Enam : Rencana Ray

38.6K 2.4K 67
                                    

Setelah hampir satu jam Ray dan yang lainnya menunggu mobil mereka yang sedang di cuci, kejahilan yang dilakukan oleh Gang ANSA sangat berpengaruh pada mobil mereka berempat. Bahkan noda lipstik yang dikira dengan mudah untuk di hapus ternyata sangat sulit untuk hilang. Terutama pada mobil putih milik Raka.

"Gue balik duluan ya." Reval melajukan mobilnya menjauh dari tempat pencucian mobil itu, tersisalah Ray sendiri yang menunggu mobil nya yang sedang di cuci.

Sebenarnya dirinya dan yang lain tidak ingin pindah dari sekolah lamanya, tapi mereka terlalu sering di ganggu oleh fans-fans fanatik mereka. Kalau kagum secara bisa sih enak. Lah ini, pernah sekali Ray meminum teh kotak yang tentu saja kalau sudah habis akan di buang di tempat sampah, tapi Ray tidak bisa melakukan nya. Karena jika Ray membuangnya ke tempat sampah, para fans nya pasti akan berebut tempat sampah itu hanya untuk teh kotak yang tidak ada isinya lagi.

Terkadang Ray sampai bergindik ngeri jika ada yang sampai jambak-jambakan hanya untuk berebut hal yang tidak penting itu.

Drttt drttt

Hana degaran: Yang, temanin aku beli novel dong.

Raynaldi.A.D: Iya, 30 menit lagi aku ke sana.

Hana degaran: Thanks ya sayang.

Ray tersenyum kecil sambil menatap layar hape nya, biar saja orang mau bilang Dia gila atau apa. Yang terpenting Dia sedang bahagia karena mendapat sms dari pacarnya. Iya, ingat tadi pagi saat di tanya mereka sudah punya pacar belum? Mereka serempak menjawab 'sudah'. Hana Degaran nama gadis itu. Dia manis dan murah senyum juga ramah, gadis yang mampu membuat Ray jatuh ke dalam pesona nya.

Setelah membaca pesan dari Hana, tepat saat itu juga mobil miliknya telah selesai di cuci. Mobil berwarna merah itu semakin mengkilat ketika terkena sinar matahari. Ray sama sekali tidak berniat pulang, karena Dia selalu membawa baju di dalam mobilnya jadi Dia hanya perlu mencari tempat yang agak sepi untuk berganti baju. Setelah nya Dia hanya memakai banyak parfum untuk menyamarkan bau keringat nya.

Ketika sampai di depan kediaman keluarga Degaran, Ray membunyikan klakson Mobil nya.

Dia kagum dengan gadis yang menjadi pacaran nya itu, karena Dia berani tinggal di apartemen sendirian. Tepat nya Dia mencoba mandiri, tapi terkadang Dia juga menginap di rumah orang tua nya walau itu sangat jarang.

Tidak lama, dari gerbang hitam tinggi itu keluar seorang gadis cantik bersurai hitam legam. Matanya menunjukan kalau dia sedang bahagia, dress pastel melekat sempurna di tubuhnya, membuat dirinya semakin terlihat manis.

Gadis itu masuk ke dalam buku Dia mengecup pipi Ray. "Hai sayang."

"Hai juga." Ray ikut membalas kecupan gadis itu.

"Kita ke tempa biasa?" Hana hanya mengangguk.

Ray melakukan mobilnya tentu saja meninju ke tempat yang di maksudnya tadi.

Setelah memarkirkan mobilnya, Ray kemudian mengaitkan jari nya ke milik Hana. Mereka berjalan bergandengan tangan.

"Mau beli di mana? Di tempat yang biasa juga?" Tanya Ray.

"Iya. Kemarin aku dengar dengar ada novel baru." Mata Hana berbinar. Ray yang gemas kemudian mengacak sedikit rambut gadis itu.

"Ya udah ayo!" Ray menarik tangan Hana menuju ke toko buku yang biasa di datangi nya dengan Hana.

"Selamat sore." Sapa si penjaga kasir dengan ramah, Ray dan Hana hanya membalasnya dengan senyuman.

"Mau yang mana yang?" Tanya Ray. Dia melihat ke arah novel yang berjejer rapi, berbagai jangan jenis genre ada di sini.

ANSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang