Pagi menjelang Artha menggeliat dalam tidur nya.
"Masih ngantuk." Artha menarik selimut sampai menutupi kepalanya.
"Ck, anak gadis kok lama banget bangun nya? Artha bangun!" Sarah menyibakan selimut yang di gunakan Artha.
"Masih ngantuk, Ma." Artha kembali meringkuk di kasur.
"Bangun." Sarah menarik tangan Artha, sampai gadis itu terduduk. Satu sentakan lagi dan gadis itu pun berdiri. "Sana mandi!" Sarah mendorong anak gadis satu-satunya itu ke dalam kamar mandi.
Setelah nya baru dia ke kamar Deri untuk membangunkan anak kedua nya itu.
***
"Pagi." Sapa nya saat di meja makan.
"Pagi juga, sayang." Sarah membalas sapaan Artha.
"Papa sama Abang mana?"
"Papa katanya ada meeting di kantor, jadi perginya cepat. Abang-abang kamu kayanya masih ada di kamarnya." Artha mengangguk sambil menyendokan nasi goreng ke dalam mulut nya.
"Pagi semua." Deri datang dengan cengiran lebar nya, dia duduk di samping Artha.
"Pagi adiku yang paling cantik." Setelah menyapa, tangan Deri melayang ke punggung Artha memukulnya dengan sedikit keras sampai Artha tersedak, kemudian terbatuk keras.
"ABANG!" Deri cuma menyengir dengan wajah tanpa dosa nya.
"Deri! Kamu itu adeknya lagi makan kok malah di gituin!" Sarah memarahi anaknya itu, Deri masih saja terus menyengir. Terlihat tidak ada raut bersalah di wajahnya.
"Abang rese!" Setelahnya Artha berdiri kemudian pergi dari ruang makan.
"Ad-uh duh..sakit Ma." Rengek Deri karena Sarah menjewer telinga nya.
"Kamu itu setiap pagi kerjaannya gangguin adek kamu terus, ya. Nakal kamu!" Sarah mengencangkan jeweran nya pada telinga Deri, sampai Deri berteriak keras.
***
Artha baru saja menginjakan kakinya di koridor sekolahnya. Dengan santai gadis itu berjalan, sesekali bersiul.
Dari kejauhan Artha melihat Ray tepatnya Ray dan seorang gadis yang membuat Artha begitu tidak menyukai nya. Mereka sepertinya sedang berbincang akan sesuatu yang lucu, sampai Sarah terkikik.
Artha menyinggungkan senyum sinis saat melintas di depan Sarah, lalu berjalan dengan sedikit mengibaskan rambutnya.
"Tha, katanya kita rapat Osis nanti setelah pulang sekolah." Ucap Noria saat Artha baru saja duduk di kursinya.
"Hm," Artha berguman. "Udah di mulai ya?"
Ketiga temannya yang lain mengangguk dan tersenyum miring, Artha juga tersenyum sambil mengangguk.
"Berapa hari?" Tanya Artha sedikit berbisik.
"Dua, hari pendekatan. Besok nya hari yang di tunggu, gue pengen banget lihat ekspresi tuh anak. Pasti ngakak." Ucap Alisyah dengan semangat. Ray dan ketiga temannya tidak ada di kelas. Mereka baru saja melaksanakan sesuatu yang sangat penting.
Artha sekali lagi mengangguk. Lalu keningnya berkerut. "Gue yang lupa atau baru ingat kalau hari ini ada pr kimia." Ucap Artha lumayan keras. Seketika kelas hening. "Kok diam?"
Lalu tiba-tiba banyak yang berteriak histeris.
"Gue lupa!"
"Kok gue nggak ingat kalau ada pr!"
"Siapa yang sudah kerjain, nyontek dong!"
"Elah, sabar bentar! Gue minjam duluan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANSA
Teen FictionJudul sebelumnya: Story Of Troublemaker Girls SMA Pelita Bangsa. Defisini Troublemaker mungkin adalah mereka. Iseng dan sering melanggar aturan, bolos bukan lagi hal tabu bagi mereka. Bahkan guru saja mereka jahili. Siapa yang tidak mengenal mereka...