5

86 8 0
                                    

"Totalnya $9" ucapku sopan. Wanita paruh baya itu langsung mengeluarkan beberapa lembar dollar dari dalam dompetnya dan memberikannya kepadaku, pun langsung menerimanya dan memasukan uang itu ke dalam mesin kasir.

"Terimakasih" ucapku tersenyum kepada wanita paruh baya itu.

Ini sudah larut malam dan masih banyak pembeli yang datang ke minimarket, aku melayani satu persatu dari mereka. Seorang laki - laki yang berdiri di hadapanku menaruh minuman kaleng dan satu kotak rokok di meja kasir. Aku mengangkat kepalaku untuk melihat siapa yang membeli rokok itu, dan tak di sangka ternyata dia adalah laki - laki yang tidak asing lagi bagiku.

DEG.

Jantungku seketika berhenti berdetak begitu melihat wajahnya, wajah yang aku ingin lihat selama ini tapi kini aku tidak ingin melihatnya.

Aku bisa melihat ekspresi wajahnya yang tersentak kaget begitu melihatku, aku segera memasukan barang yang ia beli kedalam kantung plastik kecil dan ia memberikanku beberapa lembar dollar.

"I need to talk to you"
"Keep the change"
"Hey, i- i am sorry for-"

"Kau membuat orang lain menunggu" ucapku dengan nada bicara yang dingin. Dia pun menoleh kesamping  kiri dan benar saja ada seorang lelaki yang sudah menunggunya untuk segera pergi.

"Sorry" ucapnya, dengan enggan dia pun melangkah kan kakinya keluar minimarket, aku terus menatapnya dan melihat punggungnya semakin menjauh dari hadapanku, tak lama sosok itupun menghilang dari hadapanku.

-
Aku melihat kearah jam dinding, jarum jam itu menunjukan pukul 12:30 malam. Jalanan sudah semakin sepi, dan tak ada lagi orang yang berlalu - lalang. Aku segera memasukan uang kedalam mesin kasir , aku mulai membersihkan mini market dan tak lupa ku bawa keluar kantung pelastik yang berisi sampah ini.

-

Calum's POV

Gadis itu membawa 2 kantung plastik besar yang berisi sampah keluar dari minimarket tempat dimana ia bekerja, ia berjalan ke sebuah gang kecil yang berada beberapa blok dari minimarket itu untuk membuang sampah.

Aku bisa melihat ia sangat kelelahan, ia kembali masuk kedalam minimarket itu dan mulai mengepel lantai. Oh ya, Aku tadi melihat luka ditangannya yang belum sembuh karena kejadian seminggu yang lalu.

Aku terus melihatnya dari sebrang jalan, dan sekarang ia keluar dari mini market itu, segera ku hampiri dia yang sedang mengunci minimarket.

"Hey"sapaku, ia tersentak kaget ketika membalikan badannya dan aku sudah berada dihadapannya.

"I need to talk to you"

"I have to go" jawabnya dengan nada yang  dingin dan tanpa menatapku sama sekali.

"Just 5 minutes" ucapku, gadis ini hanya diam lalu ia berjalan mendekati bangku yang berada di depan mini market, dan ia duduk akupun mengikutinya duduk di sebrangnya.

"Aku minta maaf atas kejadian itu. Mungkin kau berpikir aku seseorang yang tidak mempunyai perasaan ketika melihat seorang gadis terluka dan itu semua salahku"

"Itu bukan salahmu" balasnya dengan nada yang masih dingin, dia menatapku dengan tajam. Aku bisa melihat kekecewaan di matanya terhadapku.

"Itu salahku. Aku sudah mencari informasi tentangmu tapi aku tidak mendapatkan informasi apapun tentangmu. Dan disinilah aku bertemu dengamu aku hanya ingin meminta maaf atas kebodohanku"

"Kau tak perlu meminta maaf"

"Maaf'' ucapku dengan penuh penyesalan.

Keadaan  malam ini lumayan  sangat dingin, mungkin sebentar lagi hujan akan turun? Entahlah. Gadis ini terus menatap lurus ke jalanan yang sedang sepi. Hanya ada satu atau dua mobil yang lewat, tidak ada kata lagi yang terucap di mulutnya entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Aku harus pulang" ia berdiri dan akupun ikut  berdiri, aku mendekatinya, dengan refleks aku memegang pergelangan tangannya.

"aku akan mengantarmu"  ucapku pelan padanya, namun ia hanya menatap tanganku yang memegang tangannya, entah dari kapan aku memegang tanganya, akupun tak sadar jika dari tadi aku berusaha menahan tangannya.

"Uh, maafkan aku" ucapku penuh penyesalan, gadis ini langsung menarik tangannya dari genggamanku.

"Aku bisa pulang sendiri,maaf"  dengan gerakan cepat ia melangkahkan kakinya meninggalkan tempat ini dan aku masih beridiri didepan minimarket ini sambil melihat punggungnya yang semakin lama semakin menjauh.

Aku segera berlari menuju mobilku dan masuk kedalamnya, menyalakan mesin lalu menjalankan mobilku untuk mendekatinya.

"Hey, masuklah"

"Sangat berbahaya jika seorang gadis berjalan tengah malam seperti ini"

"Apa kau mendengarku?"

"Aku akan mengantarmu!"

"Masuklah" ia sama sekali tidak menoleh kearahku ia terus berjalan membiarkanku mengikutinya dari belakang.

"Apa kau mendengarku?''

Tiba-tiba hujan turun ia mengadahkan kepalanya lalu menaruh tas selempangnya di atas kepala untuk menutupi kepalanya supaya tidak terkena air hujan dan terus melanjutkan perjalanan pulangnya.

"Hey! Masuklah! Hujan!"

"Apa kau mendengarku?"

"Kau sudah berjalan sangat jauh dan sekarang kau masih tetap berjalan ke rumahmu dengan hujan yang deras seperti ini?!" Ia berhenti ketika aku berbicara seperti itu dan masuk kedalam mobil. Ia mengigil kedinginan.

"Aku mengambil jaketku yang berada di jok belakang dan memberikannya kepada gadis keras kepala yang akhirnya menyerah.

"Pakailah. Kau kedinginan" ia menerima dan langsung memakaikannya.

"Uh, siapa namamu?" Tanyaku

"Kass" jawabnya singkat. Ia sangat dingin matanya menatap lurus kedepan.

"So, Kass dimana rumahmu?"

"Peppertree Apartment"

"Apa kau gila?! Rumahmu sangat jauh dari sini dan kau berjalan setiap malam seperti ini?"

"Kau ini perempuan, kau tidak takut jika ada yang berbuat jahat padamu?"

Dia sama sekali tidak menjawabku.

Selama perjalanan ia hanya diam, bak patung. Dia membuatku penasaran sekali.

"Belok kiri" akhirnya dia berbicara aku langsung membelokan mobilku ke kiri.

"Berhenti disini"

"Tunggu" aku mengambil payung yang ada di dashboard.

"Aku akan mengantarmu" aku membuka pintu mobil dan membuka payung berjalan untuk membukakan pintu mobilnya  tapi ia sudah lebih dulu membukanya, ia pun keluar dari mobil.

Sekarang aku dan Kass sedang berada di dalam lift,menuju tempat tinggalnya.

Lift akhirnya terbuka dan ia berjalan keluar aku mengikutinya dari belakang, ia belok ke kiri,lurus dan berhenti di depan pintu yang bernomor 69.

"Thanks" ucapnya kedua sudut bibirnya terangkat sedikit aku tau ia sedang menahan senyumnya. Ia terlihat begitu cantik sekali.

"Maafkan aku" entah keberapa kalinya aku mengucapkan maaf kepadanya.

"Thankyou" ia masuk kedalam apartementnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
fan // c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang