BAB 6 -Armitha

575 54 4
                                    


---

"Kak.." Metha nyengir kala melihat wajah tampan teman Kakaknya yang bernama Beno itu yang merupakan salah satu anak ekskul basket yang menjadi sohib dari Kakaknya.

Beno tersenyum manis hingga mencetak lesung dipipi kanannya yang membuat kemanisannya meningkat-ningkat. Metha nyengir kikuk pasalnya orang yang ada dihadapannya ini adalah sosok lelaki yang ia kagumi sejak Kakaknya membawa lelaki ini kerumahnya.

"Gibran bilang kamu pulang sendiri, dia titip kamu." Ucapnya kepada Metha membuat Metha malu.

"Ah-eng-enggak kok. Metha malahan mau sama Aira pulangnya." Ucap Metha dengan gaya sok imutnya

"Tapi Gibran udah titipin, kamu mending pulang sama Kakak aja." Ujar Beno

Aira berdehem pelan lalu mulai mengangkat kedua alisnya kepada Beno

"Lo mending pulang aja, biar Metha pulang sama gue." Ucap Aira kepada Beno sambil menarik tangan Metha

Metha melepaskan tangan Aira ketika mereka sudah ada diparkiran, dengan sedikit tak suka Metha menatap Aira dengan tajam

"Lo kenapa sih malah nyuruh gitu? Gue mau dianterin Kak Beno tahu!" Ujar Metha kesal

Dan bukan rahasia umum lagi kalau Metha sangat menyukai sosok Beno yang notabenenya adalah teman kakakknya. Dan itu juga bukan seseuatu yang aneh bagi Aira

"Aduh Tha, jangan sama Beno! Gue ucapin sekali lagi jangan sama Beno!" Ucap Aira keras

"Emangnya kenapa gak boleh?" Tanya Metha kesal

"Pokoknya gak boleh!" Teriak Aira

---

Riko membuka pintu ruangn OSIS itu dengan perlahan, sebelumnya sempat ia dengar percakapan dari dua insan yang berada didalam sana. Untuk sesaat hatinya terasa ngilu, karena sosok gadis yang ia cintai tengah berbincang dengan sahabatnya yang statusnya adalah kekasihnya.

Riko.. Lelaki itu terdiam beberapa saar, sampai ia memberanikan dirinya dan tersenyum menguatkan

"Aduh, gue ngerasa ini ruangan dibuat khusus untuk memadu kasih ya." Cibir Riko dengan segala tampang menyebalkanya.

Natha menoleh tersenyum sedangkan Rafa menampakkan wajah malasnya kearah Riko.

"Ini ruang OSIS, apa ruang buat kalian pacaran Tha?" Tanya Riko menaikkan kedua alisnya dengan berkali-kali

Natha terkekeh pelan lalu berjalan kearah Riko yang sudah duduk sembarang diatas meja

"Ko, udah lama gak nonton. Kita nonton bareng yuk." Ajak Natha dengan semangat '45 nya

"Kita? Berdua gitu?" Goda Riko sembari melirik Rafa yang tengah terduduk disudut ruangan dengan memegang selembar kertas

"Iya berdua aja, ngapain ajak Rafa lagian dia nyebelin kalo ikut." Dengus Natha membuat Riko terkekeh pelan,

Kalo aja itu gak bohong Tha..

Riko membenarkan letak duduknya dan menatap Natha dengan mata menyipit, lalu selanjutnya ia menggelengkan kepalanya cepat

"Gak, gak mau. Gue ngerasa nikung temen, secara ya Tha lo udah rebut Rafa dari gue harusnya lo bahagian dia tahu." Ujar Riko yang mengedipkan matanya kearah Rafa membuat Rafa memberengut sebal

"Ayolah Ko.." Ajak Natha lagi

Riko memghembuskan nafasnya pelan lalu menoleh kearah Rafa yang kini melihat kertas yang berada ditangan lelaki itu dengan

Ketika Hujan Berbicara(Riko's story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang