Kass' POV
"Cal! Apa kau masih lama? Aku akan pergi sekarang!" Teriakku dari ruang TV, Sudah 30 menit Calum berada di dalam kamar mandi. Entah apa yang dia lakukan di dalam.
"Yaaaaa! Be careful!" Balasnya.
Pagi ini aku akan pergi bekerja di restaurant yang lumayan jauh itu. Aku membiarkan Calum berdiam diri di apartment untuk menghabiskan harinya disana. Aku tak tau apa dia akan betah atau tidak. Biarkan saja dia.
-
Author's POV
Jam sudah menunjukan pukul 4 sore, Calum bergegas meninggalkan apartment Kass. Ia akan pergi menjemput Kass.
Selama diperjalanan pikirannya terus tertuju pada Kass, Calum tidak sabar melihat Gadis yang ia sukai saat ini. Senyuman terukir di bibirnya."Damn.." gumamnya.
Calum menepikan mobilnya di depan minimarket tempat Kass bekerja. Ia masuk kedalam, matanya menyapu sekeliling.
Tidak ada kass disini, kemudian Calum menghampiri seorang kasir berambut pirang.
"Um,Hey. Apa Kass masih disini?" Tanya Calum kikuk.
"Oh my god! Cal-Calum?! Um, sorry. Kass? Kassandra maksudmu?"
"Ya, Kassandra. Apakah dia disini?"
"Tidak, hari ini dia bekerja paruh waktu di tempat lain. Starbucks di Chinatown"
"Chinatown?"
"Ya, Chinatown. Kass punya beberapa pekerjaan paruh waktu. Yang aku tau hari ini dia bekerja disana"
"Baiklah, Terima kasih!"
Setelah mendapat informasi dimana keberadaan Kass, Calum langsung menancap gas ke Chinatown. Calum terkejut ketika mendengar Kass mempunyai beberapa pekerjaan.
"Apa dia gila? Chinatown sangat jauh, dan dia bekerja disana? Dia gila" Pikir Calum.
Calum keluar dari mobil lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam Starbucks dan memesan kopi kesukaannya.
"Thanks. Hey, apa disini ada pegawai yang bernama Kass? Kassandra?" Tanya Calum kepada kasir yang baru saja memberinya kopi.
"Kassandra? Maaf disini tidak ada yang bernama Kassandra" jawabnya.
"Apa kau yakin?" Sekali lagi Calum memastikan.
"Ya, aku yakin"
"Ok, thanks"
Calum berbalik badan dan keluar dari Starbucks yang dikirannya tempat kerja Kass. Di depan Starbucks Calum melihat sekeliling, mencari gadis aneh yang misterius itu.
.
.
."Fuck you asshole! You better die motherfucker!" Teriak Kass di depan muka seorang lelaki yang sedari tadi menggodanya dan memaksa Kass untuk tidur dengan lelaki buaya itu.
"Bitch!!" Balas lelaki itu dan dengan gerakan cepat ia memukul muka Kass.
Kali ini Kass benar-benar sudah hilang kesabarannya dan ia langsung memukul lelaki itu dengan kuat. Terjadilah baku hantam antara Kass dan lelaki sialan itu, Kass terus memukul dan menendangnya sampai ia tidak bisa bangun. Atasan Kass langsung memarahi Kass dan terus meneriakkinya. Ia benar-benar sudah tidak tahan dengan semua ini"Fuck this shit I'm out!" Teriak Kass kepada atasannya kemudian ia mengambil tas dan keluar.
Ia keluar dari tempat sialan itu sambil menahan emosinya, air matanya sempat membasahi pipinya. Dengan cepat ia menghapus air mata. Kass melihat dirinya sangat kacau, baju kotor, rambut berantakan, mata sembab dan wajahnya lebam bekas tonjokan yang ia dapat tadi.
Kass berjalan sambil menghapus air matanya, ia hanya ingin pulang saat ini juga. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ada seseorang dihadapannya. Ia mengangkat kepala, melihat Calum sudah ada di hadapannya.
Calum langsung meraih tangan Kass dan membawanya masuk kedalam mobil, Kass sangat terkejut karena Calum tiba-tiba ada disini. Kass malu dengan keadaannya yang kacau saat ini ia bersama Calum.
Kass terdiam, Calum melihat lurus kedepan dan menghela nafas kemudian mengeluarkannya dengan kasar. Tanpa basa basi ia langsung memeluk Kass, ia terkejut untuk yang kedua kalinya.
"You don't have to tell me now, tell me when you are ready" Ucap Calum sambil mendengkap Kass. Ini yang Kass butuhkan saat ini, seseorang yang ada ketika ia sedang kacau. Calum ada untuknya.
Air mata Kass lolos membasahi pipinya lagi, ia terisak menangis tak tahan dengan semua yang ia alami.
"It's okay, you have me now" Ucap Calum, mencoba menangkan gadia yang ia peluk dengan kuat.
Setelah beberapa menit, Kass sudah membaik ia berhenti menangis dan melepaskan pelukan Calum perlahan, sebenernya ia masih ingin berada dipelukannya. Sangat nyaman.
"Bajumu basah" Ujar Kass sambil menyentuh kaus Calum yang basah karena air mata Kass.
"No problem, let's go home" balas Calum tersenyum, Kass hanya bisa tersenyum kecil melihat perlakuan Calum yang sangat manis ini.
Selama perjalanan pulang, keduanya terdiam tidak ada yang memulai pembicaraan. Padahal banyak sekali pertanyaan yang ingin Calum ajukan kepada Kass, tapi ia tetap bersabar karena Calum ingin gadisnya tenang terlebih dahulu.
Calum menoleh kearah Kass, entah sejak kapan ia tertidur. Kass terlihat lelah, Calum sesekali memperhatikannya. Melihat bajunya yang kotor,rambut berantakan, mata sembab dan wajahnya yang lebam. Hati Calum terasa sakit melihat keadaan gadis yang ia sukai sedang tidak baik.
Ketika sampai di basement apartment, Calum mencoba untuk membangunkan Kass, tapi ia tidak tega untuk membangunkannya. Calum terus menatap wajah Kass dari dekat, wajah mereka hanya beberapa centimeter.
Arrrrrghhhh. Calum frustasi. Ia tak tahan ingin mencium Kass saat ini juga. Akhirnya dengan memberanikan diri, ia mengecup bibir Kass dengan lembut. Cukup lama Calum menempelkan bibirnya di bibir Kass. Perlahan jemarinya menyentuh pipi Kass, mengusap dengan pelan. Pertanda Kass harus bangun sekarang.
"Hey, wake up"
Kass perlahan membuka matanya, mencoba memfokuskan pandangannya karena disini gelap.
"Sudah sampai" ujar Calum sambil keluar dari mobil dan di ikuti Kass.
-