BAB 32

396 20 0
                                    

Setelah dua hari mendekam di rumah sakit, akhirnya Metha diperbolehkan untuk pulang karena kondisinya juga sudah membaik. Setelah kejadian pengusiran Riko, Metha benar-benar tak melihat batang hidung Riko kembali di rumah sakit itu.

Antara lega dan rindu ia rasakan saag ini. Leganya adalah ia sudah terhindar dari masalah, rindunya entah kenapa ia ingin melihat sosok tampan yang membawanya ke dalam masalah. Begitu rumit, bukan?

Metha melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Ini adalah hari pertama kepulangannya dari rumah sakit dan yang ingin ia lakukan adalah beristirahat seharian ini.

Metha melemparkan dirinya ke sofa, diikuti oleh Mamanya yang duduk di sampingnya.

"Besok langsung sekolah?" tanya Mamanya membuat Metha mengangguk cepat

"Aira nanti mau kesini." ucap Mamanya memberi tahu

Metha menjatuhkan tubuhnya hingga berbaring di sofa besar itu, matanya memejam perlahan dan mulai mencoba untuk tertidur.

"Mama tau dari mana?" tanya Metha pelan, terdengar seperti gumaman.

"Tadi dia telpon ke rumah, katanya pulang sekolah mau kesini nemenin kamu." ujar Mamanya lagi

Metha membuka matanya perlahan, menatap Mamanya yang sedang meraih remote tv yang berada di atas meja dan mulai menekan tombol merah untuk menyalakan televisi

"Mama mau pergi ya?" tanya Metha

Mamanya menoleh lalu menjawab "Ada urusan sebentar, jadi Mama sekalian suruh Aira temenin kamu."

Metha menutup matanya kembali, tidak menjawab ucapan Mamanya.

***

Motor besar itu berhenti di sebuah pekarangan rumah besar yang cukup mewah, Riko mematikan mesin motornya dan mulai mencabut kuncinya, turun dari motor setelah itu melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah.

Saat sudah berada di dalam rumah, Riko langsung melangkahkan kakinya menuju dapur, berniat mengambil segelas air untuk minum. Namun, niatnya terurung saat ia melihat seseorang menuruni tangga dengan dibalut setelan jas berwarna hitam.

Riko melirik sekilas ke arah Papanya lalu berjalan ke arah dapur.

"Riko!" panggilan Papanya yang berupa bentakan tersebut membuat Riko memutar tubuhnya dan menatap sang Papa

"Papa mau bicara sama kamu!" ucap Papanya

"Apa? Mau bicarain apa lagi Pa?" tanya Riko kesal

"Ini tentang sekolah kamu." Ucap Papanya

"Papa tenang aja." ucap Riko. badannya berbalik dan mulai berjalan kembali menuju dapur, tangannya meraih gelas dan mulai menuangkan air putih dari teko.

Meneguknya secara perlahan, pikiran Riko melayang kepada Metha. Gadis itu saat ini sedang marah kepadanya, bahkan mungkin tidak akan pernah mau berbicara atau menemuinya lagi. Entah itu kabar bagus untuknya, ataukah kabar buruk. Ia juga tidak tahu.

***

"Kak Riko di DO dari sekolah." ucap Aira membuat Metha tersentak
Mereka sedang berada di kamar Metha, dimana Metha berbaring di ataa kasur dan Aira yang sedang duduk di sampingnya dengan kaki bersila

"Di DO? Ke--kenapa?" tanya Metha terbata, ia masih kaget dengan pernyataan tersebut.

Aira memutar kubik yang berada di tangannya itu lalu menjawab
"Tepat di hari dimana lo masuk rumah sakit, di hari itu juga Kak Riko mukulin Kak Guntoro sampai Kak Guntoro masuk rumah sakit." jelas Aira membuat Metha terdiam.

Ketika Hujan Berbicara(Riko's story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang