Prolog

110K 4.7K 172
                                    

"1..2..3.."

"Aaaaaaa!"

"Hahahahaha."

"Artha, Noria, Syahna, Alisyah! Kalian ke ruang kepala sekolah sekarang!" Ucap Bu Cecil, guru paling tebal make up nya.

"Males ah Bu. Tempat lain lah, ruang kepala sekolah mulu." Protes Artha.

"Iya Bu. Cuma kecoak di dalam tas saja Bu. Gak usah marah-marah." Ucap Alisyah masih setengah tertawa.

"Iya bu. Ntar make up Ibu luntur lho." Ucap Alisyah sambil menunjuk wajah bu Cecil.

"Luntur." Bu Cecil dengan cepat mengambil alat make up nya yang ada di dalam tas miliknya, dengan cepat menyapukan bedak ke wajahnya. Saat Bu Cecil sedang sibuk dengan make up nya, Artha dan kawan kawan nya memberi isyarat lewat mata, setelah mengerti mereka berempat langsung mengambil ancang-ancang.

"Lariiiii...!"

"Heh! Jangan lari kalian!" Teriak Bu Cecil, yang baru sadar kalau keempat orang yang akan di hukum nya sudah lari.

***

"Huh! Syukur lolos dari guru yang bedak nya kayak tepung tapioka." Ucap Syahna sambil mengatur nafas nya.

"Iya. Jadi haus nih, kantin yuk." Ucap Artha.

"Kuy!" Seru 3 temannya yang lain.

"Bang jus jeruk 4 ya." Alisyah memesan jus jeruk ke Pak Dudung. Pak Dudung mengangguk, setelah memesan jus barulah Dia ikut bergabung bersama teman-teman nya. Mereka duduk di meja yang memang di khusus kan untuk mereka berempat.

"Tuh guru makin lama makin tebal aja ya make up nya." Ucap Artha.

"Iya udah kaya adonan kue aja." Ucap Syahna.

"Ini neng minumnya." Ucap Pak Dudung dan meletakan minuman pesanan Artha dan yang lainnya.

"Makasih pak." Ucap mereka serempak. Pak Dudung mengangguk dan berjalan menjauh dari meja yang di duduki Artha beserta teman-teman nya.

"Nyawa gue selamat." Ucap Artha setelah meminum jus pesanannya.

"Emang siapa bilang nyawa lo gak selamat sih Tha?" Noria ikut meminum jus miliknya.

"Mungkin nyawa nya nyangkut di pohon mangga belakang sekolah." Ucap Alisyah sambil terkikik.

"Shutt, jangan ribut." Ucap Artha berdesis.

Brak!

Syahna menggebrak meja.
"Katanya ada anak baru woy!"

"Apa? Siapa? Mengapa? Dimana? Kenapa? Bagaimana?"

"Itu mah 5W+1H, Artha." Ucap Syahna sambil memutar bola matanya.

"Kan biar lengkap gitu," Ucap Artha sambil cengengesan. "Lo tau dari mana kalau ada anak baru?"

"Kalian kudet banget sih." Ucap Syahna.

"Paket gue habis belum minta di emak." Ucap Alisyah menunjukan hape miliknya yang tidak memiliki kuota.

"Lo kere amat sampe gak punya paket." Ucap Artha, Alisyah cuma nyengir.

"Tapi beneran ada murid baru, tapi besok bukan hari ini." Ucap Syahna.

"Ooo.. Kan masih besok. Cowok apa cewek?" Tanya Artha antusias.

"Gak tau? Lihat besok lah. Dan katanya ada 4 orang pokoknya."
Ucap Syahna lagi.

"Banyak amat 4 orang." Ucap Noria sambil berdecak.

"Mana gue tau. 'Kan sekolah bukan gue yang punya." Ucap Syahna, Dia meminum jus miliknya yang tinggal setengah.

"Emang bukan punya elo, tapi punya om elo." Ucap Alisyah.

"Hehe." Syahna menyengir.

Kring!

Lonceng tanda berakhirnya pelajaran berbunyi.

"Gue balik ya. Byeee my hunny bunny swety." Ucap Artha.

"Bye juga sayang khuuu." Ucap mereka bertiga serempak. Artha lalu berjalan ke arah Pak Dudung guna mengambil tas miliknya yang tadi sempat di titipkan nya di situ. Setelahnya barulah dia menuju parkiran dan pulang ke rumahnya.

***

"Mama ku tersayang anakmu yang cantik ini pulang!" Teriak Artha begitu sampai Dia sampai di rumahnya yang megah itu.

"Woy gak usah toa juga." Ucap Derian atau Deri kakak laki laki Artha.

"Eh! Bang udah di rumah aja lo."

"Artha."

"Lupa Mah. Udah pulang kuliah ya abang ku tersayang." Ucapnya sambil menoel pipi Deri yang sedang duduk di sofa sambil menonton.

"Gak liat apa?! gue ada dirumah ya berarti udah pulang lah!"

"Derian."

"Eh! Iya mah." Deri menggaruk tengkuknya.

"Makanya kalo ngomong yang bener. Wleek!" Ucap Artha sambil memeletkan lidah nya. Dia langsung lari ke kamarnya yang ada di lantai dua rumah megah milik keluarganya itu.

"Kok gue bisa punya adek kaya gitu. Nasib-nasib." Derian geleng-geleng melihat tingkah adiknya itu.

"Derian."

"Eh! Enggak kok mah becanda." Ucapnya sambil menunjukan tanda perdamaian ke mama nya, yang sekarang sedang berkacak pinggang di depannya.

***

Ansa (4)

Artha.Chris.L: Woy

Noria.Vero.A: Pa an?

Syahna.Cara.W: Pa an? (2)

Alisyah.Risti.G: Pa an? (3)

Artha.Chris.L: Kita harus ngerjain anak-anak baru itu besok, jadi semua harus sudah beres besok.

Alisyah.Riti.G: Ok.

Noria.Vero.A: Gampang itu mah.

Syahna.Cara.W: Oce-oce.

Artha merebahkan badan nya di atas kasur kong size milik nya."Huh, kira-kira siapa ya anak barunya?" Ucap Artha sambil menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih itu. "Jadi kepo."











. . .

Mulai dari sini semua sudut pandang akan di alihkan ke orang ke tiga, alias Author.

Jadi semua pov yang sebelumnya ada sudah di cerita ini akan di tiadakan dan di rubah ke sudut pandang Author.

Kemungkinan akan ada tambahan part penjelas.

Dan ada beberapa hal yang di rubah. Kebanyakan nama tokoh akan di ganti

Itu aja selamat membaca.....

[Editing]

ANSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang