BAB 11 - "The problem is always there"

28 5 4
                                    

Beberapa waktu berselang, akhirnya satu janji untuk bertemu dengan seseorang yang dimaksud Joni terlaksana. Orang tersebut bernama Budi, sama seperti Joni, dia adalah mantan residivis yang sudah bertobat.

Malam hari kala itu akhirnya ia putuskan untuk segera menemui orang tersebut bersama Vino.

"Apakabar Om?" tanya Nugie pada kesempatan itu.

"Baik, kamu apa kabar?" tanya Om Budi berbasa-basi.

"Baik Om. Kenalin Om ini Vino teman saya," kata Nugie memperkenalkan Vino pada Om Budi.

Dalam obrolan itu dapat diketahui bahwa Om Budi adalah teman dari orangtua Yoga yang sama-sama merintis nama besar dari jalanan. Mereka berdua, Vino dan Nugie juga menyadari bahwa risiko ini sangat besar, namun apa pun risikonya mereka harus mengambil keputusan secepat mungkin.

"Terima kasih banyak Om atas saran dan petunjukknya," kata Nugie.

"Tunggu kabar dari saya nanti, biar saya yang akan bantu memecahkan masalah kalian," ujar Om Budi.

Di beberapa hari kemudian, saat Vino dan Nugie sedang bersama dalam suatu tempat, tanpa terduga Yoga beserta anak buahnya datang pada mereka berdua.

"Banci!" teriak Yoga pada Nugie dan Vino. "Dimana kalian menyembunyikan Intan?" bentaknya pada mereka berdua sambil menggebrak meja.

Vino dan Nugie lantas berdiri dari tempatnya duduk. "Ada urusan apa kamu cari Intan?" tantang Vino.

Yoga memalingkan wajahnya lalu kembali melihat Vino dengan amarah, "Gembrot, jangan ikut campur kamu. Banci homo!" Serunya mencaci mereka berdua. Nampaknya kejadian tidak mengenakkan akan segera terjadi di antara mereka.

"Kamu yang banci!" bentak Vino tak kalah garang. Dan kontan saja kedua orang bodyguard Yoga mendorong tubuh Vino hingga dia terjatuh terjerembab.

Vino bangkit dengan perut besarnya yang terantuk meja dan hendak memukul Yoga yang berada di depannya, tapi Nugie menghalangi, "Udah No!" serunya.

"Tapi..." kata Vino lagi masih dengan menahan emosi.

"Daripada nanti kalian babak belur, mendingan kalian bilang sekarang Intan ada dimana," Yoga sedikit melunak tetapi tetap dengan memberikan nada ancaman.

"Kamu tahu, dia enggak akan pernah balik lagi dengan kamu. Jadi jangan pernah ganggu dia lagi. Ingat itu!!" Vino mengancam balik. Ia sebenarnya tahu sekarang sedang berurusan dengan siapa, namun saat ini ia tidak punya pilihan lain lagi selain harus melawan mereka semua.

"Setan gembrot! Anak kucing, bau tahi kebo'." bentak Yoga sembari mendekati Vino yang berdiri dengan berkacak pinggang.

Mereka berdua saling berhadapan dan saling menatap. Mereka berdua saling memicingkan mata. Berusaha berbicara dengan matanya masing-masing. Nugie berusaha melerai mereka berdua,

"Udah No, gak usah ribut di sini, malu dilihatin orang-orang," ujar Nugie mengingatkan.

Tanpa diduga Yoga mendorong tubuh Nugie hingga jatuh tersungkur dibawah meja. Suasana semakin mencekam saat keributan itu mulai diketahui banyak orang. Nugie berdiri sambil tersenyum pahit sembari membersihkan kaosnya yang terkena debu, "Kalau tanpa dua gerombolan boyband yang kamu bawa dan atas nama besar ayah kamu, kamu bisa apa?" tanya Nugie sambil menunjuk pada kedua anak buah Yoga.

Kedua bodyguard tersebut segera menelan ludah saat mendengar perkataan Nugie yang menyebut mereka berdua adalah boyband. Wajah mereka sedikit memerah kala mendengar perkataan yang Nugie lontarkan pada keduanya. Penyataan itu seakan membenarkan bahwa mereka berdua adalah penggemar berat Backstreet boys, karena kaos yang mereka kenakan bergambar boyband tersebut. Mereka saling pandang dan melempar senyum manis dengan muka masam pada rekannya.

NUGIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang