Kia mengetukkan jemarinya pada meja. Sesekali melirik ke arah pintu berharap sosok Raka segera datang. Dia memang langsung memutuskan bertemu Raka selepas acara perjodohan tidak terduga dari keluarganya maupun keluarga Radika.
Dan sejauh yang ia tau, Raka adalah orang yang menyenangkan. Dan bahkan tak jarang membantu mengurangi sedikit demi sedikit kekesalannya pada Dika.
"Maaf aku terlambat" suara itu kontan saja membuat Kia refleks mengerjabkan mata. Menyadarkan diri dari lamunan kejadian beberapa saat lalu yang menganggunya melebihi ingatan tentang Sandy.
"Kia.....?" Itu bukan suara Kia. Melainkan suara lelaki tadi. Kia mengerjab lagi, disusul bola matanya yang nyaris melompat keluar. Dia mengerutkan keningnya tak suka.
"Ngapain lo ngikutin gue sampe kesini hah?" Kia melengoskan kepala enggan menatap Radika yang saat ini sama kebingungannya.
"Siapa juga yang ngikutin elo!! Gue lagi janjian sama temen gue, yang mejanya lo tempatin. Tungguuu... jangan bilang lo..."
Kia mematung. Dia akhirnya menyadari satu hal. "Hahhh" desahnya dilanda kekecewaan besar. Kia berdiri. Dia hendak meninggalkan cafe tersebut ketika kemudian tangannya dicekal Dika.
Kia memilih untuk bergeming saja. Raka yang selama ini menemaninya, Raka yang selama ini menjadi penyemangatnya, dan Raka yang selama ini membangkitkannya dari keterpurukan masa lalunya dengan Sandy ternyata adalah Radika.
Lelaki yang sampai saat ini Kia tolak akui keberadaannya.
"Tidak ada yang namanya kebetulan, Ki. Kita bukannya gak pernah saling menghindar kan? Tapi nyatanya selalu dipertemukan. Apa yang membuat kamu gak yakin? Kita ini berjodoh"
"Omong kosong"

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEEU
Fiksi RemajaKia benci sekali dengan yang namanya Dika. Alasannya bukan karna Dika ini nakal, doyan ngupil, menyebalkan, dan jahil. Tetapi yang membuat Kia sangat sangat membencinya adalah karna namanya dan Dika yang nyaris sama. Seolah tak cukup hanya disitu, D...