Jiyo masih terperangah. Menatap cowok itu dengan tenganga kecil. Sampai garis wajahnya tak lama mengeras, mendelik dan mendecih. "Lo mabok ya?" tanya gadis itu meninggikan suara. "Cih. Dasar gila," sambungnya mengalihkan wajah.
Hoshi memandangi itu, kemudian tertawa. "Lo ambyar?" tanyanya menggoda membuat mata bundar Jiyo melotot. "Pipi lo merah."
"Paan sih," Jiyo melotot, mencoba terlihat galak.
"Cie salting," goda Hoshi mencolek pelan lengan gadis itu.
"Ck emang bener kata Yena. Lo tuh aneh," kata Jiyo sinis, menatap cowok itu tajam.
"Yang penting ganteng," celetuk Hoshi percaya diri menyandarkan tubuh ke penghalang jalan di belakangnya.
"Nggak sih," kata Jiyo segera. "Udah deh ayo makan, laper gue," katanya mengalihkan pembicaraan.
Hoshi kembali tertawa membuat kedua matanya menyipit. Pemuda itu menegakkan tubuh, "iya iya ayo," katanya tanpa sadar mengacak poni rata Jiyo sesaat, kemudian berjalan lebih dulu.
Jiyo sempat merasa tersetrum sesaat. Gadis itu mengerjap, berdehem sendiri mencoba menguasai diri. 'Nggak, nggak. Lo nggak boleh baper,' batinnya menyadarkan diri lalu berbalik mengekor Hoshi cepat.
**
"Lo tuh orang tua banget ya," komentar Jiyo menopang dagu memerhatikan Hoshi di depannya yang baru menyedot Americano-Ice. "Ngerokok, terus minumnya kopi item," kata cewek itu datar. Dalam hati menyambung, 'padahal mukanya imut banget.'
"Emang kenapa?" sahut Hoshi kalem. "Gue suka hal yang bikin tenang."
Jiyo mengangkat sebelah alis, "bukannya rokok itu bikin sesak nafas dan kopi hitam bikin deg-degan ya?"
"Nggak ah," kata Hoshi segera. "Elo yang bikin gue deg-degan."
Mata bundar Jiyo melotot kecil, "ck, apasih lo. Ngegas mulu," kata cewek itu mengalihkan wajah malu. "Tadi lo kenapa dipanggil Pak Roy ?" tanyanya segera membuka topik lain.
Hoshi dengan santai memainkan sedotan di gelas kopinya. "Gue ketauan ngetipex meja guru pas pelajarannya," katanya tenang membuat Jiyo terkejut.
Jiyo jadi mendelik kecil, "lo ngapain tipe-X meja guru?" tanyanya tak mengerti.
Hoshi meringis kecil, "iseng aja."
Jiyo tenganga. Menatap cowok ini tak mengerti. "Bandel banget sih," komentar gadis itu bergumam.
Hoshi tak memandang Jiyo, tersenyum tipis dengan mata menerawang.
Ayam madu pedas pesanan mereka datang. Membuat Jiyo menepikan Black Tea nya.
"Eh btw. Lo udah nonton Goblin sampe mana?" tanya Jiyo membuka tasnya mengeluarkan sesuatu.
Hoshi mendecak kecil, merasa malu. "Apa sih," elaknya tak mau bahas. "Itu apa?" tanyanya melihat botol kecil yang diangkat Jiyo.
"Hanitizer," jawab Jiyo membukanya, "sini tangan lo," kata gadis itu tanpa permisi meraih tangan kanan Hoshi. Tangannya memegang punggung tangan cowok itu, menumpahkan kecil beberapa tetes ke telapak tangan Hoshi.
Hoshi diam. Kali ini tak bisa bicara apapun memandangi gadis itu yang merunduk di depannya. Ia menggigit bibir pelan ketika Jiyo melepaskan pegangan pada tangannya kemudian meneteskan hanitizer pada telapak tangan sendiri.
"Eh udah sampe yang Sunny ketemu Woobin belum?" tanya Jiyo kembali membahas.
Raut wajah Hoshi berubah. Cowok itu mencibir, mengusap kedua tangannya. Ia diam beberapa saat, "gue nonton karena ada adegan perangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Hallyu ✔ ✔
Teen Fiction"Andai aja kisah cinta gue semanis drama Korea................" Kalau fangirl k-drama jatuh cinta bukannya mirip drama Korea yang ada dia malah bingung apa benar ini cinta beneran atau cuma baper efek dari drama yang dia tonton? Beda lagi dengan si...