Artha sudah mengganti bajunya dengan yang lebih santai, di apartemen itu semua lengkap.
Baju dan segala macam, apalagi itu adalah markas dari 'ANSA'.
Artha sedang berada di balkon, semilir angin menerpa wajahnya. Dengan gitar di tangan Artha milai mengalunkan nada.
Kita teman dekat
Sudah saling percaya
Cerita tentang kamu
Sudah menjadi makanankuPutus lagi, nyambung lagi
Ribut lagi, baik lagi
Kau menangis di pundak ku
Di pelukan ku...Maafkan aku jadi suka sama kamu
Awalnya curhat lama-lama ku cemburu
Maafkan aku yang mengharapkan cinta muBila belum saatnya ku sabar menunggu
Bila masih bersama
Ku tunggu kau putusArtha berhenti bermain dan bersamaan dengan itu pintu apartemen itu terbuka lebar.
"Artha lo keterlaluan, lo selalu bolos sendiri." Noria melipat tangannya di depan dada.
"Ck, tadi awalnya gue nggak mau bolos. Gue cuma mau makan, eh ternyata jadi malas ke sekolah ya udah, jadi nya ke sini." Artha mengangkat bahunya acuh.
"Ini apart kalian?"
"Iya, nggak kalah bagus sama punya kalian, kan?"
"Lumayan lah." Jawab Ray acuh.
Mereka semua--yang laki-laki--duduk di sofa. Sedangkan tiga perempuan lagi pergi ke kamar untuk berganti baju.
"Nggak ada makanan atau minuman gitu?" Tanya Raka. Artha terkekeh.
"Ada, ambil aja di kulkas. Bawa kue nya sekalian ke sini." Raka dengan cepat menuju ke dapur. Tepatnya ke arah yang di tunjuk oleh Artha.
"Wow. Ini kulkas atau surga." Raka berdecak. Kulkas dua pintu yang sangat besar itu benar-benar berisi banyak makanan. Mulai dari kemasan sampai cake cokelat yang terlihat sangat menggoda.
Raka mengangguk kue cokelat itu dan membawanya ke ruang tengah.
"Enak tuh." Ucap Ray sambil mendekat ke arah Raka yang sedang memotong kue.
"Eh, itu kan kue gue yang kemarin!" Syahna berseru.
"Bagi dikit lah. Pelit amat." Raka memakan kue yang sudah di potong nya tadi.
"Ih, padahal rencana nya gue mau makan sendiri."
"Syah, kue aja di rebutin. Besok-besok gue beliin dua deh." Ucap Artha sambil berjalan mendekat.
"Bener ya, jangan bohong."
"Ck, iya." Setelah memotong kue menjadi beberapa bagian yang sama rata, Noria datang dari dapur membawa banyak minuman dan snack.
"Jadi gimana misi kalian?" Tanya Artha sambil meminum soda milik nya.
"Besok, tinggal pernyataan." Jawab Reval, yang diangguki Artha.
Tidak lama, Artha merasakan getaran dari saku celananya.
Drtt Drtt
KAMU SEDANG MEMBACA
ANSA
Fiksi RemajaJudul sebelumnya: Story Of Troublemaker Girls SMA Pelita Bangsa. Defisini Troublemaker mungkin adalah mereka. Iseng dan sering melanggar aturan, bolos bukan lagi hal tabu bagi mereka. Bahkan guru saja mereka jahili. Siapa yang tidak mengenal mereka...