Thirty: It's Time To Eat

6.7K 259 3
                                    

Haalllooo...
Aku lagi seneng banget. Hehe
Sesuai janji aku kemarin, kalo ada dari kalian yang sempat liat di kolom komentar, kalian pasti tau aku janji apa.
Nah, karena aku orangnya nggak suka ingkar janji*cielah Jadi sekarang aku post yang sudah aku janjikan.
Sisa part nya akan aku publish sebentar sore, sama malam.
Jadi, stay tune yaa.
Thankyou.



Cakka dan Agni berangkat sekolah bersama. Saat berjalan di koridor pun, mereka berjalan sambil bergandengan. Saat memasuki kelas, Cakka mengantarkan Agni terlebih dahulu. Setelah mengucapkan kata pamit, Cakka segera berlalu dengan meninggalkan 1 kecupan lembut namun cepat di dahi Agni membuat gadis itu merona.

Tak ayal mengundang tatapan heran dan bertanya-tanya dari para sahabat mereka. Terutama Sivia juga Shilla yang tingkat kepo mereka mungkin jika diibaratkan penyakit, sudah mencapai stadium 3. Belum terlalu akut, tapi sudah cukup membuat orang tak nyaman.

"Wihhh tumben loe berangkat bareng Kak Cakka Ag, ada apaan nih?" Tanya Sivia dengan mimik penasaran yang khas.

"Gak ada papa. Emang harus ada apa-apa dulu baru gue bisa bareng dia?" Balas Agni santai.

"Yah nggak juga sih," Gumam Shilla sambil menggaruk pipinya yang sama sekali tidak ada gatal-gatalnya itu.

"Yaudah," sahut Agni ia duduk di tempatnya dan mulai mengeluarkan buku, serta perlengkapan menulisnya yang lain.

*******

Sama seperti Agni, Rio, Alvin dan Iyel tampak sedang memaksa Cakka untuk bercerita kepada mereka. Cakka mendengus kesal merasa sangat tak nyaman dengan sikap kepo sahabatnya itu.

"Kalian apaan sih, kenapa jadi pada kepo abis begini? Gue tuh nggak ada apa-apa," ujar Cakka kesal.

"Ketahuan banget bohong loe Cakk, bagi-bagi dong sama kita." Ucap Gabriel.

"Emang kue, bagi-bagi," ujar Cakka pelan.

"Ayolah Cakk, napa sih loe? Lagi-lagi udah nyengir kuda nggak karuan. Nggak ada ujan, nggak ada angin tiba-tiba loe senyum kayak orang gila." Ujar Rio memaksa.

Cakka menghembuskan nafas pelan. Ia menatap para sahabat nya satu persatu.

"Tadi malam gue abis ngelamar Agni" ujar Cakka.

"Apa? Loe serius Kka? Demi apa loe? Kok nggak ngasih tau kita-kita sih, wah parah loe sama sahabat sendiri juga." Ucap Rio menggebu-gebu. Cakka melirik Rio sinis.

"Hey punya kaca nggak bang? Situ boro-boro lamar, nikah aja kita nggak diundang, ngaca Yo, ngaca," ucap Cakka. Rio nyengir bloon pada Cakka.

"Hehe"

"Nyengir loe," ucap Alvin.

"Perasaan loe sama Agni kemarin cuma sahabatan aja deh, kok sekarang udah naik pangkat? Wahh jangan-jangan loe berbuat yang iya-iya yah sama Agni?" Tuduh Gabriel. Cakka segera menjitak kepala Iyel sedikit keras.

"Kalo ngomong tuh yang bener, gue anak baik-baik sob, nggak mungkin ngelakuin kayak begitu. Kecuali kalo udah nikah," ucap Cakka.

"Kirain" sambung Alvin.

"Loe sih main nuduh aja," ucap Cakka sedikit cemberut.

************

CRAG dan SISA sudah berkumpul di kantin. Untuk apalagi selain makan karena mereka ingin menagih pajak jadian dari satu pasangan terakhir yang sudah menjalin kasih setelah berkali-kali ditolak. Sungguh malang nasib Cakka.

"Cie elah yang udah jadian. Jangan malu-malu meong gitu kali mas, mbak. Biasa aja, selow kayak di pulau." Celetuk Gabriel. Sontak mereka tertawa mendengar ucapan Gabriel itu.

Crazy Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang