Radika mengerutkan dahinya kebingungan. Sesaat setelah membalikkan badan, dia tak menemukan gadis mungil itu lagi. Radika menghela napas penat. Lagi lagi dia mendapatkan kekesalan yang dia sendiri tak menginginkannya.
Bukan salahnya kalau dia menjadi anak emas semua guru. Bukan salahnya kalau seluruh klub di sekolah ini menginginkannya untuk bergabung. Dan tentu saja namanya dan Kia yang nyaris sama juga bukan salahnya.
Tapi Kia seolah olah menganggap semuanya salah lelaki itu. Radika berusaha tidak merespon kebencian yang dikobarkan Kia melalui tatapan matanya,tapi perlahan dia tak bisa menahannya.
Dia tidak ingin dibenci saat dirinya bahkan tidak mengetahui apa salahnya.
"AKU BENCI SAMA KAMU. BENCI!! TINGGALIN AKU SENDIRI!!"
Lagi, kilatan masa lalu itu mengganggunya. Dia tidak ingin dibenci.
"Aku cinta sama kamu. Jangan benci aku" bisiknya serak menahan rindu yang mencengkram kalbu. Seandainya.. seandainya malam itu gak pernah terjadi.
***
Dika tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika suara isakan itu semakin lama semakin kencang. Dia baru saja hendak ke belakang sekolah untuk melepas penat sekedar duduk sambil mendengarkan lagu, tapi suara feminin yang dia kenali justru berhasil membuatnya mengintip seperti pencuri.
Lagi lagi gadis itu! Dika mengurut pelipisnya. Dia heran sekali kenapa dari sekian banyaknya siswa, dia selalu dipertemukan dengan yang satu ini. Ingin pura-pura tidak lihat, tapi tak tega. Alhasil Dika memutuskan melangkah mendekat, memberikan sapu tangannya tanpa kata.
"Gak usah" gadis itu mengangkat wajah sembabnya hanya untuk kembali berkata ketus. Salah satu hal yang membuat Radika memicingkan matanya menahan rasa ingin mencubit bibir itu sampai koyak. Well, Kia harus diajari bagaimana cara berkata manis!
"Ck!" Dika berdecak sebal. Dia menarik ibu jari gadis itu sampai si gadis kebingungan. Dika membuka tangannya, meletakkan sapu tangan dengan gerakan kasar. "Pakai! Kalau gak pakai, gue amplas aja muka lo sekalian biar rata" desisnya membuat Kia mengambil sapu tangan itu dengan gerakan ogah ogahan.
'Hhhhhh... boleh kalau gue anggap ini penebusan dosa buat dia?' bisik Dika dalam hati. Lagi lagi gadis itu. Maaf, maaf.. dia kembali berujar berulang kali memohon maaf di dalam hati.
Sama halnya dengan Kia. Yang selalu sibuk mengenyahkan tentang lelaki itu. Sandinya. 'Sandy... aku butuh kamu, bukan lelaki ini'
***
Selamat pagi semuanya.
-D

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEEU
Novela JuvenilKia benci sekali dengan yang namanya Dika. Alasannya bukan karna Dika ini nakal, doyan ngupil, menyebalkan, dan jahil. Tetapi yang membuat Kia sangat sangat membencinya adalah karna namanya dan Dika yang nyaris sama. Seolah tak cukup hanya disitu, D...