Haha ternyata perkiraan ku salah. Minggu yg kuperkirakan minggu lalu jauh dari kenyataannya. Buktinya sekarang sudah minggu ke-dua dari waktu itu, kenapa aku masih tetap saja memikirkanmu. Dava ohh dava, apasih salahku? Sampai kau tega menghukumku seperti ini? Kenapa keadilan tak berpihak padaku? Atau memang aku tak lagi pantas untuk mendapatkannya? Tapi kenapa?
Bukan pertama kalinya aku menghitung hari karnamu.
Hanya saja pikiranku masih saja tentangmu, dia belum Sepenuhnya pergi. Tapi kenapa aku lebih mudah melupakan dia? Bukannya aku mau membandingkanmu dengannya hanya saja sebenarnya dia lebih pantas untukku dibanding kau dava, tapi kenapa aku lebuh dulu melupakan dia dibanding kau dava.
Tak ada lagi kata yg bisaku rangkai karena pertanyaan sepele seperti itu. Yg harus kamu tau janjimu sekarang sudah lumutan dimakan waktu. Itu saja!
—
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Usaha Melupakan (Completed)
PoetryKu akui kemahiranmu dalam mematahkan hati, aku tau kamu bukan lelaki yang hebat bukan juga lelaki yang baik, tapi kamu selalu punya cara untuk membuat orang yang kau sayangi terus merasa bahagia dengan caramu yang berbeda. Begitupun denganku, setela...
