Hari itu hujan.
Cewek bemata bundar itu melangkah di koridor sekolah sambil memasukkan tangan ke saku jaketnya, merasa kedinginan. Ia melangkah ke belakang kafetaria, ingin sendirian.
Cewek itu berhenti di dinding samping kafetaria. Ia bersandar di dinding, memandang hujan tak jauh di depannya. Tangannya jadi maju, merasakan rintik hujan. Lalu menghela nafas.
"Ck. Goblin Ahjussi galau lagi nih," gumam gadis itu sendu.
Ia lalu mengeluarkan sesuatu dari saku jaket yang sedari tadi ia sembunyikan. Sengaja ke belakang kafetaria untuk benda ini.
Sekotak korek api.
Cewek berponi rata itu tersenyum sendiri, mengeluarkan sebatang korek dan menggesekkannya. Menyalakan api kecil. Ia kemudian menutup mata bulatnya.
'Jangan hujan sampai sore please... Aku harus nganter barang jualan....' batinnya mengucapkan permohonan.
Ia membuka mata, kemudian meniup api di korek kecil itu.
Walau Goblin nggak datang, setidaknya dia rajin melakukan ritual mengucap permohonan begini.
Dulu, kalau hujan ia jadi seperti cewek dalam iklan Sprite. Mengidamkan ada Oppa ganteng yang peka ngasih dia jaket atau payung melindunginya dari hujan. Ataupun bergandengan tangan berlari-lari di tengah riak hujan.
Tapi sekarang, lebih seru matiin api korek dan mikirin Goblin Ahjussi.
Goblin, drama Korea yang sekarang lagi booming, memang mengubah banyak hal untuk cewek ini. Dia yang memang pencinta drama Korea merasa kisah cinta Kim Sin dan Ji Euntak bagaikan kisah dongeng yang indah. Gemas, manis, menguras emosi, sampai membuatnya merasa meledak-ledak menonton tiap episode.
Goblin adalah cerita rakyat Korea. Tapi dalam drama ini, Goblin yang ada justru paman ganteng yang bisa melakukan banyak hal seperti sihir. Ji Euntak selaku peran utama wanita bisa memanggilnya. Dengan cara meniup api.
Hal yang dicontoh cewek bermata bundar ini sekarang.
Sebuah suara tiba-tiba terdengar membuatnya jadi terkejut. Cewek itu mengernyit melihat bayang seseorang dari balik pilar berjarak semeter darinya. Ia jadi terperanjat.
ASTAGA JANGAN JANGAN ITU DOKKAEBI ALIAS GOBLIN!
Mulutnya terbuka kecil tak percaya. Ia langsung merapikan rambutnya, kemudian perlahan-lahan menghampiri pilar itu. Mata besarnya melebar melihat asap samar. Dengan hati-hati ia mengintip. Membuat cowok yang sedang jongkok sendiri disana menoleh.
Keduanya sama-sama terkejut. Melebarkan mata satu sama lain saat tatapan mereka bertemu.
"Ngapain lo?" tanya cowok itu jutek, langsung menyembunyikan batang rokok di tangan kanannya.
Cewek beponi rata tersebut membelalak. "Adanya lo yang ngapain. Nyebat di sekolahan gini," balasnya tak kalah galak.
Cowok itu mengernyit, memandangi wajah cewek itu lekat. Membuat cewek bermata bundar itu agak mundur tapi berusaha terlihat tak takut.
Cowok itu kemudian berdiri, menginjak sisa rokoknya dan kembali memandang gadis itu. "Muka lo familiar,"katanya membuat cewek itu mengangkat sebelah alis. "Lo temennya Yena, kan?"
Cewek itu mengangguk tenang, "Gue Jiyo, anak IPA 3," katanya menyebutkan nama dengan tegas.
"Gue nggak nanya nama lo sih," kata cowok itu membuat Jiyo merenggut dan mendelik. Ia lalu melemparkan pandangan pada tangan Jiyo yang memegang sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Hallyu ✔ ✔
Ficção Adolescente"Andai aja kisah cinta gue semanis drama Korea................" Kalau fangirl k-drama jatuh cinta bukannya mirip drama Korea yang ada dia malah bingung apa benar ini cinta beneran atau cuma baper efek dari drama yang dia tonton? Beda lagi dengan si...