BAB 3 -Keputusan Final

795 55 1
                                    

Metha menelungkupkan wajahnya kedalam bantal biru mudanya, dia malas beraktivitas dia juga tidak memperdulikan kakaknya yang tengah menonton drama korea didalam kamarnya saat ini karena yang ia perdulikan adalah bagaimana caranya agar ia tidak berhubungan lagi dengan sosok Riko disekolah, bagaimana ia bisa bersekolah dengan tenang tanpa gangguan seperti siapapun seperti biasanya karena ia benci melihat Riko yang seolah-olah benar tertarik kepadanya!

"Tha.. Gak bakal nonton nih yakin?" Tanya Gibran yang kini mulai melirik kearah dirinya yang sudah telentang

Metha menatap langit-langit kamarnya tanpa menjawab pertanyaan dari kakaknya, Demi Tuhan dia tidak peduli dengan drama Korea yang membuat hatinya berdesir itu karena sekarang pikirannya penuh dengan bagaimana dirinya harus bersikap ketika bertemu lelaki gila yang sudah menyita pikirannya itu.

"Metha! Ish." Gibran mendesis sembari memukul betis Metha dengan cukup keras membuat sang empu mengerang kesakitan

"Apaan sih lo?!" Dengus Metha yang kini sudah terduduk mengelus betis kecilnya yang tadi dipukul oleh sang Kakak

"Ini drama baru, gue ngelerain kuota sebulan gue buat download drama korea kesukaan lo." Ucap Gibran yang kini mendelik kesal kearah Metha

Gibran bangkit dari duduknya dan mulai berkacak pinggang dan itu tidak membuat Metha menghentikkan delikannya

"Kenapa sih lo? Ada masalah disekolah? Dari tadi bete terus." Ujar Gibran

Metha mendesah pelan karena ia tidak tahu apa-apa saat ini, terlebih ini semua terasa begitu mendadak. Menjadi kekasih Riko.. Ya walaupun itu hanya pura-pura tapi ia juga harus siap siaga untuk melindungi dirinya dari penggemar fanatik Riko disekolah dan ia rasa ia tak akan sanggup.

"Gue mau keluar bentar." Ujar Metha yang mulai bagkit dan keluar dari kamarnya
---

"Jadi?" Gadis cantik itu mengangkat kedua alisnya lambat sambil menatap kepada dua lelaki sebaya yang ada dihadapannya.

"Jadi apa?" Rafa menaikkan sebelah alisnya sambil bersandar dipunggung kursi dengan tangan yang melipat didadanya

"Kalian tuh ngelakuin apa sih? Hm?" Natha bertanya dengan kesal ketika Rafa sang kekasih tidak kunjung memberi tahu kesepakatan apa yang dilakukannya bersama Riko

Sedangkan Riko, lelaki itu hanya terdiam menatap mereka dengan tidak tertarik karena pada dasarnya dari dasar lubuk hatinya ia masih merasa ngilu ketika melihat interaksi sepasang kekasih yang juga sahabatnya itu dan yang paling ia benci adalah fakta dimana kekasih sahabatnya itu begitu sangat dicintainya dimasalalu dan mungkin sampai saat ini

"Rafa jawab!" Natha menggeram pelan ketika Rafa tak juga menjawab, ia kesal bukan main ketika Rafa sudah melakukan kesepakatan aneh bersama Riko sahabatnya.

"Nath, kita gak lakuin apa-apa kok." Ucap Rafa pelan lalu mulai menarik tangan Natha untuk ia genggam dan perlu kalian ketahui bahwa Riko membenci adegan itu.

Riko akhirnya memilih memalingkan wajahnya dan melemparkan pandangannya keluar jendela Cafe yang menampakkan suasana gelapnya malam namun masih ada sedikit pencahayaan dari beberapa toko-toko diseberang.
Hingga akhirnya satu objek yang tengah keluar dari mini market membuatnya sedikit tertarik dan bangkit dari duduknya

"Gue duluan Raf, Tha." Riko menepuk pelan bahu Rafa dan tersenum simpul kearah Natha yang membalas senyumnya sekilas

Riko berjalan membuka pintu Cafe lalu keluar untuk menghampiri seseorang yang tadi keluar dari mini market.

Riko berlari kecil untuk menghampiri gadis yang berada diseberang jalan dengan menenteng plastik putih ditangannya

"Hai." Sapanya membuat gadis yang ada dihadapannya itu terkejut

Ketika Hujan Berbicara(Riko's story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang