11

59 7 1
                                    


Gadis itu menghisap dengan kuat rokok di tangan kirinya, lalu menghembuskan keatas. Kass memandangi dempulan asap diatasnya.

Hari ini Kass pulang lebih awal dari Restoran Asia itu. Lebih tepatnya Kass, ijin karena ia merasa tidak enak badan. Bukan hanya tidak enak badan, Kass sudah tidak kuat bekerja ditempat itu. Kau ingat ketika Kass mendapat kertas lowongan pekerjaan di tembok pinggir jalan? Disitu tertulis dibutuhkan  koki untuk Restoran Asia. Besoknya, ketika Kass datang ke alamat yang tertera pada kertas iklan, ternyata itu adalah perkampungan Cina di sudut kota dan ternyata Kass ditempatkan bukan sebagai koki, tapi sebagai pelayan dan tukang cuci piring. Bisa di bilang, ini bukan hanya restoran tetapi tempat judi juga. Kass mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, para lelaki bajingan yang bermain judi tidak segan untuk menyentuh Kass. Pernah sekali ia melawan ketika ada seorang lelaki meremas bokongnya dan ia marah, tetapi tetap saja pelanggan selalu benar.

Tak hanya mendapat perlakuan yang tidak pantas, di sore hari ia harus mencuci puluhan piring dan mangkuk yang kotor. Setidaknya ia harus bertahan selama satu bulan, untuk mendapatkan gaji dan setelah itu berhenti bekerja di tempat sialan itu.

Sekarang yang Kass lakukan hanya duduk di balkon apartementnya sambil menghabiskan rokok. Ini keempat kalinya Kass mengambil rokok yang ada di kotak rokoknya, Ia sangat kacau saat ini. Kass terus memandangi suasana malam kota Los Angels dari atas.

Pikirannya terus tertuju kepada Calum, ini sudah lebih dari 2 minggu dan Calum belum juga datang kemari. Mungkin Kass terlalu berharap jika Calum akan datang menemuinya. Kass ingat kalau ia hanyalah seorang penggemar dan Calum hanya menganggapnya sebagai  penggemarnya. Tapi didalam hati Kass, ia masih mengharapkan kedatangan Calum. Ia masih menunggu Calum.

Kass tersadar dari lamunannya begitu mendengar bel pintu berbunyi. Ia langsung mematikan rokoknya dan bergegas membuka pintu.

Kass membuka pintu "Who's there?",
"Hey" Kass tersentak kaget begitu melihatnya. Calum langsung masuk dan memeluk Kass. Jantung Kass berdetak tidak karuan karena Calum tiba-tiba memeluknya. Perlahan Kass melingkarkan tangannya di badan Calum. Inilah yang selama ini Kass inginkan, merasakan pelukan Calum.

Mereka berdua melepaskan pelukannya. Kass tersipu malu begitu melihat wajah Calum.

"Pipimu merah seperti tomat" , Kass langsung mengalihkan pandangannya.

"Hahaha rupanya ada yang blusing eh"ejek Calum sambil mencubit pipi Kass.

"Apa kau baru pulang?" Tanya Kass karena melihat koper yang Calum bawa.

"Ya, aku baru saja sampai di LA"

"Dan kau langsung datang kesini?"

"Ya, apa ada masalah?"

"Bagaimana dengan pekerjaanmu,Cal?"

"Aku libur selama 3 hari dan aku ingin tinggal disini untuk beberapa hari"

"Benarkah?" Kass tersenyum lebar begitu ia tau kalau Calum akan menginap disini selama 3 hari. Kass tidak akan kesepian dan Kass tidak perlu khawatir karena Cole sedang pergi. Jika Cole tau Calum menginap disini matilah Kass.

Kass membawa koper Calum kedalam dan Calum langsung berbaring diatas sofa.

"Apa kau sudah makan?" Tanyaku kepada Calum

"Belum, kau akan membuatkan aku makanan?"

"Apa kau suka mie instan?"

"Mie instan?" Calum menautkan kedua alisnya.

"Um, aku bisa membuatkanmu soup jagung, spaghetti, lasagna apapun yang kau mau"

"Aku ingin mie instan"

Kass membuat dua bungkus mie instan dan seperti biasa Kass selalu memakannya langsung dari panci. Calum sedari tadi memperhatikan Kass yang sedang memasak mie. Calum kaget ketika Kass meletakan mie instan yang masih didalam panci di atas meja pantry.

"Um, ada apa?" Tanya Kass heran melihat ekspresi Calum yang aneh.

"Kau memakan mie instan langsung dari sini?" Calum menunjuk panci itu dan Kass mengangguk.

"Ya, aku melihat di drama korea yang sering aku tonton" jelas Kass dan Calum terkekeh.

"Apa kau tidak suka? Aku akan mengambil mangkuk untukmu" sebelum Kass mengambil mangkuk Calum berbicara

"Tak apa, aku akan memakan ini" balas Calum, sebelum ia mulai memakainya ia mengeluarkan ponsel dan mengambil gambar mie instan itu.

"Apa kau memotretnya,Cal?"

"Yeah, Snapchat"

Calum mengambil sumpit dan langsung memakan mie itu dari dalam panci diikuti dengan Kass.

"Ini pertama kalinya aku memakan mie langsung dari panci. Ini sangat enak" ucap Calum dari sela-sela makannya. Kass hanya tersenyum kecil dan melanjutkan makannya.

fan // c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang