4. Hukuman

455 13 0
                                    

Renggo berjalan tergesa menuju ruang sekretariat mapala. Dia membawa makan dan minum buat Bayu. Dia harus mengalah daripada Bayu umumin dia lagi ngincar Laras, bisa bahaya.

Alunan instrumen Canon mengalun pelan. Renggo melirik ke sakunya coba ambil, tapi tangannya kesusahan karena jeansnya. Dia coba nyender tembok berusaha ambil hape lagi.

Bruk! Renggo kaget merasa ada seseorang yang menubruknya. Dia balik badan. Mukanya kaget.

"Lo?!"

Renggo dan Laras ngomong barengan. Reyna malah terpesona lihatin Renggo. Renggo mengerling punya ide jahil. Laras langsung buang muka. Renggo gregetan.

"Eh, Neng. Dimana-mana orang salah tuh minta maaf, bukannya buang muka gitu."

"Lagi salah sendiri halangin jalan gue tadi."

Renggo mengernyit.

"Lah, lo enggak liat gue nyender di pinggir koridor gini. Lo nya aja main tabrak gue tadi."

"Ya... berarti salah lo nyender di situ. Bukan salah gue."

"Yakin?"

"Iya. Yakin."

"Gue tanya yang lain deh. Woi, kalian! Menurut lo semua, gue atau ni cewek yang salah?"

Semua orang yang noleh nunjuk Laras. Laras ngomel dalam hati. Dia nyikut Reyna yang masih terpesona sama Renggo.

"Reyna.. ssst. Belain gue dong."

"Oh eh apaan?" Reyna tergagap. Renggo tersenyum kecil.

"Masya Allah senyumnya bikin meleleh asli."

Laras gregetan jitakin Reyna yang langsung mengaduh.

"Apaan sih, Ras? Sakit!"

"Menurut lo, tadi yang nabrak itu gue apa temen lo itu?" ujar Renggo sambil nunjuk Laras.

"Laras. Dia kegirangan hasil fotonya masuk final lomba fotografi, Kak. Makanya jadi pecicil.. hmmp."

Laras membekap mulut Reyna. Renggo berdehem kecil.

"Oke. Karena temen lo sendiri ngakuin lo yang salah lo harus ganti rugi."

Laras melotot. Renggo menahan tawa.

"Ganti rugi? Lo kira ini FTV, ditabrak trus minta ganti rugi? Lagian lo enggak papa gitu kok. Drama banget tau ga?"

"Enggak."

Reyna berbisik di telinga Laras, membuat Laras memandang Reyna dengan tatapan mengancam.

"Udah ikutin aja maunya. Daripada kita apes ntar pas ospek mapala sore ini. Yayaya?"

Renggo memainkan alisnya melihat Laras diam saja. Laras mendengus.

"Ok. Mood gue lagi baik. Lo minta ganti rugi berapa? Gue baru dapat honor tadi pagi."

Semua orang langsung kasak kusuk. Renggo malah menyeringai kecil.

"Gue enggak minta duit. Gue mau lo temenin gue, sekarang."

"Kenapa enggak saya aja, Kak. Saya aja deh."

Reyna maju coba selametin Laras. Renggo menggeleng dan menunjuk Laras dengan dagunya. Reyna menatap Laras ngeri, karena dia sudah mendengar Renggo tak segan menghukum seseorang yang ia anggap membuatnya terusik. Dan Laras belum tahu itu. Laras malah melipat tangannya.

"Oke. Lo jalan duluan."

"Ehem. Ingat lo harus panggil gue, KAK. Bukan lo gue. Kalau enggak.."

"Iya, Kak Renggo. Sekarang jalan duluan gih."

Ada Cinta di JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang