Jiyo memasuki kantor guru bersama Miya pagi itu. Ia mengangkat alis, melirik seorang pemuda yang berdiri di dalam ruangan Pak Roy terlihat dari kaca ruangan. Jiyo mengernyit namun tetap berjalan ke ruangan Mr Simon.
Bertepatan ketika pemuda itu keluar dari ruangan. Keduanya menoleh kompak, membuat pandangan mereka bertemu.
Sampai cowok bemata kecil itu mengangkat alis, tak banyak bicara dan melangkah pergi meninggalkan ruang guru.
"Kalau lo pengen tahu, kejar sono," suara Miya mengagetkan Jiyo membuat Jiyo hampir saja menjerit. "Itu yang namanya Hoshi, kan?"
Jiyo mengangguk, "kok kayaknya Pak Roy kayak marahin dia gitu ya?" tanyanya menaruh tumpukan buku ke meja Mr Simon yang tak ada penghuni karena pria tampan itu sedang berada di luar.
"Sono gih datangin, malah nanya gue," kata Miya mendorong pelan Jiyo. "Gue balik kelas sendiri nggak papa kok."
Jiyo menipiskan bibir. Ia diam sesaat, kemudian berbalik dan berlari kecil keluar dari ruangan.
Hoshi yang sudah jauh dari ruang guru terus melangkah pelan. Ia melirik di ujung mata, kemudian mendecak merutuk kenapa harus berharap gadis itu datang. Cowok itu agak merunduk, menyeret langkah dengan tak semangat.
Merasakan suara lari, entah kenapa Hoshi tersentak dan berhenti. Ia langsung berbalik, melebarkan mata melihat gadis cantik itu berlari kecil menghampirinya.
"Eh..."
Jiyo berhenti, tiba-tiba merasa canggung tak tahu harus menyapa bagaimana.
"Hn?"
Hoshi agak memiringkan kepala, menatapnya menunggu.
"Eung... tadi..." Bola mata Jiyo menggerak menghindari tatapan pemuda itu, agak kikuk harus bertanya bagaimana mengingat ia terkesan terlalu kepo.
Hoshi mengangkat sebelah alis, terkekeh kecil melihat gadis ini. "He, gue bukan Malaikat Pencabut Nyawa jadi kenapa lo nggak berani natap mata gue?" tanyanya membuat Jiyo terkejut.
Jiyo bengong sesaat. Menatap cowok itu kaget.
"LO NONTON GOBLIN JUGA?!"
Hoshi terkejut setengah mati. Bahkan termundur kecil mendengar pekikan itu. Cowok itu jadi tergagap, mengalihkan wajah merasa malu. "Ha? Apaan?" tanyanya mengelak salah tingkah.
Jiyo melebarkan mata, kemudian tertawa riang. "Owwww.... Ahjussi!" panggilnya dengan gaya Ji Eun Tak dalam drama itu membuat Hoshi diam-diam merona.
Hoshi berdehem, belagak menguasai diri. "Lo sore ini ada acara nggak?" tanyanya tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.
Jiyo masih tersenyum geli memandangi cowok ini. "Kayaknya nggak. Kenapa?" tanyanya santai.
Hoshi mengangguk-angguk kecil. "Jam 5 gue jemput. Kita makan tobbeoki di Jalan Adira," katanya menyebutkan nama jalan tak jauh di sekolah.
Garis wajah Jiyo langsung berubah. "Ha?"
**
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Hallyu ✔ ✔
Подростковая литература"Andai aja kisah cinta gue semanis drama Korea................" Kalau fangirl k-drama jatuh cinta bukannya mirip drama Korea yang ada dia malah bingung apa benar ini cinta beneran atau cuma baper efek dari drama yang dia tonton? Beda lagi dengan si...