Tujuh : Gagal

35.3K 2.5K 23
                                    

Dengan mata yang masih 5 watt, Raka, Reval dan Rafa, memaksa untuk membuka matanya.

"Harus sepagi ini datang nya?" Tanya Raka ke Ray, yang wajahnya paling segar di antara yang lain.

"Iya," dia mengangguk, "supaya ngak ada orang yang lihat."

"Ray, ini masih jam setengah enam masih 05:30. Lo udah buat kita bangun jam 3 pagi gara-gara ide ngak jelas lo." Ucap Reval, Dia berdecak karena temannya itu sama-sekali tidak mengubris ucapan nya.

"Cerewet, udah masukin di laci mereka." Mereka berempat lalu memasukan kotak-kotak itu di meja milk Artha dan teman-teman nya.

"Lapar, makan Yuk."

"Iya nih, gue juga lapar. Kalau ngak karena nih bocah gue masih molor di rumah." Ray hanya menyengir mendengar ucapan Rafa.

Mereka berempat lalu pergi bersama-sama menuju kantin, untuk sarapan. Dan berhubung sekolah masih sangat sepi jadi mereka dapat makan tanpa ada gangguan dari fans-fans mereka.

***

Artha, Noria, Alisyah, dan Syahna baru saja sampai di sekolah, banyak pasang mata yang melihat kagum ke arah mereka.

Empat Troublemaker yang berasal dari keluarga yang kaya raya, pintar, dan menjadi ketua eskul terbaik.

Karena masih sepuluh menit lagi lonceng tanda masih pelajaran berbunyi, dan sedang tidak ada pr atau sejenisnya kelas itu nampak ribut.

Artha baru saja ingat kalau buku nya ada yang tertinggal di laci, Dia lalu memeriksa laci milik nya.

Dia tidak mendapatkan buku nya namun dia merasakan tangannya menyentuh sesuatu.

"Kotak?" Sesuatu yang terkena di tangannya ternyata adalah sebuah kotak, hanya kotak berwarna biru biasa dengan ukuran sedang.

"Eh? Di laci gue juga ada." Noria menyahut.

"Gue juga."

"Lah? Kok ada juga di gue?"

Alisyah dan Syahna pun mendapat kotak yang sama, hanya memiliki warna yang berbeda.

Artha mengambil inisiatif untuk membuka kotak itu.

"Aaaa! Tikus!" Itu bukanlah suara dari Artha atau ketiga temannya, melainkan Yuni yang duduk nya berseberangan dengan meja Artha.

"Kok isinya kaya ginian?"

"Buat gue aja Tha, si Justin di rumah makanannya habis." Artha memberikan kotak berisi tikus itu ke Syahna, tentu saja di terima dengan senang hati olehnya.

Justin adalah ular kesayangan Syahna, tepatnya berjenis ular piton yang berukuran kecil.

Syahna memberikan kotak yang masih tertutup miliknya ke Artha, sedangkan Aliyah dan Noria sedang menerka-nerka apa isi dari kotak milik mereka.

"Buka sama-sama aja." Usul Syahna, mereka bertiga mengangguk. Mereka membuka bersama sama.

Milik Syahna yang tadi di berikan ke Artha berisikan Cacing.

Milik Alisyah berisikan ulat.

Dan milik Noria berisikan kecoa.

"Oh, gue tau nih pasti ada yang mau ngerjain kita." Ucap Artha, kemudian berdecak. "Dikira kita takut apa sama kaya ginian."

"Iya, sejak kapan coba gue takut sama cacing." Syahna memang pecinta binatang, banyak hewan yang di pelihara nya di rumah keluarga nya yang besar itu. Sampai-sampai ketiga temannya bilang kalau rumahnya itu mirip dengan suaka marga satwa, karena saking banyaknya hewan yang di pelihara nya.

ANSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang