TwentyFive: Upss!!

7.4K 285 8
                                    

Kedelapan remaja itu duduk disalah satu bangku kantin. Mereka sedang asyik menyantap makanan yang mereka pesan masing-masing. Tak jarang ada yang saling suap dengan pasangan membuat orang-orang yang juga ber ada di kantin menatap iri pada mereka.

4 cowok ganteng dan 4 cewek cantik se-SMA Verist. Mungkin takdir memang seperti itu. Yang ganteng berpasangan dengan yang cantik. Begitu pula sebaliknya. Dunia memang tidak adil. Maybe seperti itulah isi hati para siswa siswi Verist yang melihat pasangan itu. Kalau yang taken mungkin tidak akan se-iri itu. Tapi bagi yang jomblo? Hmm, sudah tau kan apa isi hati mereka? Apalagi bagi penggemar keempat cowok tampan dan penggemar keempat gadis cantik itu pasti bakalan gondok setengah mati.

"Kayaknya udah takdir yah yang cantik sama yang ganteng dan sebaliknya," ucap seorang siswi yang duduk di dekat kedelapan remaja itu. Dan pasti tak luput dari pendengaran mereka.

"Kenapa yah orang-orang selalu ngomong begitu. Padahal kan itu tergantung perasaan masing-masing," celetuk Shilla tiba-tiba.

"Betul," sambung Sivia.

"Emang gue cantik yah?" Tanya Agni. Sontak, mereka ber-tujuh menatap Agni dengan alis bertaut.

"Yah cantik dong Ag, coba tanya Cakka deh pasti dia langsung bilang cantik 1000%" goda Iyel. Cakka terkekeh pelan sementara Agni merona malu.

"Ihhh Agni blushing. Lucu deh," ucap Ify. Agni cemberut.

"Kenapa cemberut sih, Ag?" Tanya Via.

"Masa gue dibilang lucu, emang gue badut apa?" Ucap Agni kesal. Sontak, mereka tertawa melihat wajah Agni yang sangat menggemaskan jika sedang ngambek begitu.

"Agni-Agni loe itu kadang dewasa, kadang jutek, tapi kadang juga polos banget kek pantat bayi tau ngak. Astaga," ucap Shilla saat sudah berhasil menghentikan tawanya.

"Tau akhh," ujar Agni, masih kesal.

"Uhh tayang, ngambek yahh? Sini mama peluk," canda Ify kemudian memeluk Agni yang kebetulan duduk disampingnya.

"Ini nih, korban kehilangan anak. Anak orang ngaku anak sendiri," ucap Agni jutek yang langsung menyentuh hati Ify. Perempuan itu tiba-tiba terdiam mematung. Begitu pula dengan yang lain, tak menyangka Agni akan mengeluarkan kata sakral itu.

Setelah mengucapkan, Agni ikut terdiam mematung. Perasaan bersalah mulai menghantui nya. Ia menatap Ify takut-takut. Agni meringis saat melihat airmata disudut mata Ify. Sebelum Agni sempat berbicara, Ify terlebih dahulu bangkit dan berlari dari kantin disusul Rio.

"Loe kalo ngomong, dijaga dong Ag, kasihan itu Ify. Loe tahu kan gimana terpuruknya dia saat tahu bayinya meninggal. Punya mulut tuh di sekolahin, jangan asal ceplos." Ucap Shilla pedas.

"So..sorry, gue nggak bermaksud ngomong kayak gitu. Sumpah!" Ucapnya merasa bersalah.

"Makanya kalo ngomong disaring dulu. Udah, loe nggak usah sedih. Kita kenal Ify udah lama dia pasti nggak bakalan marah lama-lama. Tapi habis ini mending loe minta maaf deh, Ag sama Ify. Kasihan," ucap Sivia. Agni mengangguk namun masih memasang wajah khawatir.

**********

Ify berhenti di taman. Ia duduk di kursi yang tersedia sambil memandang kosong kedepan. Tatapan nya menyiratkan sendu dan sakit yang begitu dalam. Perlahan, cairan bening itu keluar dari sudut matanya. Ify mengigit bibir bawahnya, berusaha untuk tidak terisak.

Tiba-tiba, dari belakang ada yang memeluk nya. Ify tahu jika itu Rio. Karena itu Ify tidak bergeming dari tempatnya.

"Agni pasti nggak bermaksud ngomong kayak gitu, Fy. Jangan diambil hati," bisik Rio lembut.

Crazy Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang