Jilid 11

3.9K 70 0
                                    

"Aku Tan Toa Tiau ketua ranting Pok Thian Pang di Ngo liu cung," jawab Tan Toa Tiau dengan bangga.

"Eh bocah sewaktu engkau berada di Ngo liu cung tentu cecunguk ini yang menipumu bukan ?"

"Benar !" jawab Tiong Giok.

"Hm, cecunguk kecil yang tidak ada artinya, katakana padanya aku segan bicara dengannya dan suruh minggir jauhan !"

Tan Toa Tiau mendengar perkataan ini, gusarnya tak alang kepalang, dengan keras dia membentak : " Bangsat she Tong, kematianmu sudah di depan mata, untuk apa banyak cingcong lagi !"

"Hei, jangan banyak bacot !" bentak Tong Cian Lie sambil menggaplok.

Tan Toa Tiau tak merasa dongkol dipandang enteng ia menangkis sambil menyerang, tapi begitu kedua tangan bentrok, terdengar suara nyaring....Bukan saja Tan Toa Tiau tidak kesampaian melancarkan serangan, tubuhnyapun terhuyung tujuh delapan langkah. Dan terus memuntahkan darah dari mulutnya.

Tok Kay Pong dan Kam Kong segera turun tangan. Tong Cian Lie melancarkan pukulan geledeknya, membuat suara dasyhat susul menyusul dan membuat goyang seisi rumah. Dalam suasana hiruk pikuk dari perkelahian terdengar suara seorang berseru keras. "Celaka.....rumah ini mau roboh !" Menyusul berkelebat sesosok tubuh dari dalam kamar dan terus berlari keluar. Dari potongan tubuhnya bisa dikenal orang itu adalah sisaudagar emas yang mengaku bernama Cian Bouw.

Tok Kay Pong dengan cepat menghadang Cian Bouw sambil membentak: "Mau kemana ?"

"Jangan merintangi aku !" kata Cian Bouw, rumah ini akan rubuh aku bisa mati tertimpa puing-puing. Kamu tahu sendiri manusia mati hanya sekali, masakan aku disuruh mati lagi !" sambil berkata lengannya menyerang kepada Tok Kay Pong.

Sedikitpun Tok Kay Pong tak berpikir bahwa saudagar itu mempunyai pukulan yang keras dan tidak berada dibawah kekuatan Tong Cian Lie. Karena lalainya hampir-hampir ia menderita kerugian besar, cepat ia menarik senjatanya melindungi diri dan mundur. Serangannya si saudagar membawa dirinya keluar pintu losmen dan terus ia ngacir dengan sekencangnya.

"Bocah ! Ikuti orang itu !" perintah Tong Cian Lie kepada Tiong Giok.

Baru saja Tiong Giok keluar losmen, Tok Kay Pong mengejarnya dari belakang.

Sementara itu Tan Toa Tiau biarpun sudah menderita luka, maju lagi kemedan pertempuran membantu Kam Kong. Hal ini tak membuat keder sedikitpun pada Tong Cian Lie, dengan tenang ia melancarkan ilmu pukulan geledek dengan keras, dan bertubi-tubi. Kam Kong maupun Tan Toa Tiau selangkah demi selangkah terrdesak mundur, mereka berkelahi dari dalam losmen sampai kejalan besar. 

Kam Kong dan Tan Toa Tiau tidak sanggup melayani musuhnya, tanpa berjanji lagi, melancarkan langkah seribu. Tong Cian Lie tidak mengejar, ia membiarkan kedua musuhnya itu lari, ia kembali kedalam losmen menantikan Tiong Giok.

Sementara itu Tiong Giok yang mengejar Cian Bouw, biarpun menggunakan seluruh kekuatan tak berhasil mencandaknya. Saking kesal ia berteriak: "Lo Cianpwee tunggu...."

"Siau ya kau boleh lari membawa dirimu, aku membawa diriku, mengapa mengikutiku ?"

"Lo Cianpwee berkepandaian tinggi, tetapi pura-pura sebagai seorang biasa, apa artinya ?"

"Siapa yang berkepandaian tinggi ? Engkau jangan salah, orang yang berkepandaian tinggi adalah Pangcu dan rombongan dari Pok Thian Pang, tak lama lagi mereka akan datang, sebaiknya lari cepat-cepat."

"Apa benar pangcu akan datang ?"

"Percaya tidaknya itu terserah padamu! Jika engkau tak ingin kembali kemarkas pusatnya meeka, sebaiknya jangan pula pergi ke Tiat po, kuyakin kedatanganmu tidak akan membawa kebaikan ! Nah kata-kataku sudah selesai kuucapkan, engkauboleh resapkan sendiri, aku tak bisa menemui orang dan harus berlalu secepatnya dari tempat berbahaya ini, selamat tinggal !" tubuhnya berlari lagi setelah berkata dalam sekejap sudah hilang dari pandangan.

Perguruan Sejati - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang