Beberapa jam lalu...
Jiyo membuka pintu UKS, lalu melongokkan kepala masuk. Melihat Mbak Indah sendirian di mejanya sambil memegang hape. Gadis itu berjalan masuk membuat Mbak Indah menoleh.
"Mbak, ijin tidur ya? Lagi sakit perut," pinta gadis bermata bulat itu memajukan bibir, mengelus perutnya.
"Bentar lagi padahal bel loh," kata Mbak Indah meraih buku daftar nama.
"Tapi sejam lagi, kan? Guru juga lagi rapat. Di kelas berisik, tau lah 2A3 gimana," jawab Jiyo mencuatkan bibir, maju menulis namanya di daftar pengunjung UKS. "Mbak, buatin teh ya? Perih nih."
"Iya, iya. Sana tidur. Tapi jangan di pojok, ada orangnya disitu," kata Mbak Indah membuat Jiyo mengangguk dan segera berbalik tak sabar berbaring enak di tempat tidur.
Jiyo memandang tirai yang menutupi tempat tidur pojok, tapi tak ambil peduli dan mendudukkan diri ke atas tempat tidur di sampingnya. Gadis itu mencari posisi nyaman, menaruh kepala ke bantal dan memiringkan tubuh menghadap tirai yang memisahkannya dengan tempat tidur sebelah.
Baru juga akan memejamkan mata, tirai itu terbuka. Membuat Jiyo tersentak. Gadis itu refleks memekik kaget, melihat sosok Hoshi terbaring di sana, dengan tangan memegang tirai yang ia tarik. Memandang Jiyo dengan tatapan tenang.
"Sakit apa lo?" tanya Hoshi dengan posisi tak berubah. Masih sama-sama berbaring di tempat tidur dan saling pandang dengan dipisahkan tirai.
"Perut gue sakit," jawab Jiyo masih tidur miring menghadap pemuda itu. "Elo ngapain?"
"Males di kelas," sahut Hoshi santai. Kemudian jadi tersenyum, "jadinya kan ketemu lo."
Jiyo mengangkat alis, hanya mencibir kecil tak merasa luluh membuat Hoshi balas mencibir.
Hoshi melirik, kemudian jadi menutup tirai kembali. Jiyo mendelik, namun merasakan seseorang mendekat membuatnya berbalik dan menoleh melihat Mbak Indah datang membawakan segelas teh hangat.
"Makasih ya mbak," kata Jiyo duduk menerimanya, menaruh di nakas sampingnya.
"Hm. Tiduran aja kalau perutnya perih," kata Mbak Indah mengelus lengan cewek itu. "Eh, sebelum itu, kamu udah nonton Bong Soon belum?" tanya Mbak Indah jadi semangat.
"Udah lahhhh!" jawab Jiyo nggak kalah ngegas. "Lucu banget aku nonton malam-malam ketawa sendiri."
"Iya tuh iya," Mbak Indah duduk di sisi Jiyo. Dan berikutnya jadi menggosipkan heboh drama Korea tersebut.
Hoshi di sebelah mereka diam-diam terkekeh, melirik Jiyo yang terlihat di sela-sela tirai yang tertutup. Sebenarnya dia ingin sekali mengusir Mbak Indah pergi agar bisa mengobrol dengan cewek bermata bulat itu, tapi melihat raut wajah semangat Jiyo yang berkali-kali tertawa membuatnya malah jadi larut. Tadi cewek itu mengeluh sakit, kini malah berbinar-binar ceria. Ck, cewek ini lucu banget sih.
Cukup lama obrolan dua perempuan itu selesai. Kalau saja teh hangat Jiyo tak habis dan Mbak Indah mengembalikan gelas, mungkin mereka akan lanjut membicarakan drama baru lainnya.
Hoshi membuka tirai lagi, kini lebih lebar membuat Jiyo menoleh. "Dasar korban hallyu," ledek Hoshi begitu saja.
Jiyo menjulurkan lidah sesaat, tak peduli.
"Itu drama apaan?" tanya Hoshi berikutnya jadi ingin tahu.
"Bagus deh, dia tuh superwoman gitu," kata Jiyo jadi terpancing lagi. "Mau nonton?"
Hoshi mengangguk dengan senyum kecil, "nonton bareng yah?" pinta pemuda itu dengan kerlipan berharap.
"Hm?" Jiyo tersentak. "Nonton drakor?"
"Iya. Kenapa? Lo mau nonton di bioskop? Ayo. Mumpung film-film lagi rame," kata cowok itu tak mau kehilangan kesempatan.
"Lah gimana? Tadi bilang mau Bongsoon sekarang bioskop," kata Jiyo mengernyit.
Hoshi mengulum bibir, diam-diam gemas melihat kepolosan cewek satu ini. "Yaudah terserah, intinya nonton bareng."
Jiyo mengangkat alis. Terlihat berpikir.
Pintu UKS dibuka, dengan seseorang yang menyapa Mbak Indah canggung. Pemuda itu kemudian dengan tenang melangkah memasuki UKS, menoleh kanan kiri. Ia mengangkat alis melihat Jiyo duduk mengobrol dengan seseorang di tempat tidur sebelah. Tapi ia tak peduli banyak dan mendekat, membuat Jiyo dan Hoshi menyadari kedatangannya dan menolehkan kepala.
"Bentar lagi dah bel, nih tas lo," kata cowok itu menyodorkan ransel peach Jiyo.
Jiyo merapatkan bibir, menoleh pada Hoshi yang diam-diam memberikan lirikan pada pemuda itu. "Entar gue kabarin deh," katanya memberi jawaban sebelum memutuskan turun dari tempat tidur. Hoshi hanya menipiskan bibir memandanginya.
"Won, yang lain dah keluar?" tanya Jiyo membuka ransel, mengecek apa ada yang tertinggal.
"Hm." Pemuda itu membuka jaket yang ia pakai, kemudian melemparkan pelan pada Jiyo membuat Jiyo tersentak. "Pake tuh. Pulang sama gue," katanya singkat, kemudian melangkah lebih dulu keluar dari UKS.
Hoshi yang memandangi itu tersentak. Matanya melebar, terdiam begitu saja. Ia menoleh pada Jiyo, memandangi gadis itu. Dadanya merasa tertohok, melihat Jiyo mengerucutkan bibir memakai jaket biru tua tersebut dengan santai. Kemudian pamit pada Mbak Indah dan berjalan membawa ransel keluar dari UKS.
Hoshi meneguk ludah, mengalihkan wajah. Pemuda itu mencoba menarik nafas, menghembuskan pelan. Hoshi tahu Jiyo dekat dengan semua teman kelasnya, termasuk pemuda itu, Wondi. Bahkan Yena juga sudah menjelaskan sejak awal.
Tapi kenapa seperti ada hal lain di antara keduanya?
**
a/n:
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Hallyu ✔ ✔
Novela Juvenil"Andai aja kisah cinta gue semanis drama Korea................" Kalau fangirl k-drama jatuh cinta bukannya mirip drama Korea yang ada dia malah bingung apa benar ini cinta beneran atau cuma baper efek dari drama yang dia tonton? Beda lagi dengan si...