Jilid 8

4.2K 70 1
                                    

Surat itu berbunyi sebagai berikut :

Kepada Tiat Giok Lin yang terhormat.

Mengingat bahwa keluarga Tiat turun temurun sebagai orang-orang yang terhormat dan dimalui oleh kawan maupun lawan. Tapi sungguh di luar dugaan, engkau sebagai ahli waris keluarga Tiat yang kesohor di empat penjuru dunia, waktu mengadakan perjalanan ke propinsi Hoo pak bisa melakukan perbuatan mesum yang memalukan. Engkau telah memperkosa seorang gadis yang suci bersih secara tak tahu malu, setelah melanggar kehormatan gadis itu engkaupun merasa malu dan ingin menutup rahasia busukmu dengan membunuh gadis itu. Perbuatan ini bukan saja memalukan juga dikutuk Tuhan tapi heran, kenapa engkau masih ada muka hidup di dunia ini ?

Mula pertama kami tidak percaya terjadi hal ini, setelah melakukan penyelidikan secara seksama baru mempercayainya. Dan sekalian golongan Kang Ouw pun sudah mengetahui perbuatan busukmu ini ! Segala keharuman keluarga Tiat habis di tanganmu, untuk mencuci bersih nama keluarga Tiat sebaiknya hukumlah dirimu seadil-adilnya.

Surat itu tidak dibubuhi tanda tangan, perkataan "kami" di surat itu jelas bukan seorang saja yang menulis, tapi mewakili lebih dari seorang.

Selesai membaca surat itu, Tiong Giok jadi berkeringat , pertama-tama terbayang olehnya seorang tua di dalam penjara tanah Pok Thian Pang yang bernama Hauw Sian, yang diketahui pula sebagai Tiat Giok Lin adanya ! Ia sudah bunuh diri, kenapa masih terdapat dipenjara tanah itu ? Keheranan ini sementara waktu belum bisa dipecahkan Tiong Giok, dengan terpekur ia mengawasi surat itu sekian lamanya.

"In Kongcu apa yang engkau pikirkan ?"

"Dapatkah surat ini kupinjam untuk sementara waktu ?"

"Apa gunanya bagimu ?"

"Besar gunanya, kata In Tiong Giok, dengan surat ini mungkin bisa membongkar sesuatu peristiwa misterius di dunia Kang Ouw. Dan bisa juga membongkar kejahatan Pok Thian Pang serta mengungkap teka-teki kematian Tiat Giok Lin dan hilangnya Ang Ek Fan !"

"Adakah soal Sin kiam sian eng bertalian dengan Pok Thian Pang ?"

"Bukan saja berhubungan dengan Pok Thian Pang bahkan kematian dari ibumu bersangkutan pula dengan Pok Thian Pang...."

"Benarkah ?"

"Baik kuterangkan bahwa pembunuh ibumu itu yang bernama Ong Jiak Tong kini berada dimarkas pusat Pok Thian Pang, ia menjadi sebagai pengurus penjara tanah disana."

"Pantasan ayahku mencari kesana kemari tidak menemuinya, kiranya ia bersembunyi di Pok Thian Pang !"

"Kini sudah kuterangkan dimana beradanya Ong Jiak Ttong," kata In Tiong Giok "tapi jangan bergegas hendak membunuhnya, karena kekuatan Pok Thian Pang besar sekali, salah-salah bukan saja sakit hati ini tidak terbalas, juga bisa membuat ayahmu mendapat celaka."

"Bagaimanapun aku tak takut !" kata Ciu Kouw, "jika bangsat itu dapat kutemui akan kubeset kulitnya dan kutusuk jantungnya agar sakit hati ibuku terbalas."

Saat inilah dari arah jendela terdengar suara berdehem sekali dan disusul perkataan : "Engkau cukup mempunyai ambekan untuk menuntut balas, tapi perbuatanmu kini apa ? Membohongi ayah dan melindungi pemuda ini, apa yang harus kukatakan atas kelakuanmu ini ?"

"Siapa ?" bentak Ciu Kouw.

"Hm, anak yang baik, sudah punya pacar sampai A-ie sendiri dikenal !" Seiring dengan habisnya suara dari luar masuk Hoo Su Kouw sambil tersenyum mengejek.

Ciu Kouw segera keluar, In Tiong Giok menyimpan surat itu lalu menyusul keluar.

Hoo Su Kouw bertolak pinggang sambil tersenyum-senyum. "Tadi siang kulihat perabotan berantakan, katanya engkau habis makan dan belum sempat memberesi, tak tahunya habis menjamu kekasih ? In Kongcu sudah lama tidak ketemu, baik-baik sajakah ? Tak sangka kita bisa bertemu disini bukan ?"

Perguruan Sejati - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang