"Mama, kenapa rumah Radika sepi? Lampu rumahnya juga hidup dari tadi subuh"
Mamanya melirik ke arah Kia sekilas. Kemudian kembali menyetrika pakaian sebelum menjawab,
"Mereka lagi ada urusan gitu di luar kota, nginap kayanya. Kamu bantuin Mama nyetrika kek Kia. Anak gadis kok gak ada inisiatif buat bantu-bantu"
Kia menghela napas. Menutup gorden dengan lesu. "Aku cuci piring aja kalau gitu"
Setelah hari dimana Dika marah besar, Dika tidak lagi merecoki Kia. Kia menyadari hal itu. Tapi anehnya, dia tidak merasa senang. Melainkan khawatir sepanjang hari. Bahkan setelah hari itu, ini terhitung hari ketiga Radika mendiaminya.
Hari ini bahkan rumahnya kosong. Dan Radika sama sekali tidak mengabarinya.
Kia tau sudah keterlaluan. Tapi dia belum punya cukup keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Dia bimbang. Yang ada dipikirannya adalah saat terakhir kali dirinya menyerahkan hatinya untuk di genggam seseorang tetapi hatinya di remukkan tanpa berpikir dua kali.
"Aw!" Kia memekik. Jarinya tertusuk benda tajam membuat lamunannya berakhir.
Semoga ini bukan tanda yang buruk.
Kia menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran jelek yang bersarang. Cewek itu kemudian melangkahkan kakinya ke dalam kamar, beristirahat. Matanya melihat langit-langit kamarnya, menatapnya lama.
Dulu saat ia masih kecil, Radika dan dia sering menghabiskan waktu bersama. Radika bahkan bisa lebih protektif dan possesive dibandingkan Bintang selaku kakaknya sendiri. Radika melakukan apapun untuknya, maka tidak heran Radika jatuh cinta kepada Kia sebegini dalam.
Ponselnya tiba-tiba berdering.
Amelia: [Photo]
Amelia : Wuuuu.. Liat deh Kia aku nemu apaaaa!! Berita heboh wkwkkwkwwk
Mata Kia melebar. Itu foto Radika dan perempuan lain. Terlebih lagi itu adalah..
KETUA TUNAS HIJAU YANG BARU!!!!!
"Mamaaaaaa!!!!!! Radika selingkuh!!!"
***
Sore harinya, siapa sangka justru Radika malah datang ke rumahnya. Kia mengibarkan bendera tanda Kemenangan dalam hatinya. Radika memang selalu menjadi yang paling dewasa. Buktinya dia mau mengalah dan menemukan hari ini. Penampilan wajah cemberut, Kia melangkah menuju ruang tamu.
"Baguslah kamu punya kesadaran dateng kesini" kata Kia. Melipat tangannya di depan dada, dia melanjutkan,
"Kamu pasti merasa bersalah"Radika hanya diam, memperhatikan.
"Kenapa diem? Kamu mau minta maaf kan?"
Radika menghela nafas. "Kamu salah paham, aku kesini bukan untuk minta maaf sama kamu atau apapun itu. Aku mau.."
Entah kenapa Kia merasa ada yang tidak beres.
"Aku mau membatalkan perjodohan kita. Aku sadar aku gak bisa memaksa kamu. Hubungan ini gak bisa hanya berjalan satu arah" katanya.
Radika tersenyum dan Kia menahan nafasnya. "Aku lepasin kamu, Kia"
***
Tbc+
Selamat pagi buat para readers setia yang nungguin kelanjutan LOVEEU.
Sorry karna selalu terlambat update dan malah kaya menghilang dari peredaran. Sorry banget..
Tapi makasih banyak buat yang masih setia mau baca, bahkan komen. Bahkan lagi neror buat lanjutin cerita wkwk tanpa kalian2 yang mau repot2 meneror aku..
Mana teringat sama cerita terbengkalai ini😁 Thanks!!
Btw maaf buat yg nge-message tapi gak terbalas. Wattpad selalu eror buat bales.
I love you readers
-D

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEEU
Fiksi RemajaKia benci sekali dengan yang namanya Dika. Alasannya bukan karna Dika ini nakal, doyan ngupil, menyebalkan, dan jahil. Tetapi yang membuat Kia sangat sangat membencinya adalah karna namanya dan Dika yang nyaris sama. Seolah tak cukup hanya disitu, D...