tiga delapan

756 25 0
                                    

Aku berjalan menelusuri kantin, berharap menemukan sesuatu yang bisa menganjal perutku. Namun kau tau apa yang kudapat? Aku melihatmu tengah sibuk berbicang dengan seorang wanita, bisa kutebak dia adalah salah seorang anak kelas XI. entah siapa yang memulai percakapan antar keduanya tapi itu sudah cukup menganjal Hati ku untuk waktu sepagi ini.

Kau nampak begitu asik berbincang dengannya sampai-sampai kau lupa ada sepasang mata yang memandangimu tak jauh dari tempat kamu berdiri sekarang. Seandainya aku punya Hak, mungkin sudah daritadi aku berlari menjambak wanita itu untuk segera pergi dari hadapan mu. Tapi semua berbanding terbalik dengan ilusi ku. Aku berada tak jauh dari sisimu, tapi tetap saja aku merasa jauh sebab hatimu tak lagi untukku.

Aku berusaha untuk mengalihkan pandangaku tapi tetap saja mata sepertinya meronta ingin melihatnya lagi, dan lagi. Seperti tidak ada bosannya menatapmu, meski yang kutau resiko yaitu sakit.

Itulah mengapa dulu aku lebih memilih memendam dari pada harus mengungkapkan, karna kadang masalah itu nggak harus diungapin biar jadi terlihat tenang, tuhan yang menentukan dan kita yang menjalankan bagamana jalannya kebahagian itu. Meski mungkin dulu aku mengenggam erat tanganmu, mungkin cepat atau lambat semua ini akan juga terjadi. Karena mengekangmu terlalu erat bukan suatu alasan bahwa dia milik mu sepenuhnya, hati siapa yang tau?

Bahkan menghindar darimu lebih sulit dari soal Ulangan matematika dari ibu vida atau bahkan lebih sulit dari rumus-rumus kimia yang dijabarkan ibu neni. Percayalah Cinta itu rumit
##

Follow Instagram ay : @rahmiiiiiiiiii

Sebuah Usaha Melupakan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang