ThirtyOne: Berubah

6.6K 258 6
                                    

Ify duduk di atas ranjang dengan Darren yang berada di pangkuannya. Ify tersenyum menatap Darren yang sudah tertidur lelap. Tangannya tak berhenti mengelus lembut kepala Darren membuat bayi laki-laki itu semakin pulas dalam tidurnya.

"Kak Rio mama yah? Kok belum pulang?" Gumam Ify sambil menatap pintu kamarnya. Sudah 3 jam dari waktu yang Rio janji kan. Namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda pria itu masuk kedalam kamar ini. Ify sangat cemas apalagi ditambah ponsel pria itu yang sama sekali tidak aktif, membuat tingkat kecemasan Ify semakin tinggi. Tak biasanya Rio seperti ini. Ify sangat yakin pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh lelaki itu.

Jujur saja, akhir-akhir ini Rio berubah. Tak lagi sama, entah apa penyebabnya, Ify tidak tahu. Tapi dia juga tidak ingin ambil pusing. Mungkin Rio memang sedang ada masalah yang belum ingin ia bicarakan dengan Ify.

Cklek

Pintu kamar itu terbuka. Ify tersenyum menyambut Rio. Rio menatap Ify sesaat, kemudian tersenyum tipis. Tanpa bicara, ia berjalan menuju lemari, mengambil pakaian, dan masuk kedalam kamar mandi. Ify menghela napas. Jujur saja, Ify sedikit terganggu dengan sikap cuek Rio padanya. Ia tak terbiasa sama sekali. Tapi Ify juga tak ingin bertanya atau meminta penjelasan pada Rio. Setiap orang butuh privasi, right?

Tak berapa lama, Rio keluar dari kamar mandi sudah berpakaian lengkap. Ia berjalan menuju ranjang, dan merebahkan tubuh nya diatas ranjang. Ia menoleh pada Ify yang masih setia memandangnya. Tangannya terulur menyentuh pipi gembul Darren dan mengecupnya. Rio juga mengecup kening Ify sedikit lama.

"Selamat malam sayang, sleep tight," ucap Rio pelan. Ia memperbaiki posisinya, kemudian menarik selimut menutupi tubuhnya. Tak lama, Rio sudah terlelap dalam mimpinya.

"Malam Yo," gumam Ify. Ia berdiri dari ranjang, berjalan menuju box bayi milik Darren dan meletakkan bayi itu disitu. Setelah selesai, Ify ikut menuju ranjang, dan berbaring disana. Mengistirahatkan tubuhnya yang entah kenapa terasa sangat lelah.

**********

Pagi sekali, Rio sudah bangun. Ia menatap keluar gorden yang masih tertutup dan menampakkan langit yang masih gelap. Ia menoleh pada Ify kemudian tersenyum. Rio sangat suka memandang wajah Ify saat tidur. Baginya, wajah Ify selalu membuat Rio tenang. Dunianya seperti beralih sepenuhnya pada wanita yang sudah menjadi istrinya selama 2 tahun ini. Rio mengecup kening Ify, kemudian beranjak menuju kamar mandi. Hari ini ia ada banyak jadwal di sekolah hingga mungkin ia tak akan menghabiskan waktu lagi untuk hari ini dengan Ify dan Darren.

Ify terbangun saat matahari sudah mulai menampakkan wajahnya dimuka bumi ini. Ia mengecek matanya kemudian bangkit dari ranjang. Ify menoleh ke samping, dan spontan mendengus saat lagi-lagi tak mendapati Rio disampingnya. Ia mendongak saat melihat Rio yang sudah rapi dengan seragamnya.

"Fy, hari ini kamu berangkat sendiri nggak apa-apa yah? Aku banyak tugas di sekolah jadi harus berangkat cepet," ucap Rio dengan wajah sedikit memelas. Ify menghela napas. Ia diam sesaat sebelum akhirnya menganggukan kepala bertanda setuju.

Rio tersenyum. Ia mengambil tas nya, kemudian berjalan mendekati Ify lalu mengecup kening istrinya itu. Setelahnya, ia berjalan keluar dari kamar dengan sedikit tergesa-gesa.

"Kamu kok kayak berubah gini sih Kak?" Gumam Ify menatap kepergian Rio dengan tatapan sendu. Lagi, ia menghela napas, kemudian turun dari ranjang menuju kamar mandi. Ify melirik jam yang masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Ia melihat ke arah box Darren, dan ternyata anak itu sudah bangun. Hanya ia tak rewel seperti biasa saat bangun. Ia hanya tidur sambil kakinya menendang nendang segala arah.

"Ehh Darren udah bangun ya, kok nggak bilang-bilang sih? Uhh sayang," ucap Ify. Ia mengambil Darren dari box tersebut, kemudian membawa Darren menuju ranjang karena Ify ingin mempersiapkan alat mandi Darren terlebih dahulu.

Crazy Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang