Di tempat lain, Intan menemui rekannya. Dia menceritakan segala sesuatunya pada rekannya tersebut, "Nda, aku lelah dengan semua ini," kata Intan.
"Sabar ya sayang, semua ini pasti akan segera berlalu, yang penting saat ini kamu udah enggak diganggu sama Yoga lagi," ujar Amanda menenangkan perasaan gundah rekan kerjanya itu.
"Iya nda," jawab Intan kosong.
Sementara itu, Nugie tampaknya semakin giat berlatih tinju setelah pulang dari tempatnya kerja. Sedangkan Intan kini berjalan menghadapi kehidupan baru tanpa gangguan Yoga lagi. Dan untuk Vino, sekarang ia lebih banyak melakukan aktifitas lain untuk menemani Mas Fiman untuk menjelajahi Gunung Ijen.
Pada awalnya kegiatan itu ia anggap sebagai kegiatan yang paling melelahkan dan sia-sia bagi. Namun, bujuk rayu Mas Firman ternyata berhasil mengalahkan segalanya. Dan ketika Vino berada di atas puncak Kawah Ijen dengan sangat bersusah payah, akhirnya dia melihat sesuatu yang berbeda. "Ternyata Indonesia itu indah" Itulah kesan yang dia dapat saat dia mendaki dengan penuh penderitaan di Gunung Ijen bersama Mas Firman. Sang Penakluk Gunung yang miris untuk di dengar.
Di suatu malam, Nugie, Vino, Intan dan Mas Firman bertemu bersama. Mereka saling berkenalan satu sama lain. Vino memperkenalkan Nugie yang memiliki hobi yang sama dengan Mas Firman, yaitu mendaki gunung. Dan juga memperkenalkan Intan sebagai gerombolan paling cantik dalam gengnya tersebut. Obrolan pun semakin begitu hidup saat mereka mulai mengenal satu sama lain. Senua terlihat begitu karib. Nugie yang dulunya pendiam sedikit banyak mulai terbuka dalam tawa dan senyuman. Dia juga bercerita tentang latihannya di sasana tinju milik Om Budi.
Tak terasa, waktupun akhirnya berjalan terasa begitu cepat, yang pada akhirnya waktu pertandingan pun tiba. Di dalam sasana tersebut sudah hadir Tony beserta dengan anak buahnya. Vino, Dewi dan Intan beserta rekan-rekan yang lain. Sasana itu terasa begitu sempit dengan banyaknya orang yang datang saat itu. Tony, ayah Yoga berjalan mendekati Intan dan Vino diikuti beberapa rombongan pengikutnya. Saat dia berada di depan Intan, Tony tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Entah apa maksud darinya tersebut. Intan yang memang sebelumnya sudah mengenal Tony hanya bisa membalasnya dengan senyum terpaksa.
Di atas ring, sudah ada dua petinju yang bersiap, di sudut biru ada Yoga dengan lagak premannya, di sudut merah ada Nugie dengan tubuh kurusnya. Jika tanpa baju mereka sama-sama memiliki kemiripan bentuk tubuh yang sama- sama kurus, hanya saja Nugie sedikit lebih tinggi daripada Yoga.
Pertandingan akan dimulai dengan ketentuan 5 ronde yang akan dipakai. Ronde pertama dimulai, Vino terlihat begitu asyik melihat kedua petarung berusaha membuka pertahanan masing-masing. Sementara itu, Intan tidak berani melihatnya secara langsung.
"Hajar Nug, habisin dia!" teriak Vino semangat dan kegirangan. Intan merasa jengah dengan apa yang Vino tunjukkan. Tentunya ini berbeda sudut pandang dengan apa yang dilihat oleh Vino.
"Lihat teman susah malah senang kamu!" ketusnya pada Vino. Vino tak menggubris apa yang diucapkan oleh Intan, ia begitu larut dalam suasana ramai pertandingan ini.
"No...." panggil Intan lagi.
Vino melihatnya sebentar, "Apa?" tanyanya. Intan hanya menghela nafas panjangnya karena apa yang ia katakan pada Vino tidak digubris sama sekali.
Para bodyguard boyband yang dibawa Yoga pun tidak mau kalah memberikan semangat. Mereka berteriak kegirangan saat Yoga berhasil memukul Nugie, hal yang sama juga dilakukan Vino dengan rekan-rekannya. Mereka saling mengumpat, berteriak dan memandang tanpa berkedip setiap waktu. Sesekali dari belakang arah belakang punggung Vino, Intan melihat pertandingan tersebut sambil menutup matanya. Yang sampai akhirnya melihatnya secara keseluruhan. Berbeda dengan Dewi yang nampak antusias mendukung pujaan hatinya itu bertanding. Pertarungan berlangsung seru, ronde pertama usai dilanjutkan hingga ronde kedua, pertandingan pun masih sama hingga ronde kedua pun telah berakhir, memasuki ronde ketiga pertandingan masih berimbang, lontaran pukulan jab, hook dan upercut ala kadarnya saling terjadi. Ahmad dan beberapa orang lainnya juga nampak memberikan support-nya pada Nugie untuk memenangi pertandingan tersebut. Mereka berteriak sporadis tanpa kesopanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NUGIE
RomancePerempuan, cinta dan Purnama adalah sebuah kesatuan yang tak terpisahkan diantara kisah romantisme sang demonstran. _______________________________________ NOVEL ini pernah diterbitkan dengan judul "ACTA ES FABULA di Surakarta ; ISBN : 978-602-6915...