Sandy:
Cafe L&D ya, ada yang mau aku omongin. Sekarang. PentingTidak perlu menunggu waktu lama untuk Kia melesat ke cafe milik Kakaknya tersebut. Karna bagi Kia, kebahagiaan Sandy adalah prioritas. Tidak perduli apa yang telah laki-laki itu lakukan padanya.
Kia masih terlalu polos. Terlalu naif.
"Sandy.. kamu.." Kia mencoba menyentuh wajah Sandy yang penuh lebam. Namun laki-laki itu justru menghindar.
"Penjelasan aku waktu itu gak cukup jelas untuk kamu ya, Ki?" katanya kemudian menyugar rambutnya dengan tangan. Sandy berucap lagi,
"Kalau kamu gak terima dengan perlakuan aku, kamu cukup bilang untuk bertemu. Kita bisa selesaikan semuanya secara baik-baik. Kamu gak perlu menyuruh Dika memukuliku. Setidaknya tidak dihadapan calon istriku." Sandy nyaris berteriak. Raut wajahnya kaku. "Demi Tuhan dia sedang mengandung"
"Apa maksud kamu?" Kia mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti.
"Dika, dia datang ke apartemenku. Berteriak-teriak mengatai aku. Kemudian memukuliku. Mungkin aku pantas menerimanya.. tapi jangan dihadapan Abel! Kandungannya masih sangat rentan. Dia bisa stress melihat aku dipukuli"
"Oh" Kia berucap sinis. Sebelah alisnya terangkat, "Harusnya kamu sudah memikirkan kemungkinan ini ketika kamu membuatnya hamil. Setidaknya dengan status 'berpacaran' antara aku dan kamu"
"Aku memang berdosa. Tapi pendosa ini akan segera menjadi Ayah." Sandy mengusap wajahnya kasar. Kesedihan itu sangat terlihat di wajahnya.
"Kalau untuk mengasihaniku kamu tidak bisa, tolong biarkan aku hidup tenang untuk anakku"
Kemudian Kia kembali hancur..
***
Penghianatan Sandy memang tidak akan pernah terlupakan. Fisik Kia mungkin baik, namun hatinya masih belum bisa utuh. Belum sempat ia tata kembali.
Radika....
Lelaki itu, Radikia tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. Namun sebenernya, dia tau benar kalau Dika tulus mencintainya. Tentu saja tanpa mengharapkan balasan.
Perempuan lain mungkin akan dengan senang hati menerima orang semenarik Radika. Tapi Kia?
Terlalu banyak luka. Terlalu banyak penghianatan. Kia ingin mencoba tapi belum sanggup. Dan seharusnya, Radika mengerti.
"Hai"
Begitu meletakkan tasnya di atas bangku. Radikia hampir saja menjatuhkan ponselnya mendengar suara itu.
"Dik?"
"Dick?" Radika terkekeh. Matanya usil melihat ke selangkangannya yang langsung terkena tamparan Kia. "Ngapain sih masih pegang hp? Kan yang biasa di kabarin ada disini"
Kia mengerutkan keningnya.
"Jangan bingung. Cuma karena gue cinta sama lo, gak harus gue sayang-sayangin lo mulu kan?"
Sudut bibir Kia terangkat sedikit. Dia tau, ini tidak akan mudah.
Ya, tunggu saja..
***
Tbc+
Ada yang masih nunggu Dika sama Kia gak sih? Kalo ada, boleh minta vote sama komennya lah ya biar semangat😁
Maaf updatenya lama
Sekian,
-D

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEEU
Teen FictionKia benci sekali dengan yang namanya Dika. Alasannya bukan karna Dika ini nakal, doyan ngupil, menyebalkan, dan jahil. Tetapi yang membuat Kia sangat sangat membencinya adalah karna namanya dan Dika yang nyaris sama. Seolah tak cukup hanya disitu, D...