"Aku! Aku cinta sama kamu!"
"KAMU BOHONG!! BOHONG!!" teriakan itu semakin histeris. Gadis itu menjambaki rambutnya kasar masih dengan air mata meleleh.
Dika bergeming. Hatinya terkoyak. Pernyataan cintanya hanya semakin menambah luka dihati sang pujaan hati.
"KAMU BILANG KAYA GITU BIAR AKU SENENG!! BIAR AKU GAK NANGIS LAGI!! KAMU GAK SERIUS. KAMU BOHONG!!!"
"Aku gak bohong, aku gak pernah bohong!" Dika menggeleng. Dia maju selangkah hendak memeluk gadisnya yang masih menggeleng panik memeluki diri sendiri.
"Berhenti" gadis itu memundurkan langkahnya sambil terisak. "AKU BILANG BERHENTI RADIKA!!!"
"AKU BENCI KAMU!! BENCI!! TINGGALIN AKU SENDIRI!!"
"Hhhh.. hhhh" mata Radika membuka. Napasnya memburu. Dia mengedarkan pandangan ke arah jendela kamarnya yang ternyata gelap. Masih malam. Ini tengah malam, pikirnya.
Radika terduduk masih dengan tubuh banjir keringat. Dia mengusap wajahnya lelah. Mimpi itu selalu hadir mengingatkannya pada luka lama. Luka yang gadis itu torehkan hingga Radika takut mencinta lagi.
Tapi meski begitu,
Hatinya memberontak. Dia tak bisa berhenti mencintai.Dia kenyataannya masih berada di tempat yang sama, menunggu cinta yang sama untuk pulang.
***
"Radika, kamu lihat Adik kamu tidak?" Ms. Aisyah si guru matematika yang ngotot ingin di panggil Ms. ini bertanya lembut. "Ms. Aisyah titip sama kamu saja ya? Kamu tolong berikan pada orang tua kamu" lanjutnya menyempatkan diri untuk tersenyum.
Meninggalkan Radika yang masih terbengong bengong menerima sebuah surat dengan kop sekolah. Apa gurunya benar benar menganggap Dika adalah kakaknya Kia?
Meski begitu, Dika tetap melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Dia hafal betul kalau cewek jadi jadian itu mulai merubah kebiasaan jajan di kantin sejak putus hubungan dengan lelaki bernama Sandi pramuka itu. Well, kalau kalian lupa.. Dika adalah temannya Kia yang terdekat meski Kia selalu menolak mengakuinya.
"Heh cebol" Dika melancarkan sapaannya dengan mulut tajamnya. Dia menunjukkan senyuman miring mengejek melihat cewek itu menaiki sebuah bangku kecil untuk meraih sebuah buku.
"Ish! Ganggu aja!" Kia melompat kecil menimbulkan suara gaduh yang langsung mendapatkan pelototan dari si penjaga perpustakaan. "Ngapain disini? Ngintilin gue mulu, gak bosen?" Lanjutnya berbisik.
"Bosen" balas lelaki itu menggendikkan bahunya pelan. "Nih titipan dari bu Aisyah. Lo ngapain lagi kali ini? Mecahin jendela pas pelajaran tuh ibu killer lu ya?"
"Kepo" Kia bergumam. Dia meneliti kata demi kata itu satu persatu sambil mengangguk angguk. Melihat Dika membuka mulut, Kia memotong,
"Lo harus bersyukur setelah ini. Karna selama satu minggu ke depan, kita gak akan ketemu." pekiknya gembira.
Dika mengangguk angguk. Tapi sedetik kemudian mengerutkan dahinya bingung.
Tunggu! apa maksudnya dia tidak akan bertemu Kia selama seminggu?
"Tolol!! Gue ikut study tour. Dan elo! Disini. Di sekolah ini. Belajar" ujar Kia senang.
Dika belajar disini. Sementara Kia ikut study tour? Tunggu! Apa apaan ini!!

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEEU
Teen FictionKia benci sekali dengan yang namanya Dika. Alasannya bukan karna Dika ini nakal, doyan ngupil, menyebalkan, dan jahil. Tetapi yang membuat Kia sangat sangat membencinya adalah karna namanya dan Dika yang nyaris sama. Seolah tak cukup hanya disitu, D...