Seu Meul

63.8K 9.9K 2.5K
                                    

"Ehm."

Pemuda itu melirik, tapi tak merespon banyak.

"UHUK EHM UHUK EHEM EHEM!"

"Minum bodrex sana Ju," suara celetukan Yogi membuat Jeje berhenti batuk-batuk dan menoleh malas.

"Bodrex buat sakit kepala, goblog!" kata Ryan menabok kepala Yogi gemas.

Jeje yang kini sedang berdiri jauh dari mereka, memutar bola mata sebal. Kenapa juga sih dia harus punya temen-temen cowok-cowok biadab gitu? Kenapa juga Yena harus berpisah dari mereka ke IPA hingga Jeje jadi cewek sendiri?

Ah, oke. Itu tak penting sekarang.

Jeje melipat kedua tangan di depan dada, lalu berdehem lagi. "Ehem. Ardika."

Pemuda yang sibuk mencatat itu kini mengangkat wajah. Ia melebarkan mata, "ah... dari tadi lo kode ke gue?" tanyanya dengan kerlipan polos, membuat Jeje agak mendelik. "Langsung panggil aja kenapa sih?"

"Gue mau nanya," kata Jeje langsung mengalihkan pembicaraan. Wajahnya sok jutek dan dingin, "elo tuh... deket banget ya sama Jiyo?"

"Hm?" Dika menaikkan sebelah alis, "Jiyo Okeydorkyo?"

Jeje jadi mengernyit bingung, "apaan?"

"Jiyo yang jualan sticker sama baju kan?" tanya Dika kemudian.

"Oh... Iya. Jiyo 2A3, emang lo kenal Jiyo yang mana lagi? Banyak ya cewek yang deket sama lo bahkan ada yang namanya sama?" tanya Jeje tanpa sadar jadi sinis.

Dika mengernyit sesaat, tak mengerti. Tapi lalu menegakkan posisi tubuh memandang gadis itu yang berdiri di sisinya kini. "Gue cuma mastiin kok," jawabnya santai. "Kalau emang Jiyo IPA 3.... Ya... lumayan. Kenapa?"

"Lumayan gimana?" Jeje jadi menyudutkan, "elo suka sama Jiyo?"

Dika mengerjap-ngerjap, menatap Jeje lurus membuat Jeje diam-diam salah tingkah tapi sok memasang wajah jutek.

"Kok.... lo kayak ngelabrak gue gini ya Je?" tanya Dika polos, membuat Jeje tersentak. "Elo.... lagi ngedamprat gue ya?"

"Ck, nggak!" balas Jeje segera, "denger ya, Ka. Jiyo tuh udah ada yang punya, jadi lo nggak usah gangguin dia gitu deh. Kasian temen gue salah paham mulu, jealous mulu—"

"Hoshi?" potong Dika membuat Jeje tersentak. "Temen lo si Hoshi IPS 3?"

Jeje mengernyit, kemudian mengangguk membenarkan.

Raut wajah Dika berubah sesaat, lalu mendesah berat. "Ya... gue suka sama Jiyo sih.."

"Hm?" Jeje mengangkat alis dengan perlahan kedua bahunya menurun lemas.

"Tapi... kayaknya gue nggak bisa lebih dari temen," kata Dika agak lirih, perlahan mendongak membalas tatapan tertegun Jeje. "Jiyo selalu ngomongin Hoshi saat sama gue. Dulu dulu, yang dia bahas kalau nggak Kim Woo Bin ya Song Jong Ki. Tapi sekarang beberapa kali dia sering bawa nama Hoshi. Lagi pesen kopi katanya Hoshi suka kopi hitam, lagi mendung katanya Hoshi sering datang pas hujan. Tanpa sadar... Jiyo udah jadiin gue temen curhatnya. Seakan gue sahabatnya dia."

Jeje membulatkan mata. Cewek itu jadi menarik kursi, duduk mendekat dan menatap Dika ingin tahu. "Terus, terus? Elo gimana?"

"Hm? Gue?" Dika mengerjap, menoleh bingung. "Kok jadi gue?"

"Eh?" Jeje membeku sesaat, kemudian segera menguasai diri. "Ng, nggak, maksud gue... Elo sama Jiyo sekarang gimana gitu. Kan kasian Hoshi. Tuh, lo tau sendirikan Jiyo tuh sukanya sama Hoshi."

2A3: Hallyu ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang