Dua Puluh Lima : The Truth

27K 1.8K 20
                                    

Artha berlari dengan tergesa-gesa menuju kelas.

Dia terlambat, benar-benar terlambat.

Salahkan Deri dan Fino yang saling beradu argumen karena kejadian tadi malam.

Fino kembali memarahi Deri, kali ini Deri tidak diam. Jadi selama Artha pulang ke rumah sampai jam 12 malam dia yang mendengar omelan Fino dan Deri.

Kini kisah lari-larinya berakhir saat melihat tidak adanya guru yang seharusnya mengajar.

Mendesah pelan, dengan sedikit gerutuan. Sepanjang jalan menuju kursinya dia mengomel sendiri.

Saat menjatuhkan di kursi, orangnya terlihat di atas meja dengan wajah yang di ditenggelamkan di atasnya.

"Kenapa?" Tanya Noria, yang sedang mengemut gula-gula berbentuk kaki berwarna merah.

"Ngantuk, banget." Suara Artha terdengar lelah, saat Artha menoleh ke Noria. Gadis itu lantas terbahak melihat wajah sahabatnya itu.

"Mata lo kenapa? Habis di cium lebah." Noria tertawa sampai beberapa orang yang ada di kelas menatapnya. Namun gadis itu sama sekali tidak mempedulikannya.

"Diam, ah. Gue ngantuk." Benar saja, kantung mata Artha sangat terlihat di tambah lagi tadi malam dia sempat menangis.

"Lo kenapa? Mata lo kaya panda." Satu lagi komentar yang sangat malas Artha balas, Alisyah.

"Ck, udah diam. Ngantuk gue." Artha kembali menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan nya.

"Dih, si kebo." Syahna berdecak. "Dasar."

"Shht, dosa ganggu orang tidur." Ucap Artha yang masih pada posisinya.

"Ini sekolah, dan sekolah bukan tempat buat tidur." Ucap Noria.

"Ah, ganggu. Gue mau ke Uks. Kalo ada guru panggil gue, oke?" Tanpa menunggu balasan dari ketiga sahabatnya Artha langsung saja pergi keluar dari kelas.

Mata nya yang sudah sangat berat saat bertemu dengan kasur langsung tertidur.

"Woy, bangun." Artha merasakan guncangan. Mata nya mulai terbuka, saat membuka mata wajah Ray lah yang tampak duluan.

"Bangun juga akhirnya." Ucap Noria yang berada di samping Ray.

Artha duduk. "Yang lain mana?"

"Udah ada di aula." Satu alis Artha naik. "Udah pulang dari tadi, dan kita lagi latihan." Lanjut Noria.

"Eh, kok lo nggak bangunin gue?!"

"Bawel, sekarang baru jam 11, kita di pulangkan cepat." Noria berdecak. "Biasanya juga lo fine-fine aja deh, bolos."

"Gue mau berubah, barangkali dengan gue berubah jodoh gue dekat." Artha tersenyum menggoda. Tentu saja saja dia tidak peduli dengan dirinya yang tidak masuk ke kelas, toh masuk tidak masuk sama saja.

"Udah, ah. Bawel banget, ayo ke aula yang lain udah nunggu." Artha berdiri dan mengikuti Noria dan Ray menuju aula.

Sampai di aula, semua nampak sibuk. Ada yang sedang berlatih teater, ada yang sedang memberikan instruksi. Ada juga yang lagi makan, Artha jadi lapar melihatnya.

"Nori, gue lapar." Rengek nya pada Noria sambil menggoyang-goyangkan tangan Noria.

"Lapar ya, makan Artha."

ANSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang