ThirtyThree: Lose

7.5K 283 14
                                    

Warning!!
Awas mual bahasanya sangat-sangat ALAY!!
Terima kasih,.





Bahkan saat pulang ke rumah pun Ify masih diam. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Wajahnya pucat seperti mayat hidup. Raganya memang hidup, tapi nyawanya seakan mati. Tak ada kehidupan didalamnya. Ia bukan lagi Ify yang ceria dan selalu tersenyum. Sangat berbeda 180°.



Wajah Sivia, Shilla dan Agni tampak sangat khawatir dengan keadaan Ify. Mereka tak menyangka hanya dengan permainan ToD mereka, Ify bisa sampai seperti ini. Semoga saja, setelah ini Ify akan kembali seperti semula. Yah, semoga.



Setelah sampai dirumah, Ify langsung masuk kedalam kamar, mengunci pintu, kemudian menangis keras-keras didalam. Tak perduli jika ada yang mendengarnya. Toh, ini di rumahnya, di kamarnya. Siapa yang akan protes? Jawabannya sudah tentu tidak ada.



Ify benar-benar sedih. Ia sudah terlalu dalam mencintai Rio, tapi ternyata pemuda itu malah menghianati cinta yang ia jaga. Ify kembali berpikir, apakah selama ini perhatian dan tatapan cinta untuk Ify itu hanyalah bualan semata? Hanya aktingnya saja agar Ify tak merasa kecewa dan sakit hati setelah ditinggalkan oleh Mamanya? Apakah itu hanya bentuk perhatian yang tak ada artinya? Lalu, bagaimana dengan anak mereka? Apakah Rio melakukan itu hanya untuk 'formalitas' saja?





Sungguh Ify benar-benar tidak mengerti dengan ini semua. Drama apa yang sedang ia jalani sekarang?



Tangis Ify semakin keras. Ia meremas dadanya sendiri, semoga dengan cara itu, rasa sesak nya bisa berkurang. Hingga akhirnya, karena lelah menangis, Ify tertidur dengan sendirinya.



***********



Keempat gadis itu duduk dengan gelisah. Mereka sangat tidak tenang sekarang. Bagaimana kita-kira keadaan salah satu sahabat mereka itu? Apakah baik-baik saja? Berkali-kali helaan napas berat terdengar memenuhi ruangan itu yang diisi dengan 8 remaja beda gender. Suasana hening dan sangat tegang.



"Aduh gimana ini Kak? Ify pasti sakit hati banget," Gumam salah seorang gadis dari mereka sambil menatap satu pemuda yang sedang sibuk berkutat dengan ponsel pintarnya. Pemuda itu mendongak, menyunggingkan sedikit senyum tipisnya. Bukannya menjawab, ia malah tersenyum-senyum seperti seorang kurang waras.



"Tenang aja, gue udah rencanain semua ini dari lama, dan sudah sangat matang. Kalian tinggal menjalani peran kalian aja. Tunggu tanggal mainnya!!" Ucap pemuda itu dengan nada lirih tersirat begitu banyak arti didalam nada suaranya.



**********



Ify terbangun dengan keadaan yang sangat berantakan. Rambut acak-acakan, baju seragam yang belum diganti dan sudah kusut, serta mata yang bengkak karena kebanyakan menangis. Ify mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha membiasakan dengan cahaya yang masuk kedalam mata.



Ify berjalan menuju meja rias, dan memandang dirinya yang super berantakan itu. Ia meringis melihat betapa berantakan dirinya sekarang. Ify meraih sisir, kemudian mulai merapikan rambut berantakannya. Setelah rapi, Ify mengambil kuncir rambut, kemudian menggulung rambutnya cukup rapi. Lalu, Ify membuka pakaian seragam yang belum ia ganti, meletakkan di keranjang kotor, lalu masuk kedalam mandi.




30 menit setelahnya, Ify keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sudah segar. Ify segera mengeringkan tubuh, kemudian mengganti baju. Setelah selesai, Ify duduk diam di pinggir ranjang. Ia tidak tau lagi ingin melakukan apa.
Seakan tersadar, Ify menghela napas ia ingat satu hal. Darren. Yah, anak itu belum ia jemput dari rumah Mama mertuanya. Ify melihat jam yang sudah menunjukkan pukul enam sore.



Crazy Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang