Hari ini adalah hari ulang tahun Calice yang ke 3 tahun, aku berjanji akan mengajak gadis kecilku ke kota untuk menghabiskan hari di taman bermain. Setelah sekian lama akhirnya aku memberanikan diri untuk pergi ke kota, demi Calice. Luka di hatiku sudah membaik, tidak lagi memikirkan kenangan pahit. Yang aku fikirkan sekarang adalah hidup bersama Calice dan ingin terus membahagiakan Calice.
"Thank you mommy" ucap Calice setelah selesai bermain , aku terus mengajak Calice mencoba setiap permainan disini. Sampai sore datang, aku dan Calice berjalan menuju halte untuk kembali ke rumah. Aku terus melihat sekitar, tidak banyak berubah sejak 3 tahun lalu, termasuk perasaanku. Perasaan terhadap Calum, aku membenci dan juga masih mencintainya sejak dulu.
Di dalam hatiku, tersimpan perasaan bersalah karena aku langsung pergi meninggalkan semuanya, tanpa ada sepatah kata pun, aku menyesal tidak mau mendengar penjelasan Calum. Aku hanya memikirkan rasa sakit dan ego, dan terus menyalahan Calum.
Megan pernah memberitau kalau Calum sempat mengunjungi Megan untuk menanyakan kabarku, tapi aku marah kepada Megan karena memberi tau keadaanku. Setelah tiga tahun ini aku menyadari semua ini, aku tidak memberi Calum kesempatan sama sekali dan juga menghancurkan hidup Calum, karena itulah aku tidak pernah menginjakan kaki di kota ini lagi. Hari ini adalah pertama kalinya menginjakan kakiku di kota.
Calice sangat mirip dengan Calum, bisa di bilang ia adalah Calum versi kecilnya dalam wujud perempuan. Rambut hitam bergelombang, mata coklat gelap, hidung, bibir Calum, bahkan senyumannya adalah senyuman Calum. Semua yang ada di diri Calice itu adalah Calum. Aku melihat Calice sedang menunjuk setiap bangunan yang ia lewati, Calice mengajukan banyak pertanyaan dan aku mejawabnya satu persatu.
Ponselku berdering, ada panggilan telfon dari Cole, aku mengangkat "yes cole,?" , Lalu seorang perempuan berbicara padaku mengatakan kalau Cole mengalami kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit. Aku terkejut mendapat kabar ini, kakiku lemas tidak percaya. Aku langsung pergi ke rumah sakit bersama Calice, Calice bingung kenapa ibunya terlihat tidak tenang.
"Mom..where are you going?"
"Hospital, sweetheart"
"Are we sleep at hospital?"
"No, Calice"
Aku baru saja berbicara dengan dokter yang menangangi Cole, ia harus di operasi. Aku belum mengerti ini semua. Melihat Calice yang terduduk di kursi sedang mengantuk, aku sangat bingung sekarang. Aku harus menunggu Cole dan juga tidak tega melihat Calice disini, pasti tidak enak jika tertidur disini.
Malam ini aku dan Calice bermalam di rumah sakit, Calice tidur di kursi dan hanya di baluti jaket, sebenarnya aku tidak tega membiarkan anakku tidur disini tapi keadaan memaksa, aku masih menunggu Dylan, adik Cole untuk datang.
-
Seseorang mengusap bahuku pelan, aku terbangun dari tidurku melihat seorang lelaki di hadapanku, Dylan.
Dylan sudah di rumah sakit."Hey sorry, bangunlah. Kau harus pulang, lihatlah Calice ia begitu lelah"
"Hey Dylan...terima kasih sudah membangunkan aku"
"Cepatlah pulang, sekarang giliran aku untuk mengaja Cole"
"Baiklah, nanti sore aku akan kembali"
"Yes, thank you Kass"
"My pleasure"
Aku menggendong Calice yang masih tertidur, aku tidak bisa pulang ke rumah sekarang, aku harus menjaga Cole nanti. Aku tidak mungkin terus membawa Calice ke rumah sakit.
Aarrrghhh!!
Kepalaku sangat ingin meledak saat ini juga. Aku tidak punya teman disini, Megan sudah pindah, Sarah juga.
Pikiranku tertuju kepada Calum, hanya ada dia disini. Apa aku harus menitipkan Calice kepada Calum? Ah! Calum belum tentu akan menerimaku atau Calice, aku takut Calum membenciku.
Disisi lain aku harus menjaga Cole, Karena Cole selama ini sudah merawat dan membantuku.Sekarang saatnya aku menunjukan diriku dan juga Calice di hadapan Calum, mungkin ini akan membuatnya lebih baik.