yang di teriaki nya.
"TELAT!"
Artha sedang dalam perjalanan menuju sekolah sekarang, pintu gerbang sudah di tutup. Jadi dia memutuskan untuk melompat dari pagar belakang sekolah, tapi sebelumnya dia memarkirkan mobilnya di kafe yang berada di depan sekolah kemudian berjalan dengan santai atau mungkin sangat santai menuju belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANSA
Teen FictionJudul sebelumnya: Story Of Troublemaker Girls SMA Pelita Bangsa. Defisini Troublemaker mungkin adalah mereka. Iseng dan sering melanggar aturan, bolos bukan lagi hal tabu bagi mereka. Bahkan guru saja mereka jahili. Siapa yang tidak mengenal mereka...