Sebuah Usaha Melupakan (Completed)

17. Beda

Ku mohon jangan kembali mengemis cinta itu lagi. Aku sudah tak ingin membahasnya. Namun sekarang kenapa kamu masih tetap berlutut untuk mendapatkan jawaban yang kamu inginkan.

Kembali hanya untuk kekecewaan? Untuk apa? Bukannya kamu tau aku bukan lagi seperti dulu yg kamu bayangkan. Semua orang bisa berubah dav, mungkin diriku yang kemarin yang kamu temui sudah berbda dengan apa yang sekarang yang ada dihadapanmu.

Perubahan itu berlalu begitu saja, dia datang dan membuatku sadar untuk tidak lagi berdiri di tengah derasnya hujan. Kemarin memanglah aku yang paling berharap agar kita bisa kembali bersatu dan memulai semua nya dengan lembaran baru. Namun aku sadar menunggumu hanya membuat waktuku terkuras begitu saja. Sementara ada orang yang lebih tulus yang bisa menerima segalanya yang tidak ku punya.

Dia tau baik buruk-ku tapi masih tetap bertahan.

Dia bisa menerima duniaku, bahkan masa laluku.

Bukan seperti kamu, yang hanya tau sisi baikku saja.

Aku tak lagi membutuhkan mu,. Yang sekarang mungkin lebih baik, dia bukan orang yang mau menuntutku agar terlihat sempurna dimata orang-orang. Dia bahkan membiarkanku menjadi diriku sendiri dimana pun aku berada. Dia bukan seperti yang terlalu mengharap kesempurnaan. Dia tak pernah menuntutku, karena dia tau aku seperti apa.

Aku pernah berjuang mati-matian menunggumu, berharap agar kamu bisa berubah. Setidaknya kamu bisa kembali seperti dulu. Sebelum ini kamu bukanlah orang yang jahat. Kamu perhatian, baik, selalu ada kapanpun aku mau, tapi setelah itu? Kamu berubah begitu saja. Apakah karena seseorang? Entah hanya kamu yang tau.

Tapi ingatlah aku bukan lagi seperti yang dulu. Bukan lagi orang yang bisa setegar kemarin, karena aku juga punya sisi dimana aku tak bisa menghadapi semuanya. Aku bukannya merasa kesepian berjalan ditengah derasnya hujan, hanya saja hujan itu sudah membuatku bosan untuk terus-terusan berdiri diantara derasnya air berjatuhan.

-dear