Second: Meet

12.9K 493 5
                                    

Setelah sampai dirumah, Ify segera melepas sepatunya, meletakkan ditempat khusus sepatu, dan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Ify membaringkan tubuhnya yang terasa begitu lelah, di ranjang berukuran queen size itu. Ify memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak.

"Sayang,"

Ify segera bangkit dari pembaringannya, dan duduk tegak di tepi ranjang. Ia dapat melihat ibunya yang menggerakkan kursi roda untuk menghampirinya. Ritta memang sudah tidak bisa berjalan dengan normal setelah menjalani kemoterapi. Maka itu, ia memerlukan kursi roda untuk berjalan-jalan.

"Ify, kenapa belum ganti baju?" Tanya Ritta. Ify menurunkan pandangannya melihat seragam yang masih ia kenakan. Ia menatap ibunya sambil cengengesan.

"Oh iya, Ify lupa Ma." Ujar Ify.

"Ify suka nggak sama baju ini? Mama beli khusus buat kamu." Ujar Ritta memperlihatkan sebuah dress berwarna soft blue. Warna kesukaan Ify. Ify mengangguk antusias sambil mengamati dress simple namun elegant itu.

"Ya udah kalo gitu sekarang Ify mandi terus nanti pakai dress itu. Sebentar lagi kita kedatangan tamu." Ujar Ritta lagi. Ify mengangguk kemudian mengambil handuk yang tergantung di pintu kamar mandi dan masuk kedalam.

Ify turun dari kamarnya saat Bik Inah, pembantu rumah tangga keluarga Pradipta, memanggilnya. Ify dapat melihat ada kedua orang tuanya serta kedua orang paruh baya yang tidak ia kenal serta seorang pemuda yang membuat ia terpesona. Pipi Ify memanas saat melihat pemuda itu memandangnya.

RIO P.O.V

Dengan berat hati dan perasaan yang sangat nggak rela dan sedikit paksaan akhirnya gue mau juga ikut bonyok kerumah temen mereka yang gue duga pasti rumah cewek yang mau di jodohkan sama gue.

Nggak berapa lama, mobil yang papa kendarai sampai disebuah rumah cukup besar bergaya eropa klasik.

"Eh, tamunya udah dateng. Ayo masuk." Kita langsung disambut seorang perempuan yang gue perkirakan tante itu temen nya mama. Disitu mama ngobrol-ngobrol sama tante itu sementara papa sama om yang merupakan suaminya tante itu.

"Ini pasti Rio, wah, udah besar yah terakhir aku liat dia masih umur 2 tahun. Masih imut-imut, sekarang udah ganteng banget," kata tante itu yang kata mama namanya tante Ritta. Gue cuma senyum aja nggak tahu mau ngomong apa.

"Mama"

Gue langsung mengalihkan pandangan ke cewek yang masih berdiri di tangga. Kayaknya dia deh cewek yang mau dijodohkan sama gue. Dan astaga, gue nyesel udah nolak dijidohin ternyata dia cantik banget. Lumayan kalo dibawah jalan. Dan kayaknya dia juga orangnya kalem dan.. Kok kayak masih anak-anak yah? Mama nggak gila kan jodohkan gue sama anak-anak? Nanti dikira gue pedofil lagi.

"Sini sayang, kenalin ini tante Renatta dan Om Aldi dan ini anak mereka. Rio."

"Ihh ini Ify, cantik banget kamu sayang. Iya nggak Yo?"  Gue cuma bisa senyum kikuk sambil liatin Ify yang tampak malu-malu. Tapi dari matanya dia kayak bingung dan belum ngerti.

"Fy, ayo ajak Rio kebelakang. Kita mau ngobrol dulu. Kalian juga ngobrol berdua gih." Kata Om Hendra. Ify cuma ngangguk aja.

"Ayo kak." Kata Ify dan sumpah , suaranya lembut banget. Bikin hati langsung sejuk.

Sudah 10 menit kita duduk dan nggak tahu mau ngomongin apa. Dia juga cuma nunduk sambil gigit bibir bawahnya seperti nggak nyaman.

"Hmm.. Aku Mario Arkha Alexander. Panggil aja Rio. Nama kamu siapa?" Oke, untuk pertama kalinya gue yang ngajakin cewek kenalan padahal sebelumnya nggak ada di kamus gue yang namanya ngajak cewek kenalan duluan.

"Alyssa Gennifya Pradipta. Tapi temen-temen aku sering panggil Ify."

Author POV

Dengan ragu dan malu-malu Ify balas menjabat tangan Rio sebagai perkenalan.

"Hmm Fy,"

"Kenapa kak?" Jawab Ify dengan tatapan polosnya. Rio mengulum senyum melihat wajah imut gadis dihadapannya ini.
'lucu' batin Rio tersenyum.

"Kamu kelas berapa? Dan sekolah dimana?"

"Ify kelas 9 dan sekolah di SMP Verist." Oh, ternyata sekolahnya satu kompleks sama sekolah gue. Dan apa? Ternyata dia masih SMP dan gue baru aja masuk SMA kayaknya dua pasang orang tua itu bener-bener udah gila.

"Fy,"

"Ya?"

"Kamu tahu nggak kenapa kita di pertemukan kayak gini?" Tanya Rio. Ify menggeleng polos membuat Rio gemes untuk mencubit pipi Ify yang memerah. Tentu saja merah alami bukan karena sapuan make up.

"Sebenarnya, kita mau di jodohin." Ujar Rio memelankan kata terakhirnya dan masih bisa didengar Ify.

Ify terdiam mematung. Ia menoleh menatap Rio dengan pandangan tak percaya.

*****************

Ify hanya bisa menangis didalam kamarnya. Ia memukul bantal dengan brutal sementara airmata terus mengalir dari mata indahnya. Tangannya mengacak rambutnya membuat rambut yang tadinya tertata rapi menjadi sangat berantakan. Tadinya Ify tidak percaya dan mengira Rio hanya berbohong untuk membuatnya salah tingkah. Namun ternyata, ia mendengar sendiri ucapan demi ucapan kedua orang tuanya beserta orang tua Rio. Dan yang paling ia tidak menyangka, 2 bulan lagi ia akan menikah dengan Rio. Semua juga sudah setuju jadi ia tidak bisa membantah. Jujur saja, Ify masih ingin menikmati masa remajanya bukan malah membangun rumah tangga di usia yang masih dini.

Ritta masuk ke dalam kamar Ify dan terkejut melihat kondisi putri tunggalnya yang terlihat sangat berantakan. Ia mendekati Ify dan mengelus punggung Ify yang sedang tengkurap.

"Sayang maafin mama."

"Hiks..hiks.. If-Ify bel..lum siap nik-kah ma," tangis Ify.

"Sayang ayo liat mama." Ujar Ritta membuat Ify berbalik menatap ibunya yang selalu tampak pucat.

"Mama cuma mau liat Ify di pelaminan sebelum mama meninggal sayang." Ujar Ritta membuat tangis Ify semakin kencang.

"Mama nggak boleh meninggal. Ify nggak mau di tinggal mama. Hiks" teriak Ify.

"Kalo gitu, Ify mau kan bahagiain mama?" Tanya Ritta membuat Ify mengangguk cepat.

"Kalo gitu Ify nikah sama Rio yah? Ify mau kan?"

"Oke, Ify mau nikah sama kak Rio tapi mama harus sembuh." Ujar Ify lagi. Ritta tersenyum dan memeluk putri semata wayangnya itu dengan erat.

ToBeContinue

Crazy Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang