Radika mengerutkan keningnya. Matanya enggan menutup bahkan meski malam semakin lama semakin larut. Obat tidur itu masih ada di atas nakas. Baru beberapa saat lalu ia konsumsi. Tapi pikirannya masih juga melalang buana. Obat tidur itu seolah tak jua bereaksi.
Radika menggeram. Mengacak rambutnya menahan frustasi sambil berbaring miring memeluki gulingnya.
'Apa maksudnya tidak bertemu selama seminggu?' Gosh! Dia bisa gilaa!!
***
"Gak tidur semaleman lo ya? Main ps apa belajar semalam suntuk?" Zaki terbahak melihat lingkaran hitam dibawah mata Dika yang memperlihatkan kesan berantakan. Jelas sangat bertolak belakang dengan kepribadian cowok itu selama ini. Rapi, bersih dan disiplin. Well, he's a really really good boy type.
"Berisik" Radika membalas setengah menggeram. Cowok itu menelungkupkan kepalanya di meja sambil memijit pelipisnya. Obat tidurnya ternyata baru bekerja saat jam 2 dini hari.
Zaki semakin terbahak. Anak rajin seperti Radika ternyata bisa nakal juga.
"Ka, lo ada liat si Kia gak?" Amelia mencolek bahu Radika yang masih sibuk memejamkan mata. Melihat Radika membuka sedikit kelopak matanya, Amelia melanjutkan, "Udah jam segini, tapi belum dateng juga. Kalo dia telat gimana?"
"Berisik lo Mel!!" Radika menggebrak meja. Niat hati ingin melupakan perihal Kia, tapi malah dibahas. "Dia kan ikut study tour!! Dia gak ada buat satu minggu ke depan! Arrghhh" bentaknya kemudian keluar kelas dengan emosi yang meletup.
"Study tour? Sejak kapan study tour buat anak kelas 12?" Amelia menggaruk belakang kepalanya bingung. Tapi tetap memilih mengangkat bahu mengabaikannya.
***
"Cewek itu lagi. Cewek itu lagi. Halu nih gue" Radika memukul kepalanya berulang kali. Matanya saat ini masih terasa berat. Mungkin itu salah satu alasan kenapa matanya berhalusinasi melihat Kia sedang berjalan ke arahnya sambil mengerutkan dahi.
"Ngapa lo liatin gue begitu?"
"Halu!! Bener bener halu nih gue" Radika mulai panik saat bayangan itu tak mau pergi. Malah semakin membuatnya berhalusinasi bahwa cewek itu tengah berbicara padanya.
"Halu halu kenapa coba ni cowok! Bego amat" Kia berkacak pinggang. Merasa kesal bukan main. "Heh woy sadar woy!!" Kia mengambil inisiatif menyentuhkan tangannya pada pipi Radika, menepuknya beberapa kali.
"Kangen" bisik Dika lirih. "Kangen ka........mu" lanjutnya kemudian limbung terjatuh ke depan.
"DIKAAAA!!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEEU
Teen FictionKia benci sekali dengan yang namanya Dika. Alasannya bukan karna Dika ini nakal, doyan ngupil, menyebalkan, dan jahil. Tetapi yang membuat Kia sangat sangat membencinya adalah karna namanya dan Dika yang nyaris sama. Seolah tak cukup hanya disitu, D...