Seu Meul Dul

64.1K 9.6K 669
                                    




"Gue begal."

Hoshi menempelkan pipi ke atas meja dengan tak semangat, membuat Yogi yang mendengar merapatkan bibir. Erin di samping Hoshi mengernyit, tak paham.

"Makanya Ci, nggak usah didownload. Liat kan sekarang lo nggak bisa move on dari lagunya?" kata Jeje yang duduk di samping Yogi, sedang menghadap belakang ke meja Erin.

"Ha? Lagu?" Erin mendelik, makin tak paham.

"Mau denger Rin? Lagunya Susan Copra," tanya Yogi membuat Jeje langsung menaboknya.

"Nggak deh, nggak yakin gue," tolak Erin sama sekali tak minat, lalu menoleh pada laptopnya kembali, "lanjut nggak?"

"Bentar dulu, gue lagi pengen dangdut," kata Hoshi dengan gaya serius.

"Yaudah sih move on aja. Cot lo sok drama," kata Jeje sewot, dengan wajah bertekuk memandang hapenya yang sedang mendownload games.

Mendengar itu Hoshi jadi mendelik, mengangkat kepala dan menoleh pada Yogi. "Temen lo napa sih? Kayaknya dari tadi nyolot banget. Anak SIMSnya mati lagi?" tanyanya membuat Erin tertawa mendengar itu.

"Kalau nggak salah sih dia dibikin galau sama cowok yang inisialnya Di sama Ka," jawab Yogi santai.

Jeje mengumpat. Tangannya refleks terangkat ingin menabok Yogi lagi tapi cowok jangkung itu segera melompat dan berlari kabur. "HE PEDANGNYA POWER RANGERS LO MAU MATI!?" teriak cewek itu bringas, langsung berbalik dan mengejar Yogi yang berlari-lari rusuh mengitari kelas.

"Aisshhh, temen gue kapan kalem sih," gumam Hoshi dengan dramatis.

Erin jadi makin tertawa, "udah ah. Lanjut aja, daripada lo uring-uringan gini," bujuk Erin sambil menggerakkan telunjuk di touchpad laptop.

Hoshi menurut saja. Ia iseng memasukkan kedua tangan ke laci meja, tapi tersentak merasakan sesuatu. "Meja siapa nih Rin?" tanyanya yang tadi menarik asal meja mendekat ke samping Erin.

"Ryan."

"Elah pantes," kata Hoshi membuat Erin mengernyit dan menoleh.

Erin membelalak melihat sebuah korek api gas diambil Hoshi dari dalam meja. "Ck, si bego. Kok dia simpen di meja sih?" katanya gemas sendiri.

Hoshi hanya menarik salah satu ujung bibir. Ia kini menyandarkan punggung ke kursi, kemudian memain-mainkan korek gas di tangannya. "Udahlah, cepet play. Korek doang," kata Hoshi santai.

Erin tenganga, kemudian melengos panjang. Cewek itu menurut, mulai mengklik salah satu file. Ia mencantolkan salah satu kepala earphone ke telinga, membuat Hoshi meraih satu lagi dan menggantungkan di cuping telinganya. Hoshi mendekat dengan santai, sementara Erin bersandar dan mulai fokus. Mengacuhkan keadaan rusuh IPS 1 yang masih samar terdengar suara rusuh Yogi dan Jeje kini ditambah Yuta yang menyoraki. Trio satu itu memang manusia-manusia toaknya IPS 1.

Hoshi menggigiti bibir, entah kenapa tak fokus. Cowok itu jadi mengalihkan wajah, mengangkat korek gas di tangannya. Ia melamun sejenak, kemudian menekan platuk menyalakan api. Mata kecilnya memandangi api kecil itu. Lalu tak lama meniupnya pelan. Melakukan hal yang dulu selalu ia ledeki, kebiasaan gadis itu jika hujan.

"Eh, eh, Hosh, penjahatnya datang!" kata Erin heboh dan tegang membuat Hoshi terkejut dan refleks menoleh kaget.

Hoshi langsung ikut menegak, "bego anjir kenapa dia sendirian?" tanyanya jadi greget. Erin juga sudah maju menonton laptop dengan jantung berdebar.



"EH JIYOOOO!!!"



Suara nyaring Jeka membuat Hoshi terkejut setengah mati, segera menoleh. Pemuda itu melebarkan mata, menemukan sosok Jiyo berdiri di pintu kelas dan jelas memandangnya. Jeka yang di dekat cewek itu juga melirik, tadi sengaja menyapanya dengan nyaring.

Hoshi segera menegakkan tubuh, menjauh dari Erin dan menatap Jiyo yang mengerjap dan mengalihkan wajah.

Jiyo berdehem pelan, memandang Jeka. "Ada si Bams nggak? Kata anak kelasnya dia ke sini," tanya gadis itu mencoba menguasai diri.

"Baru aja pergi sama Aming June," jawab Jeka ringan.

"Oh..." Jiyo merapatkan bibir sejenak, "yaudah, thanks ya," katanya singkat, segera berbalik dan pergi meninggalkan kelas 11 IPS 1 begitu saja.

"Kayaknya kekuatannya bakal ilang deh, ya nggak sih?" Erin menoleh, langsung terdiam dan mengernyit melihat cowok di sampingnya sudah membeku seperti baru saja dikutuk jadi batu.

"WADOHHHH ASEK NIH YOU AREEEE MY EVERYTHING...." teriak Yogi mengompori, menyanyikan sepenggal lirik dari Soundtrack drama Korea DOTS membuat Hoshi segera tersadar dan tersindir.

"Bukan bego, kalau adegannya gini bagusnya tuh LOVE IS THE MOMENT..." sahut Jeje menyanyi keras.

"AKU BEGAL, AKU SEDANG BETE GALAU," balas Yuta beda sendiri.

"Ha? Apa sih?" Erin melongo, sama sekali tak mengerti tapi sadar betul tiga manusia itu sedang menyindir ke arah meja mereka.

"Ci, kalau lo nggak ngejar mau gue wakilin?" celetuk Jeka membuat Hoshi tersadar.

Hoshi mengumpat, segera melepas earphone dan beranjak pergi. Cowok itu langsung berlari keluar dari kelas 11 IPS 1.

"Hayu Erindaaaa huuuu hayuuuu," kata Yogi menakuti. Erin jadi mendelik.

"Cih, ketua kelas kita ternyata jadi orang ketiga aku kecewa," tambah Yuta drama.

Erin hampir mengumpat, "apasih!? Kok gue!?"

"Ceweknya Oci noh," kata Jeje menjelaskan singkat, membuat mata Erin membelalak.

"Ih, elo sih!" kata Erin menunjuk Yogi tiba-tiba membuat Yogi tersentak, "makanya harusnya tadi sini aja kan ikut nonton tadikan lo ikut nonton. Ih berdua aja kayak tadi pasti salah paham, dikira gue sama Hoshi nempel-nempel gitu ck Yogi sih ah!" omel Erin jadi kesal sendiri.

"Gi, kode tuh minta ditemenin sekarang!" celetuk Jeka yang sedari tadi duduk di sudut meja guru sambil memainkan hape, nimbrung begitu saja.

"Wah, jadi enak Erin makin baper sama gue," kata Yogi bangga sambil tersenyum menyeringai.

Jeje mengeluarkan lidah keluar dengan enek. Yuta malah sudah bertepuk tangan dengan dada menegap, seakan memberi standing applause.

Dan Erin, ketua kelas baik hati yang kalem dan tidak neko-neko itu, baru saja mengumpat kasar.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






a/n:

2A3: Hallyu ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang