Jilid 16

3.6K 61 0
                                    

"Pengemis itu entah bagaimana bisa datang menemuiku tiga hari yang lalu, sejak itu kutahu akan banyak kerepotan yang harus kuhadapi, nyatanya benar saja engkau telah datang atas petunjuknya. Pengemis itu benar-benar membuatku dongkol !"

"Kedatanganku kesini tidak berniat mengganggu Lo Cianpwee, bilamana Lo Cianpwee merasa terganggu, sekarang juga aku keluar !" kata In Tiong Giok.

"Hm, sekeluarnya engkau dari sini, tentu akan menceritakan kepada orang lain, mereka pasti datang dan membuatku pusing bukan ?"

"Aku bersumpah tidak akan mengatakan hal ini kepada siapapun !"

"Aku sudah bosan mendengar sumpah-sumpah itu ! Semuanya tidak ada yang manjur !"

"Habis dengan cara apa Lo Cianpwee baru percaya ?"

"Hm, didunia ini penuh dengan manusia-manusia rendah yang berhati keji, pokoknya aku tak bisa mempercayai lagi apapun yang dinamai orang !"

"Aku sudah datang dan melihat Lo Cianpwee, habis harus bagaimana ?" tanyanya.

"Hm kau kira dengan ilmu Hiat cie lengmu tadi itu, tak bisa aku membunuhmu ?" kata si orang tua dengan mendelik. "Usiamu masih muda tapi begitu sombong bilamana tidak dihajar mungkin tidak tahu kalau diluar dunia masih ada dunia." Sehabis berkata, lengannya menepak baju, tubuhnya segera merapung ke atas, tapi dengan cepat pula ia jatuh ke ranjangnya sambil merintih, wajahnya menjadi pucat keringatnya mengucur dengan deras tampaknya dia kesakitan sekali.

Tiong Giok segera mendekati, "Lo Cianpwee engkau kenapa ?" tanyanya.

"Habis, Selama empat puluh tahun aku melatih diri, tapi tak membawa hasil barang sedikitpun ! bangsat itu benar-benar jahat, aku dibuatnya tidak berdaya....aku tak bisa mengatakan apa-apa lagi, bunuhlah aku !"

Sebelum Tiong Giok membuka mulut, dari luar kamar terdengar suara Ceng Ceng : "Siau cu jin, adakah engkau melihat makhluk gaib itu ? Perlukah bantuanku ?"

"Engkau membawa teman juga ? Suruh mereka masuk ! Aku lebih senang mati dari pada memberikan ilmu Liap hun sim hoat (ilmu hipnotis).

"Lo Cianpwee jangan salah mengerti, kedatanganku kesini sekali-kali tidak menginginkan apa yang kau sebut Liap hun sim hoat itu !"

"Jangan berdusta ! Tiga hari yang lalu pengemis itu menggedeng terus padaku, dan kutolak mentah-mentah permintaannya, kini dengan cara halus engkau mau ngelecehin aku, jangan harap !"

"Lo Cianpwee jangan kuatir, aku tak berbiat membohongimu, kedatanganku kemari bukan menghendaki sesuatu darimu !" kata In Tiong Giok. "Sebenarnya sekarangpun aku bisa berlalu dari sini, tapi kulihat Lo Cianpwee sedang menderita sekali, selayaknya sesama manusia tolong menolong bukan ? Jika Lo Cianpwee percaya, bolehkah kubebeaskan dirimu dari penderitaan ini ?"

"Engkau siapa ? Dan apa hubunganmu dengan pengemis itu ?"

"Cu Lo Cianpwee itu adalah sahabat baikku," kata In Tiong Giok seraya memperkenalkan diri dan menerangkan pula kedudukannya sebagai Ciang bun jin dari Thian liong bun.

"Muda-muda sudah jadi Ciang bun jin ? Bagaimana dengan Pek King Hong ?"

"Beliau telah meninggal dunia !"

"Ya lebih enak meninggal dunia tidak memusingkan lagi soal dunia yang kotor ini !"

"Ya memang demikian ! Tapi alangkah baiknya dalam hidup ini kita bisa membereskan diri dari dunia yang kotor bukan ? Dengan begitu kita mendapat kestabilan hidup yang abadi, dan lebih menang dari pada mati dengan begitu saja !"

"Engkau masih muda tapi berpandangan sangat dalam," kata orang tua itu. "apa yang engkau katakana memang benar, tidak sepertiku ini biarpun menyendiri selama empat puluh tahun di dalam gua yang sunyi, tidak memeproleh kestabilan hidup itu, semua ini dikarenakan terkena tenaga jahat manusia iblis yang berhati binatang. Jalan darahku ini terkena totokan berat darinya, aku berusaha membebaskan diri dari siksaan ini selama empat puluh tahun, nyatanya sia-sia saja !"

Perguruan Sejati - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang