22 || Miss You damn So Much

1.2K 166 22
                                    

Sumpah part ini alay banget, jadi saya sarankan agar menyediakan ember, takutnya tiba tiba pengen muntah ketika baca. 😊😊😜

***

Yuju POV

Dua bulan sudah berlalu. Aku ragu kau benar benar mencintaiku, nyatanya sampai saat ini kau bahkan tidak pernah mengabariku barang sedikitpun. Tahukah kau oppa? Betapa aku merindukanmu, betapa aku setiap malam selalu memikirkanmu, rasanya dadaku sesak sekali tanpa kabarmu, tanpa kamu disisiku. Mana janjimu saat kau bilang kau akan selalu mencintaiku meskipun kita sudah berpisah, aku selalu percaya meskipun faktanya kau nyaris melupakan janjimu, atau bahkan kau mungkin saja sudah melupakannya. Apakah aku setidak penting itu dalam hidupmu? Lalu kau anggap aku apa selama ini.

Coba katakan padaku bagaimana caraku agar tetap percaya bahwa kau akan tetap mengingatku disetiap waktumu, sedangkan kau seolah olah semakin jauh dalam jangkauanku, aku tersiksa dengan rasa rindu ini.

Bolehkah aku mengatakan bahwa kau sudah melukai hati dan perasaanku oppa? Pantaskah aku berpikiran demikian? Bagaimana jika seandainya ternyata kau juga merasakan hal yang sama denganku? Bukankah aku sudah berburuk sangka padamu. Kumohon, kasih tahu aku apa kau baik baik saja? apakah dihatimu masih ada namaku? Agar aku tidak terlalu berharap, jika pada kenyataannya kau sudah berpaling dariku, aku butuh kejelasan oppa.

Chanyeol oppa aku sangat merindukanmu.

***

"Yuju~ya, kau tampak kurusan akhir akhir ini." Ujar Sowon eonnie, dia benar akhir akhir ini nafsu makanku memang berkurang, jadi wajar saja jika tubuhku terlihat kurusan, akupun merasa demikian ditambah jadwal Gfriend yang semakin padat.

"Bukankah bagus eonnie, aku tidak perlu diet untuk menurunkah berat badanku." Kelakarku berusaha tampak bersikap biasa saja, namun ketika melihat senyum miris Sowon eonnie aku paham bahwa ia tahu aki sedang tidak baik baik saja.

"Apakah kau tertekan dengan sikap haters belakangan ini? Aku sungguh ikut menyesalinya, andai saja aku bisa membantumu Yuju~ya." Sungguh aku tidak ingin menangis, sudah seringkali aku menangis akhir akhir ini, tapi entah mengapa melihat wajah iba yang ditunjukkan Sowon eonnie, mau tak mau air mataku luruh begitu saja. Sowon eonnie yang melihatku mulai menangis langsung memelukku, menyalurkan kekuatan agar aku tidak merasa semakin tertekan.

Sejak scandal kencanku dengan Chanyeol oppa terungkap, banyak sekali haters yang menyerangku, mereka bahkan mengatai ngataiku dengan sangat kejam, menyalahkanku karena sudah mengencani idola mereka, padahal agensiku maupun Chanyeol oppa sudah membantahnya, namun tetap saja makian itu selalu saja kuterima setiap hari. Andai saja Chanyeol oppa ada disampingku, pasti aku tidak akan sefrustasi sekarang.

"Aku baik baik saja eonnie, kau tidak perlu mengkhawatirkanku." Ujarku dengan terisak bahkan aku susah sekali bernafas karena hidungku sudah tersumbat.

"Kau harus kuat Yuju~ya, kita akan selalu mendukungmu, araso." Balas Sowon eonnie sepenuhnya mengabaikan perkataanku. Akupun tidak berniat membalas perkataannya lagi.

***

Kau melihatku namun kau sengaja mengabaikanku.

Aku masih ingat dua hari yang lalu, kita dipertemukan disebuah acara music, kau ada disana begitupun denganku tapi kau bersikap seolah olah tidak pernah mengenalku, apakah aku seburuk itu dimatamu oppa? Padahal aku sangat berharap setidaknya aku dapat senyumanmu hari itu.

Bohong kalau aku mengatakan bahwa aku tidak cemburu ketika melihat kau bisa berinteraksi dengan bebas bersama orang lain sedangkan denganku tidak, kau seolah olah membangun tembok di antara kita, apakah hal itu juga termasuk keputusanmu selain memutuskanku? Apakah aku tidak selayak itu?

Bolehkah aku berasumsi bahwa kau menyuruhku untuk melupakanmu, seperti yang kau lakukan padaku? Tapi apakah aku sesanggup itu oppa? Aku tetap ingin menggantungkan harapanku padamu, tapi hal itu serasa sulit sekali, aku bahkan tidak bisa untuk tidak memikirkanmu barang seharipun, bayanganmu selalu menghantuiku.

Lelah memikirkan hal yang sama selama hampir tiga bulan ini, akupun memutuskan untuk tidur saja, namun sebelum itu aku mencari cari letak ponselku, setelah ketemu kucari kontak Chanyeol oppa, sebenarnya aku tidak melakukan apa apa, hanya memandang saja. Dulu nomor ini selalu mengirimiku pesan, menelponku sekedar menanyakan kabarku hari itu, tapi lihatlah sekarang nomornya sudah seperti pajangan di daftar kontakku.

Menghela nafas akupun memutuskan mendial nomornya, semoga saja ia tidak mengangkatnya.

"Kumohon jangan di angkat oppa."

Tut tut tut..

"Yoboseyo." Dan aku pun membeku.

Suara ini, kenapa aku sangat merindukannya? Kenapa dadaku rasanya sesak sekali? Apakah aku sedang tidak sehat sekarang? Ataukah ini pertanda aku sangat bahagia sehingga aku tidak bisa berkata apa apa ketika Chanyeol oppa mengangkat telponku.

"Yoboseyo yoboseyo."

Aku tetap memilih untuk diam saja, entah kenapa hanya mendengar suaranya saja bukannya lega, aku malah semakin merindukannya.

Oppa,
Ini aku Yuju, seseoarang kau kasihi dan sayangi dulu, seseorang yang kau selalu panggil chagi. Aku sengaja menghubungimu karena aku sangat merindukanmu, katakanlah aku murahan, tapi memang inilah faktanya, rasa rinduku mengalahkan egoku.

Aku ingin berkata seperti itu, tapi semuanya kutelan lagi ketika mengingat perlakuannya padaku selama hampir tiga bulan ini, apakah aku egois?

"Chagi~ah."

Aku terhenyak ketika mendengar panggilan Chanyeol oppa diseberang sana, reflek kumatikan sambungan telpon dan segera mematikan ponselku. Lebai tidak kalau kubilang tanganku sampai gemetaran, pikiranku seakan melayang entah kemana, harapankupun ikut melambung tinggi ketika mengingat bahwa Chanyeol oppa memanggilku dengan sebutan chagi, bolehkah aku masih berharap?

***

Apa yang kalian rasakan setelah baca??

Navillera [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang