Jilid 17

3.7K 62 1
                                    

Sang Ibu dengan lengan tuanya mengusap-usap pipi anaknya dengan penuh kasih sayang. "Anakku semua ini benar adanya ! Selama belasan tahun engkau kami rawat, dengan rasa penuh kasih sayang. Di samping itu kami berdoa agar kelak engkau bisa menemukan orang tuamu yang sejati.....engkau mungkin belum mengerti apa yang terjadi akan dirimu ini......baiklah kututurkan bagaimana aku menemuimu. Tujuh belas tahun yang lalu, di awal musim semi, air sungai yang beku mulai berair, sedangkan tanggul-tanggul sungai banyak yang rusak, akibatnya akan timbul bahaya banjir. Penduduk kampung bergotong royong dan bermusyawarah untuk mengatasi bencana yang tidak diinginkan itu, demikian pula dengan ayahmu sering pergi bermusyawarah ke kabupaten. Pada suatu hari, di perjalanan pulang. Ia melihat sebuah kas kayu yang terombang ambing di atas sungai. Entah bagaimana perhatiannya sangat tertarik dengan kas itu, dan disuruhnya tukang perahu mengambilnya. Begitu dibuka kas itu, ia menjadi melongo, karena di dalamnya terlihat anak kecil berusia setahun lebih, penuh dengan darah. Mula pertama orang-orang yang melihat kejadian ini, menganggap anak itu sudah mati. Tapi setelah diperiksa dengan cermat, nyatanya anak itu masih bernyawa. Ayahmu segera membawa pulang, dan memanggil tabib mengobati anak kecil yang malang itu. Sebulan kemudian anak itu sudah sehat walafiat. Ia sangat mungil dan manis, siapapun senang kepadanya. Lagi pula kami yang berusia hampir setengah baya belum dikaruniakan barang seorang anak, begitu mandapatkan anak ini, bukan buatan girangnya dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa."

Tiong Giok seperti mimpi mendengar perkataan ibunya itu, sedangkan air matanya mengalir terus tanpa dirasa.

"Kecuali keredong dan pakaian yang menempel di tubuhmu di dalam kas itu tidak terdapat benda lainnya lagi, sehingga kami hanya bisa menduga bahwa keluargamu ketemu perampok dan teraniaya....."

"Bilamana orang tuaku itu mati, siapa pula yang menaruhku kedalam kas itu ?"

"Sukar diketahui !" jawab ibunya. "Untuk menyelidiki siapa sebenarnya engkau ini, ayahmu telah pergi menyusuri sungai ratusan lie jauhnya, menanyakan kepada penduduk di sekitar situ, kalau-kalau mengetahui siapa yang menghanyutkan anak itu. Tapi tidak ada seorangpun yang tahu ! Memang sangat aneh dan sukar dimengerti, bilamana ayahmu terbunuh kaum perampok, siapa yang menghanyutkan engkau ke kali ? Bilamana ayahmu tidak terampok, kenapa engkau kecil-kecil sudah luka parah ? Dan yang mengherankan, disekitar situ tidak terdengar adanya perampokan maupun pembunuhan...."

"Ibu, atas pertolongan ayah dan rawatanmu aku menjadi dewasa, tapi aku tidak bisa membalas guna, meninggalkan rumah, membuat ayah dan ibu bersedih, bahkan mendatangkan bencana dari kaum Pok Thian Pang, semua adalah dosa ! Oh.....ibu ampunilah anakmu yang tidak berbakti ini !"

"Anak yang baik, janganlah berkata sedungu itu ! Soal umur ada ditangan yang maha kuasa, ayahmu sudah tua, sudah seharusnya kembali kedunia baka. Tak perlu engkau sesalkan ! Yang membuat kami sedih, selama ini belum bisa melihat engkau berkumpul dengan orang tua kandungmu !"

"Ibu kenapa mengatakan soal yang menyedihkan saja ," Wan Jie turut bersuara. "Kini Tiong Giok sudah kembali soal orang tuanya itu mudah diketahui ! Lagi pula bilamana ia kembali kepangkuan orang tuanya ibu tak perlu berkecil hati, masih ada aku yang bisa merawatmu."

Orang tua itu tersenyum meringis. "Engkau salah mengartikan kata-kataku, aku bukannya sombong, pikiranku tidak sesempit itu. Bukan saja bersedih jika Tiong Giok kembali kepangkuan ibu kandungnya malahan girang !"

"Cuma saja kemana harus mencari orang tuanya itu ?"

"Kupikir soalnya mudah sekali," kata Wan Jie. "Soalnya ialah ditanda luka itu, kuyakin betul berhubungan dengan dendam Pek Suheng. Soal ini dapat kuketahui dari Suhuku atau Lo Cucong."

"Andaikata benar begitu, mungkin kita menanyakan pada mereka ?" kata Tiong Giok.

"Tak usah menanyakan pada mereka, kita bisa menanyakan pada orang lain !"

Perguruan Sejati - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang