"Lo nggak bisa marah Ci. Biar gimanapun, sekarang situasi lagi kayak gini. Nggak bisa lo jealous gitu," kata Jeje serius, memandang Hoshi yang duduk di tangga lapangan basket itu sambil menyalakan sebatang rokok.
"Yena belum bisa dihubungin juga," kata Yogi memandang hapenya, sementara Yuta dan Jeka juga ada di sana baru datang.
"Sahabat mereka lagi kecelakaan. Harusnya lo datang nenangin Jiyo, bukannya jealous gini," kata Jeje memberi tau dengan sungguh-sungguh. Yogi tak berani menyela karena tau sedang dalam situasi serius.
Hoshi mendecak, menghirup sesaat rokoknya. Ia menghembuskan asap sambil mengalihkan wajah. "Ya gue juga bisa kesinggung kali, Ju," sahutnya menahan emosi. "Kenapa selalu Wondi? Apa-apa Wondi. Sekarang juga kalau emang dia lagi shock, yang di samping dia ya Wondi kan?"
"Eno kok bisa tiba-tiba gitu ya? Baru kemaren temenan sama gue," kata Jeka menyeletuk.
"Gara-gara temenan sama lo tuh ketempelan sial," balas Yuta tapi segera merapatkan bibir diam saat Jeje melotot galak menyuruhnya diam.
"Udah, udah, kalem dulu. Sekarang bukan cuma elo yang lagi emosi. Lo harus inget sekarang yang paling butuh dukungan siapa?" kata Jeje mengingatkan, "Yena bukan cuma anak 2A3, Ci. Ini Eno yang kecelakaan, Yena yang paling shock tau nggak."
Yogi mengangguk-angguk membenarkan, "kita susul ke rumah sakit aja?" tanyanya memberi usul.
"Ck, nggak bisa. Si Bobi tadi bilang mereka aja disuruh pulang," kata Jeka menyahut. "Percuma juga ke sana. Yena pasti cuma diem nungguin Eno."
"Iya sih..." gumam Yogi menghela nafas. Ia menoleh pada Hoshi, "elo nggak ada niat atau ilham gitu Ci buat datengin Jiyo?"
Hoshi menghirup rokoknya sesaat, kemudian menoleh. "Mau ngapain?" tanyanya datar.
Melihat itu, Jeje kembali gemas. "Cowok apa sih lo!? Masa diselip gitu aja langsung nyerah!? Yang gini-gini nih pantes nggak pernah menang!" katanya jadi sewot.
Yuta, Yogi, dan Jeka langsung menjauh dan mingkem karena tau jika gadis ini emosi dia akan berubah jadi nenek sihir ganas.
"Mau Wondi kek, atau si Ardika itu juga. Kenapa lo langsung ciut si Ci? Terus perjuangan lo selama ini tuh gimana? Lo sampai cari kesana kemari tentang hallyu, lo nonton drama Korea, lo ngikutin gaya-gaya aktor Korea. Itu buat apa sih Ci? Ujung-ujungnya juga lo balik lagi kayak gini."
Hoshi terdiam, tak menyahut ataupun menoleh.
Jeje menghela nafas, "gue temenan sama lo udah lama. Gue udah sering liat lo deket sama cewek. Tapi baru sama Jiyo ini ya Ci, gue bener-bener ikut seneng. Karena lo tuh berubah. Keliatan jelas hidup lo lebih bahagia sama dia," kata Jeje membuat Hoshi tertegun.
Jeje mendengus, kembali melanjutkan. "Sadar atau nggak lo jadi kurangin ngerokok. Dan telpon bokap lo ke gue atau yang lain untuk nyariin lo udah nggak ada, tanda kalau lo udah jarang minggat dari rumah. Terus gara-gara ada saingan, lo jadi nyerah? Ih kalau jadi anak gue dah gue masukin bak mandi lo semalaman!"
Yogi mengumpat mendengar itu, "sumpah ya njir, gue tadi udah terharu terbawa situasi tapi ujung-ujungnya bawa anak lagi, anjing," katanya mengumpat kasar, tak tahan jadi emosi.
Yuta juga mendecih, "untung lo bukan emaknya Hoshi," celetuknya juga jadi gemas. Jeka tak mau ketinggalan mengejek membuat Jeje melotot menyuruh mereka diam.
Hoshi diam-diam mendecih. Belum tau aja mereka kalau calon emaknya sama gilanya kayak Jeje.
"Udahlah, Ci. Sono datangin. Kelasnya Yena tuh ya, satu tumbang ya sekelas ikut tumbang," kata Jeka tak tahan juga ikut menyemangati. "Contohlah si Junaid panutanku. Dia langsung jemput Rosi di rumah sakit tau nggak. Seenggaknya si June bisa nenangin Rosi. Anak 2A3 nggak mungkin nggak panik."
Yuta mengangguk-angguk setuju, "Ci, sekalian modus bisa lo peluk kalau dia mew---ANJENG SAKIT JU!"
"YA LO KAYAK SETAN!"
"GUE KAN COWOK YA WAJAR DONG!"
"OTAK LO TUH MESUM, NJING!"
"LO CEWEK MANA NGERTI!"
"DIEM NJIR!" Hoshi berdiri, membuat mereka refleks mingkem menarik diri.
Cowok itu mendengus, membuang puntung rokok begitu saja dan menginjaknya membuat Yuta jadi merasa sayang batang rokok itu padahal masih agak utuh.
"Gue pergi!" pamit Hoshi beranjak dan berjalan pergi, langsung membuat Jeka dan Jeje langsung bersorak.
"NAH GITU KAN BARU HOSHI OUR STAR!" kata Jeka heboh.
"KEJAR CI JANGAN MAU KALAH SAMA PERJUANGAN KIM TAN!" kata Jeje juga berteriak.
Hoshi hanya melengos, menggeleng kecil mendengar kelakuan teman-temannya yang memang tak pernah normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Hallyu ✔ ✔
Novela Juvenil"Andai aja kisah cinta gue semanis drama Korea................" Kalau fangirl k-drama jatuh cinta bukannya mirip drama Korea yang ada dia malah bingung apa benar ini cinta beneran atau cuma baper efek dari drama yang dia tonton? Beda lagi dengan si...