Hoshi tersenyum-senyum samar membalasi chat Jiyo ketika suara pintu dibuka terdengar. Ia hanya melirik, tapi tak peduli dan malah menaikkan volume tivi. Kemudian bersandar di sofa sambil memainkan hape lagi.
"Hai, Hoshi," sapa wanita itu ramah dan ceria sambil membawa beberapa belanjaan di tangan. "I have daging, paprika, and pasta. Do you want some? I will cook for you," katanya riang sambil menaruh plastik putih supermarket di meja depan Hoshi.
Hoshi tak menjawab. Menolehpun tidak.
Membuat Jessie diam-diam merapatkan bibir. Tapi ia merunduk mencari-cari sesuatu dari dalam plastik.
"Tadi di market ada ini nih," ucap wanita itu mengacungkan sebuah gantungan kunci seukuran telapak tangan berbandul boneka, "kata Jiyo kamu lagi suka Goblin?"
Hoshi tersentak. Kali ini ia refleks menoleh, melihat boneka Goblin cokelat diacungkan wanita berkulit gelap itu dengan senyum lebar. Hoshi tertegun, tapi jadi mengkerut agak malu ketahuan menonton drama Korea begitu.
"Ngapain sih ngomongin saya sama orang lain?" tanya pemuda itu tajam, bersandar di sofa dan kembali menoleh pada hape.
Jessie malah tersenyum, "Jiyo yang cerita sendiri."
"Hm?" Hoshi menoleh lagi.
"She always talks about you kalau kita meet di perpus or class," jawab Jessie dengan santai. Ia menaruh gantungan kunci Goblin itu di atas meja, kemudian berdiri membawa sebungkus plastik.
Hoshi diam. Ia mengerjap-ngerjap sesaat, tapi kemudian menaruh hape dan beranjak. Melompat kecil mengekor Jessie menuju dapur. Meninggalkan begitu saja tv yang masih menyala.
"Dia ngomong apa?"
Jessi tersentak. Menoleh kaget melihat cowok itu sudah berdiri di depan meja dapur dan menatapnya ingin tahu. Membuat Jessie diam-diam ingin tersenyum geli.
"Tadi kamu abis date sama dia kan?" tanya Jessie mengangkat plastik belanjaan ke atas meja, mengeluarkan belanjaannya. "Gimana? Udah ditembak?" tanya Jessie menggoda, membuat Hoshi agak mengkerut malu.
Hoshi tak menjawab. Pemuda itu berdehem agak kikuk, "dia... bahas apa aja tentang saya?"
"Ya... gitu..." jawab Jessie merunduk, membaca aturan memasak dalam kotak pasta di tangannya. "Katanya kamu emang nyebelin, jadi saya nggak perlu khawatir...." Jessie mendongak, tertawa kecil membuat Hoshi mendelik karena mengerti.
Jessie kini jadi sibuk menyiapkan alat memasak. "Kamu segitu sukanya sama dia? Sampe bela-belain nontonin drama Korea gitu biar ada obrolan," tanya Jessie tertawa geli, mengerling menggoda membuat Hoshi kembali menciut malu.
"Well, kamu harus berjuang lebih," kata Jessie membuat Hoshi mengangkat alis dan melirik. "Dari semua 2A3 girls, Jiyo yang paling beda."
Hoshi mengernyit. Ia tanpa sadar mengitari meja dapur, lebih mendekat. Tangannya juga tanpa sadar mengangsurkan daging dalam kemasan ketika Jessie ingin mengambilnya.
"You know, she's cute and pretty. Dan dia juga seru. Galak iya, naif iya, lucu iya. Nggak mungkin nggak ada yang tertarik, kan?" tanya Jessie sambil mulai mengupas bawang bombai besar. "Everyone loves her, Hoshi."
Hoshi menipiskan bibir mendengar itu.
"But, Jiyo nggak pernah terlihat tertarik punya hubungan.... like... eung... pacaran? Or apa itu bahasa sekarang? Vaper? Caper? Oh no no it's not right. Eung-"
"Baper," ralat Hoshi merasa lelah juga mendengarnya.
"Ah, ya. Baper," kata Jessie mengangguk membenarkan. "Can you ambil paprika itu?" katanya menunjuk membuat Hoshi otomatis mengambilkan paprika di sampingnya dan memberikan pada Jessie.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Hallyu ✔ ✔
Ficção Adolescente"Andai aja kisah cinta gue semanis drama Korea................" Kalau fangirl k-drama jatuh cinta bukannya mirip drama Korea yang ada dia malah bingung apa benar ini cinta beneran atau cuma baper efek dari drama yang dia tonton? Beda lagi dengan si...