2. Sepasang Lesung Pipit

533 24 0
                                    


RENGGO POV

Sepasang mata hitam itu menatapku sengit. Aku terkejut. Seolah dia sudah mengenalku begitu lama sehingga kebencian itu terpancar jelas di matanya.

Setelah basa-basi dan meredakan bisik-bisik para perempuan anggota baru yang menatapku penuh pemujaan aku menyerahkan acara kepada Rino, senior lain yang terkenal ramah dan suka humor. Aku pura-pura mengecek daftar absen anggota baru.

Larasati Nugroho

Bagaimana pun, aku penasaran melihat dia satu-satunya perempuan yang tak peduli dengan segala pesona yang membuat banyak anggota baru, khususnya perempuan menatapku memuja. Dia, aku ingin memilikinya.

***

"Gimana? Ada yang bening enggak?"

Aku menoleh melihat cengiran khas Bayu di sebelahku. Aku mengangkat bahu cuek. Bayu geleng kepala melihat kelakuanku yang masih saja cuek dengan perempuan.

Aku menahan diri untuk tidak melihatnya lagi, tapi keinginan hatiku kalah dengan keegoisan tubuhku yang akhirnya intens memerhatikan setiap gerik-geriknya.

Dia tidak cantik, tubuhnya tidak seksi, biasa saja. Tingginya hanya sekitar 153cm, bahkan tak melampaui bahuku. Dan dia, terkesan tomboy. Hanya lesung pipit dan rambut ikal sebahu yang dia ikat kuncir kuda lah yang mengalihkan perhatianku. Matanya yang bening seperti menyembunyikan sesuatu.

Aku terpana melihat dia tersenyum manis ke sekian kalinya. Lesung pipit itu membuat ia semakin manis dan membuatku ingin mencubitnya. Menggemaskan.

Seper sekian detik berikutnya aku melotot melihat dia menolak perintah Bayu yang menyuruhnya mengerjakan sesuatu yang memang tak masuk akal. Aku melihat dia beradu argumen dengan Bayu.

Kulipat tangan di dada dan tersenyum melihat suaranya yang meledak-ledak dengan opini, ya, bisa kubilang semuanya benar. Bayu mati kutu.

Aku tertawa dalam hati melihat Bayu dipermalukan di depan anggota baru. Aku langsung menarik perempuan yang sudah mencuri perhatianku sejak tadi ke pinggir aula. Dia tersentak dan ingin meronta.

"Lepasin! Gue bisa aduin lo ke komnasham karena nyakitin perempuan! Lepasin!"

"Lo mau dapat hukuman paling sadis enggak kalau nolak ajakan gue? Gue kan ketua mapala di sini."

Laras terkejut dan melihatku dengan mulut terbuka. Aku menahan geli dan langsung menariknya pergi sebelum Bayu memberikan hukuman yang aku tahu akan disesali Laras seumur hidup.

"Lo mau bawa gue kemana?"

"Ke syurga," sahutku kalem.

Laras mendelik. Aku tersenyum menahan tawa dan menariknya pergi. Ada yang harus kupastikan saat ini. Sepasang lesung pipit yang sudah mencuri debaran jantungku sejak tadi.





_bersambung_

*jangan lupa vote ya selesai baca. Kalau banyak vote saya akan terusin ceritanya:)

Ada Cinta di JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang